X

32 7 3
                                    


Melihat kelopak sakura yang jatuh berguguran mengingatkan Hyungseob kepada Yiren, Hyungseob penasaran apa yang dilakukan Yiren sekarang. Yiren yang beberapa hari lalu bilang harus pergi untuk menyelesaikan misinya, Hyungseob percaya, dia memang selalu mempercayai Yiren.

“Fufufu.” Seorang gadis tiba-tiba mendekati Hyungseob yang tengah duduk di taman sendirian

“Seorang witch tidak muncul di siang hari.” Gumam Hyungseob menyadari jika gadis itu adalah Xiyeon, ia memang agak takut tapi mencoba bersikap seperti menghadapi manusia biasa.

“Diluar dugaanku sayang, aku kira kau sedang bersedih hati. Kau baik-baik saja tanpa Yiren.”

“Apa maksudmu?”

“Coba cari tahu sendiri.” Xiyeon tersenyum “Aku dan saudariku selalu menunggumu, jika butuh kami maka kami akan datang secepatnya.”

“Aku tidak butuh kalian.”

“Tidak sekarang, ini belum dimulai.” Xiyeon melangkahkan kakinya ke kerumunan banyak orang kemudian menghilang. Sedikit demi sedikit air hujan turun dengan teratur, cuaca sedang berubah ekstrem rupanya. Hari yang dikira akan selalu cerah seperti hari ini saja tiba-tiba didatangi hujan.


Tidak peduli pada hujan lebat dan petir yang menyambar, Hyungseob tetap berlari ditengah hujan. Ia berdiri ditengah lapangan, meski dia tahu akan tersambar.

“DIMANA YIREN-KU?” teriak Hyungseob pada langit. “SIALAN KALIAN, DIMANA YIREN!!”

Hyungseob kalap, ia menatap langit tajam, tatapan mengintimidasinya cukup menggetarkan.

“Ahn Hyungseob.” Entah dari mana datangnya, Takada Kenta muncul tepat didepan Hyungseob. Hyungseob menatap Kenta tajam, dan hal itu berhasil menciutkan nyali Kenta yang tidak pernah melihat tatapan segelap ini.

“Berjanjilah kalau akan menerimanya, jika kau kalap, Zeus akan menyambarmu.” Kata Kenta. Hyungseob tidak ingin bersuara, tatapannya sudah memancarkan segala kegelapan yang membuat semua makhluk bahkan dewa pun menunduk takut.

“Wang Yiren… sudah tewas dalam tugasnya.” Intuisi Hyungseob benar, ada yang patut dipersalahkan dalam hal ini. Seorang manusia dengan ketamakannya yang mempunyai sisi dewa yang membuatnya berkuasa.

Apa kabar dengan perasaan Hyungseob? Ia hancur lebih dari partikel apapun, ia menangis dalam diam, mengingat cupid ceria yang mencerahkan harinya. Satu-satunya makhluk yang membuat hatinya menghangat dan kini hatinya kembali dingin. Lebih dingin dari dinginnya kematian dan lebih suram dari kegelapan.

~

Warna mata biru metalik pada mata Hyungseob cukup mempertegas niatnya mengundang dua lo lo  kerumahnya. Ia biarkan kedua witch itu menggerayangi badannya.

“Kami butuh tuan kami Hyungseob.” Bisik Xiyeon pada telinga Hyungseob kemudian mencium pipi Hyungseob, Hyungseob hanya melirik Xiyeon kemudian meneguk whiskey didepannya.

“Tidakkah kalian sadar jika sekarang aku tuan kalian?” mata Hyungseob menatap tajam Xiyeon.

“Tidak mungkin.” Kyla yang sedari tadi memperhatikan mulai mendekati Hyungseob. “Kau mendapatkan kekuatan tuan kami?”. Seperti mengiyakan pemikiran Kyla, Hyungseob hanya diam dan membiarkan tato dari lehernya menutup seluruh badannya.

“Katakan, apa yang harus aku lakukan?” Tanya Hyungseob

“Ini permulaannya sayang.” Kyla ikut duduk di samping sofa “Jayakan lagi para witches dan ramaikan lagi lautan dengan para sirent dan malapetaka.”

“Akankah itu membuat Euiwoong hancur?” pertanyaan Hyungseob mendapatkan senyuman miring dari Xiyeon dan Kyla.

“Lautan adalah tempat tinggal para Nereid dan Minju itu Nereid. Jika kau menyakiti Minju, kau membuat Euiwoong hancur dua kali lipat.”

RETURN (Finesse Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang