Jisung menatap Tuannya tak percaya. Bahkan ia nyaris tak berkedip. Hibrid sejenis pengerat itu bahkan mengeluarkan ekspresi lucu dengan mulut berbentuk O. Membuat Minho gemas sekali untuk sekedar mencuri satu kecupan dari Jisung.
"Bioskop ?" Ulangnya dengan nada tidak yakin.
"Hmm. Tapi mengingat hibrid sepertimu, aku tidak yakin jika kau memiliki metabolisme tubuh yang bagus dan kuat."
Sedikit rasa kecewa bersarang di hati Jisung hingga satu pikiran melintasi otaknya. "Kalau Minho-ssi mau, ada satu acara televisi malam yang sangat ingin aku tonton malam ini. Tapi aku yakin Minho-ssi tidak akan membiarkanku menonton hingga larut malam."
Minho mengerti arah bicara ini. Kenapa tidak sekali ini saja mereka bergadang hingga larut malam ? Toh mereka saja tidak pernah melewati batas jam tidur.
"Baiklah aku akan menemanimu, bagaimana kalau kita juga memesan popcorn dan cola agar terasa di bioskop asli ?"
Jisung mengangguk setuju. Minho mengangguk. "Oke aku akan memasak popcorn. Kau -tuangi Coca cola ke gelas. Jangan sampai tumpah."
"Aye, aye, Captain! Itu bisa di atur!" Seru Jisung dengan membusungkan dadanya ke depan lalu memukulnya. Minho menggelengkan kepalanya melihat betapa bocah nya hibrid bajing di depannya.
Saat ekor lucu itu bergerak ke sana kemari, dia tak habis pikir. Bagaimana bisa orang jahat -seperti kemarin- tega menodai hibrid polos dan lugu seperti Jisung ? Kalau saja Minho di sana, di tkp itu, sudah habis preman itu oleh kedua tangan Minho.
Sekarang posisi mereka bersebelahan, dengan Jisung memeluk erat tempat popcorn, tangannya sibuk meraba popcorn dan memasukannya ke dalam mulut. Minho di sebelahnya memilih menyeruput pelan coca cola dingin.
Mata mereka berdua tertuju sepenuhnya ke layar televisi yang sedang menampilkan film yang sangat ingin Jisung tonton.
Ternyata film horror.
Jika Minho berekspektasi Jisung akan memeluknya dan menyembunyikan wajah imutnya di balik punggungnya, maka kata kata ekspetasi tak sesuai relita sekarang menghantam pikiran Minho.
Nyatanya yang sedang tak berani melirik layar televisi untuk sekedar mengetahui jalan cerita, dan malah sibuk menundukkan kepala adalah Minho. Sedangkan Jisung ? Dia menikmati setiap bagian yang tersajikan di depan tanpa sekalipun terkejut karena jumpscare jumpscare film tersebut.
"Kau sangat menyukainya ?" Tanya Minho tidak nyaman dengan setelah jumpscare hard di tampilkan.
"Ndee~~~, Film ini sangat keren." Puji Jisung tanpa menoleh ke Minho. Si manis sibuk mengunyah popcornnya dan berhenti mengunyah saat jumpscare muncul lagi.
Minho yang tidak sengaja melihat ke arah televisi, langsung memeluk hibrid di sebelahnya.
Grep
"Minho-ssi ?" Panggil Jisung tak mengerti kenapa Minho memeluknya tiba tiba.
"Diam! Ini kulakukan supaya kau tak perlu memintaku untuk memelukmu jika ketakutan."
Jisung menahan tawanya. "Aku tak apa. Aku tidak takut." Tangannya si mungil mengelus sebelah pipi Minho. Kepala Minho bersender dengan nyaman di bahunya tanpa memperdulikan Jisung kembali larut dalam tontonan nya.
Sudah 5 menit berlalu, Sejak Minho memeluk Jisung dari samping sambil sesekali dirinya melihat ke televisi. -apakah film horor itu sudah habis atau belum-
Wangi badan Jisung yang menyapa indra penciumannya membuat dirinya sedikit tenang dan rileks.
Jisung berseru kecewa saat film itu berakhir, karena bagi Jisung endingnya sungguh menggantung.
"Aku mau membuat petisi." Seru Jisung kesal.
"Aku juga." Timpal Minho.
"Bagaimana endingnya tidak sesuai ekspetasi ? Seharusnya mereka hidup bahagia." Omel Jisung seperti emak emak yang sedang menonton drama india.
"Kenapa Uke yang ku sukai tidak sesuai ekspetasi ? Seharusnya dia berteriak takut saat menonton horror."
"Apa ?"
"Lupakan." Minho membuang wajahnya sedikit malu karena Jisung tidak menangkap maksud perkataannya. Jisung benar benar lemot di saat tidak tepat.
"Minho-ssi!" Dengan wajah memelas. "Barusan kamu berkata apaa ?"
"Tidak lupakan. Ini sudah larut. Ayo tidur." Minho bangkit duluan meninggalkan Jisung yang sibuk mematikan televisi.
"Minho-ssi," Panggil Jisung ikut menaiki tempat tidur. Sedangkan yang di panggil tak sedikitpun menoleh ke arah Jisung.
"Sudahlah Jisung. Ini sudah tepat pukul 1 malam, aku lelah." Balas Minho terdengar lelah.
"Oh, baiklah." Perlahan telinga bajing Jisung menurun, ia memutar badan. Ikut tidur dengan cara memunggungi satu sama lain.
Saat Jisung hampir terlelap, sepasang tangan memeluknya dari belakang. Jisung tersenyum dalam tidurnya.
"Jaljayo, jangan lupa memimpikan aku Jisung-ah."
Jisung menghampiri Minho di pantry dengan senyuman luar biasa mencurigakan. Si manis sudah mandi dan wangi.
"Minho-ssi!" Panggilnya.
Minho tidak bohong kalau Jisung terlihat seperti pepatah ada udang di balik batu. Tapi Minho memilih pura pura tidak tahu, dan sibuk memotong buncisnya.
"Aku tau Minho-ssi mendengarkan Icung. Nanti malam kita nonton lagi ya ? Besok Minho-ssi libur kan ? Kan ?" Tanya Jisung sambil bergelayut manja di pinggang Minho.
Sebenarnya Minho tipikal lemah melihat sesuatu yang uwwu uwu seperti Jisung. Tapi mengetahui film yang di maksud Jisung adalah Film horor lagi. 'Oke, itu tidak lucu sama sekali.' Batin Minho bergidik ngeri.
"Jisung-ah." Minho mencoba mencari cara agar Jisung berhenti memintanya untuk menemani menonton film horror.
"Aku besok ada jam." Bohong. Jatah Minho kuliah hanya 5 hari, dan 5 hari itu sudah lewat.
Si manis melengkungkan sudut bibirnya ke bawah. "Aku akan meminta Hyunjin menonton bersamaku."
Minho ? Dia mendadak panik.
"Kau tidak merasa bersalah kalau nanti akan menganggu quality time Hyunjin dengan Jeongin ?"
"Tapi aku sedang ingin Minho-ssi. Dan malam ini adalah kelanjutan film sebelumnya." Jisung rasanya ingin menangis. Tapi melihat lama ke wajah yang lebih tinggi, ia sadar.
Kenapa dia begitu ngontot meminta sesuatu ke Minho ? Yang notabenenya hanya Tuannya ? Memang Jisung siapa ?
Mendadak Jisung menjadi melankolis.
"Tidak jadi." Ujar Jisung cepat. "Minho-ssi akan memasak apa ?"
"Makan siang nanti."
"Biar Icung bantu."
Jika Minho menduga, Jisung sedang mencari perhatiannya agar nanti malam Minho mau menemani Jisung. Maka 100% Minho salah, si manis tidak lagi keras kepala untuk meminta menonton film.
Hingga hampir masuk jam film itu akan tayang, si manis sibuk membaca buku ekonomi di atas ranjang Minho.
Minho yang sedang membawa 2 mug sedikit mengernyitkan alisnya mendapati Jisung ateng di atas kasurnya.
"Kau tidak menggodaku untuk bisa menonton ?"
"Menggoda apa Minho-ssi ? Ayo tidur. Icung mengantuk." Jisung meletakkan buku itu di meja kecil di samping ranjang Minho. Lalu berbaring tanpa perduli Minho terus menatapnya tajam.
"Kau tidak tertarik menonton ?Aku sudah berubah pikiran." Pancing Minho. Tapi yang ia dapatkan hanya gelengan lemah.
"Minho akan capek, Icung tak mau egois."
"Tidak apa. Besok.... sebenarnya aku akan libur." Aku Minho.
Jisung langsung tersenyum lebar, hibrid manis itu segera turun dari tempat tidur Minho.
"Tapi dengan syarat, kau duduk di pangkuanku."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea -мιnѕυng- [√]
FanfictionMinho, hibrid aneh titipan Hyunjin, dan perasaannya yang aneh. Minsung! BxB! Rated : M Started ; 26 Februari 2019