7 Kawin

5.7K 902 28
                                    

Jisung menggigit bibir bawahnya bingung, ia meraba raba lehernya. Pikirannya melayang kembali dimana mereka menonton film horor untuk kedua kalinya.

'Minho-ssi menggigit tengkukku, apa aku dan Minho-ssi sedang kawin seperti kata Bunda ?' Itulah pikiran yang terus ia pikirkan. Sedangkan sang pelaku sudah terlelap pulas di sebelah Jisung.

Karena rasa penasaran memenuhi kepalanya. Si mungil menyerah. Ia bangkit dan segera meminjam hape Minho tanpa izin. Jari mungilnya dengan lincah mencari kontak dengan nama Hyunjing (?) nickname khusus Minho untuk Hyunjin. Untuk menjaga kesehatan telinga dan tak terkena tuli dini akibat teriakan maut Hyunjin.

"Yak! Minho, lo gila ?" Seru Hyunjin memotong kalimat halo Jisung. Dengan sangat terpaksa Jisung menjauhkan hape Minho dari telinganya.

"Ini aku..bukan, Tuan Minho. Jangan mengomel idiot." Jawab Jisung setelah puas mendengar bibir dower itu mengomel tentang jam malam.

"Ada apa ? Jisung-ah, apa kau tidak lelah ? Ini sudah hampir masuk pukul 2 pagi." Jerit Hyunjin setengah gemas di ujung telpon.

"Aku ingin bertanya Jin, ini penting."

"Tidur juga penting untuk merawat kulit wajah, dan mengembalikan sel sel ketampananku, Sung." Balas Hyunjin dengan nada merengek di ujung telpon.

Jisung memutar bola matanya malas.

"Baiklah, kita percepat. Tengkukku di gigit Minho-ssi tadi -Maksudku, apa aku dan dia ah maksudnya kami sedang kawin ?" Tanya Jisung berbelit belit.

Butuh waktu lama Hyunjin mencerna perkataan Jisung, namun detik kemudian Hyunjin menepuk jidat nya setelah memahami kalimat Jisung.

'Astaga, Bundelan hooman itu. Hormonnya nggak ketulung.' Batin Hyunjin mengumpat dalam hati.

"Ah, bagaimana mau menjelaskannya, ini agak sulit."

"Ayo permudah Jin-ah, ini sudah malam. Aku sudah mengantuk." Rengek Jisung pelan. Dia takut membangunkan Minho.

"Terus kenapa kau menelponku hampir subuh ????"

"Aku tidak sedang ingin berdebat." Jawab Jisung cepat. Dia lelah. Menunggu Hyunjin yang begitu bertele tele.

Hyunjin menghela nafas sebentar sebelum membuka mulut untuk bicara lagi.

"Kalau dalam konteks manusia, itu bukan kawin. Engggh itu di maksud dengan kata .... bercumbu."

"Oh,"

Biip

Jisung mematikan sabungan telpon sepihak dan kembali dalam posisi tiduran. Matanya menatap lurus ke wajah Minho yang sedang tertidur.

Wajah tuannya begitu tampan walau sekarang suasana kamar begitu minim cahaya.

..
..
..
..
..

"Hey, kenapa wajah lo berantakan ?" Minho terkikik saat melihat wajah Hyunjin terlihat kurang tidur. Matanya kelihatan lelah, mungkin bisa di ibaratkan lampu yang 5 watt.

"Salahkan hibrid lo menelpon malam malam. Ck," Gerutu Hyunjin kesal.

Minho memicingkan matanya, baru saja hendak berbicara. Yeoja cantik menghampiri kedua namja tampan itu.

"Minho-ah." Panggil yeoja berkulit pucat.

Minho dan Hyunjin segera memutar kepala ke samping, yeoja itu tersenyum lalu mendekatin mereka berdua.

"Ah, selamat pagi Dahyun Noona." Sapa Minho.

"Nanti jadikan kita bertemu ?"

Minho langsung mengangguk cepat di sertai senyuman. "Tentu saja, aku akan menjemput Noona."

Azalea -мιnѕυng- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang