I

85 10 0
                                    

Sebenarnya Yiren tidak suka terlalu sering berada di café milik temannya ini, dia terlalu sering menemui makhluk mitologi jahat yang akan menggoda atau memaksanya. Tapi bagaimana lagi, Yiren dan kakaknya punya hutang budi banyak pada temannya ini.

“Kenapa gusar sekali sih?” seorang pemuda meletakkan orange juice dan waffle di meja Yiren kemudian duduk santai didepan cupid itu. Pemilik café yang bernama Lee Euiwoong ini memang banyak berhubungan dengan makhluk jahat, dia juga sering berkelahi dengan mereka.

“Ck, aku tidak suka dengan pergaulanmu itu Ung. Kau ingat kan awal permasalahanku dengan Hyungseob oppa itu dimulai dari café mu?”

“Hebat kan café-ku.” Euiwoong tersenyum bangga.

Yiren menghela nafas panjang, mulutnya hampir berbusa setiap hari menasehati demigod yang sama sekali tidak kenal rasa takut ini. Bagaimana lagi, Euiwoong adalah anak dari dewa Ares (dewa peperangan) tapi ibunya manusia, jadilah dia demigod (setengah dewa) yang paling sering mendapatkan musuh. Yireon minum orange jus kesukaannya tanpa sadar Euiwoong memperhatikannya.

“Aku memberimu waffle ini tidak gratis lho.”

“Hm?” Yireon berhenti menyedot jus nya, ia sudah merasakan hal yang buruk.

“Aku butuh anak panah-mu.” Kata Euiwoong dengan ekspresi yang berkebalikan dari sebelumnya, kali ini ia terlihat serius.

Sebenarnya Yiren tidak terlalu terkejut, dia sudah menyangka suatu saat Euiwoong akan menyusahkannya. Tapi dia penasaran dengan siapa Euiwoong jatuh hati. Setahunya Euiwoong tidak terlalu menaruh perhatian pada gadis, yang dia pedulikan hanya perkelahian saja.

“Kau cara kerjanya kan? Masalahku dengan Hyungseob oppa dari dulu sampai sekarang karena anak panah ini.” kata Yiren mencoba memperingatkan

“Itu karena kekasihmu kuno sekali.”

“Kurang ajar.” Yiren melempari Euiwoong dengan kotak tisu sementara yang dilempari hanya tertawa. Yiren mengambil busur panah entah dari mana, tiba-tiba ada saja di tangan Yiren.

“Pada siapa ku beri nama busur ini?”

“Jang Wonyoung, dia nimfa. Aku mau istri yang cantik seperti dirimu Yireon, tapi aku tidak mau keturunan dewa eros sepertimu. Aku mau seorang nimfa saja.”

“Ok, tapi temukan dulu nimfa mu. Aku akan menyimpan busur ini.”
Yireon menuliskan nama Euiwoong diujung busur cintanya sementara Euiwoong tersenyum ketika namanya telah terukir disana. Euiwoong sebenarnya sudah mengincar peri cantik yang telah menetap di bumi, tapi dia tidak yakin rasa cintanya akan diterima. Euiwoong terdiam sambil menatap Yireon kemudian matanya melihat pegawai café nya yang sedang bekerja. Namanya Justin dan dia salah satu alasan kenapa café Euiwoong ramai oleh para gadis, ya karena Justin itu tampan dan terlihat cool. Tapi fokus besar Euiwoong tertuju pada gadis yang bersama Justin, gadis yang memesan sesuatu. Namanya Wonyoung dan dia adalah seorang nimfa.

“Aku mau dia Yiren.”

“Siapa?” Yiren mengikuti arah mata Euiwoong, dia langsung melihat seorang gadis yang duduk sambil memesan. Yiren menyiapkan panahnya, ia menempatkan busur panahnya dengan sempurna.

“Kau yakin kan Yiren? Salah-salah kau malah mengenai Justin.” Kata Euiwoong

“Tenang, aku profesional.”

“Profesional? Yah sampai menusukkan panah sendiri ke dirimu.”

“Tidak usah diungkit, jika aku tidak jago juga tidak masalah. Karena busur para cupid tidak pernah meleset, dia akan terbang sendiri.” Yireon menarik panahnya, dia langsung melepaskan busur itu dan melesat sempurna. Terbang melewati beberapa orang kemudian mendarat di hati seorang gadis.

“Argh…”
Pekikan mendadak gadis itu membuat seluruh café tercekat, gadis itu terlihat kesakitan sambil memegang dadanya dan nafasnya bergerak tidak teratur. Sesaat kemudian ia ambruk.

“YIREN.” Euiwoong menatap murka Yiren, cupid cantik itu masih melongo dengan kejadian mendadak didepannya. Bagaimana tidak marah, bukan mengenai Wonyoung yang sedang bersama Justin tapi malah mengenai gadis yang baru saja masuk ke café. Busur panahnya meleset, ia yakin anak panah cupid tidak pernah meleset. Ketika orang-orang menolong gadis itu, mereka berdua malah pergi ke sisi café yang lain.

“Tenang Euiwoong, ini juga pertama kalinya aku membuat kesalahan. Seharusnya ini tidak pernah terjadi.”

“Tapi nyatanya itu terjadi. Aku tidak mau Wonyoung malah…”

“Kau bisa diam tidak sih? Ini sangat aneh kau tahu, seharusnya tidak ada yang bisa merasakan panah itu kecuali cupid sendiri. Dia tidak seharusnya merasakan apapun apalagi sampai kesakitan seperti tadi.”

Yiren menatap Euiwoong, ia agak takut juga jika temannya itu mendadak jadi marah begini. Yireon pun segera terbang pergi setelah menyuruh Euiwoong mencari tahu tentang gadis tadi. Euiwoong menghampiri Justin yang sedang menunggu pesanan untuk dia antarkan.

“Gadis tadi kenapa?”tanya Euiwoong basa-basi

“Entah, seperti asma tapi setahuku dia tidak punya asma. Tapi dia sudah di bawa ke klinik depan café kita.”

“Namanya siapa?”

“Coba hyung ikuti dia, bagaimana pun juga hyung kan yang punya café ini.” sebenarnya Justin kenal gadis yang tadi, tapi dia hanya ingin melihat reaksi Euiwoong saja.

“Kau dan Wonyoung ada hubungan apa?”

“Ne?” Justin mengerutkan dahinya bingung, tapi Euiwoong tidak bodoh sampai tidak bisa melihat alasan utama Wonyoung setiap hari datang untuk duduk di café-nya. Euiwoong berharap Justin memang tidak suka dengan Wonyoung, jadi dia bebas untuk mendekati Wonyoung. Justin yang akan menjawab pertanyaan Euiwoong mengurungkan niatnya ketika seorang pelanggan memanggilnya. Euiwoong akan melupakan tentang Justin sementara, dia akan menyusul korban busur cinta nyasar tadi ke klinik.
Belum sempat Euiwoong bertanya pada resepsionis klinik, ia sudah melihat gadis tadi sudah terlihat sehat.

“Tunggu.” Euiwoong menahan tangan gadis itu sehingga yang di pegang agak kaget.

“Ne?” gadis itu akan terlihat marah tapi dia segera terpesona oleh Euiwoong, Euiwoong tidak bisa di katakan jelek, tampan malah.

“Aku pemilik café di depan, apa kau baik-baik saja?”

“Oh, ne. gwaenchana.”

“Namaku Lee Euiwoong.” Euiwoong tersenyum sambil mengulurkan tangannya, dan senyum manis itu mendadak membuat jantung si gadis jadi berdetak terlalu kencang.

“Kim… Kim Minju.” Dengan malu gadis itu menyambut uluran tangan Euiwoong. Euiwoong tidak menampik jika Minju juga cantik, sangat cantik malah, tapi dia masih menginginkan Wonyoung. Masalahnya bukan fisik, tapi hati, maaf saja.
.


.
.
.
.
Gimana chapter awalnya?  Udah greget belum?  Kurang apa nih? Setidaknya tinggal kan saran,  kesan dan pesan supaya cerita nya berlanjut. Kalian juga bisa cerita ku yang lain yang judul nya 'Finesse' karena itu awal mula cerita ini. Thanks

RETURN (Finesse Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang