2 Demam

7.1K 1.1K 67
                                    

Sarapan yang pagi tadi dia buat ia letakkan di atas meja kecil di samping ranjang, tangannya membuka bungkus plester penurun demam, lalu menempelkan plester penurun demam itu ke dahi Jisung.

Jisung mengumam tak jelas saat plester yang memiliki hawa sejuk itu menempel dahinya. Matanya terbuka pelan, dan ia merunduki visual Minho yang rapi terlihat begitu tampan di mata Jisung.

"Ma-maaf." Ujar Jisung lemah.

"Jangan meminta maaf terus. Gue muak dengar nya,"

"Ma-" Jisung dengan cepat membungkam bibirnya.

"Gue baru sadar, pipi lo tembem, di tambah telinga bajing lo. Lo imut."

Pipi Jisung yang awalnya sudah merah akibat demam, tambah memerah mendengar pujian dari Minho.

Tangan Minho bergerak mengelus rambut Jisung. Jisung memejamkan matanya, menikmati tangan lebar itu mengelus rambutnya. "Gue berangkat kuliah dulu, jangan nakal oke ?" Kata Minho tiba tiba dengan nada lembut.

Jisung mengangguk kecil. Matanya mengerjab ngerjab lucu.

..
..
..
..

Minho membuka pintu kamarnya, ternyata susu dan sarapan pagi yang ia buat tidak tersentuh sama sekali oleh Jisung. Sedangkan Jisung asyik bergerak gelisah di atas ranjang.

"Kenapa nggak di habisi ?" Tanya Minho membuat Jisung tersentak kaget.

Jisung menatap Minho dengan tatapan takut.

"Benarkah ini untuk Jisung ?" Tanya Jisung menatap Minho berbinar binar.

"Iya, sana habiskan."

Jisung mencoba bangkit dengan melawan rasa pening yang menderanya. Dengan susah payah Jisung meraih nampan itu.

Minho yang melihat itu merasa sedikit bersalah, dia segera membantu Jisung meraih nampan tersebut.

Dengan hati hati Minho membantu Jisung untuk bersender di kepala ranjang.

"Terima kasih, Tuan. Kamu sangat baik ke Jisungie yang merepotkan ini." Tutur sang manis tersenyum lemah ke Minho.

"Ayo, habiskan dulu makanannya. Sini biar aku suap." Minho mengambil alih nampan dan menyendokkan nasi berserta bacon.

"Jisung bisa-"

"Bisakah kau tidak membuat ini sulit ? Tinggal duduk diam dan menerima, apa begitu sulit untuk kau lakukan ?" Tanya Minho sinis saat Jisung ingin mengambil alih.

"Maaf," Jisung menundukkan kepalanya.

Jisung tidak sadar, Minho tidak lagi memakai kata Gue-Lo melainkan aku-kau di tambah sekarang Minho sudah memikir ulang untuk menampung Jisung.

"Buka mulutnya." Perintah Minho. Dengan menurut Jisung membuka mulutnya lucu.

Saat makanana itu masuk ke dalam mulut Jisung, pipi Jisung yang awalnya sudah bulat tambah bulat akibat makanan itu. Minho tak bisa menahan diri untuk tidak mencubit pipi Jisung.

Jisung memejamkan matanya saat Minho mencubit pipinya. Dia susah pasrah kepada Minho, setelah Minho mau memperbuat apa ke dirinya.

"Mungkin kau akan bosan setelah ini, tapi aku tidak akan bosan untuk mengatakan kau benar benar imut sung."

Jisung membuka kedua matanya, pemandangan Minho tersenyum ganteng membuat jantungnya berpacu berdegup begitu kencang.

"Ayo makan lagi, setelah itu kau harus minum obat." Perintah Minho kembali menyuapi Jisung.

Azalea -мιnѕυng- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang