IV

27 7 3
                                    

Euiwoong meletakkan milkshake di meja Minju.

"Euiwoong-shhi?" Minju sebenarnya tahu Euiwoong adalah pemilik café yang sering dia kunjungi, tapi dia tidak menyangka Euiwoong tiba-tiba duduk di depannya.

"Milkshake coklat ini gratis untuk gadis yang semanis coklat ini" perkataan Euiwoong sukses membuat Minju merona, Minju juga tidak tahu alasannya, tapi dia sudah menyukai Euiwoong dari awal mereka bertemu. Seperti fallin' in love in one sight.

"Kau kesini selalu sendirian ya?"

"Ya tergantung. Aku... senang kau mau menemuiku." Kata Minju pelan

"Kenapa tidak? Aku kan suka menemui gadis cantik. Kau bersekolah di SMU wanita yang banyak idol nya itu ya?"

"Kenapa? Kau mau akau kenalkan pada teman-temanku?"

"Tidak usah, aku yakin tidak ada yang secantik dirimu." Euiwoong terus melayangkan rayuannya, ia terlalu ahli dalam merayu sementara Minju masih gadis polos yang tidak pernah bertemu brengsek seperti ini sebelumnya. Semoga Minju selamat dari terkaman buaya satu ini.

"Ngomong-ngomong..." Euiwoong memecah keheningan selama beberapa menit mereka saling terdiam karena Minju yang sedang menetralkan detak jantungnya.
"Mungkin kita bisa bertemu lagi."

"Ya, aku memang sering datang ke sini..."

"Bukan, maksudku yah... kita pergi ke suatu tempat lain. Kau tidak sibuk kan?"

"Ya, mungkin." Minju tak berani melihat Euiwoong, seminggu ini paling Euiwoong hanya mengiriminya pesan chat setiap pagi sekedar mengirimkan daily quotes yang berhasil membuatnya tersenyum. Mereka memang sempat bertukar nomor ponsel ketika di klinik. Tapi kini Euiwoong terang-terangan mengajaknya jalan-jalan atau dalam penafsiran Minju berkencan. Minju terus menggigit sedotannya untuk mengatasi rasa gugupnya.

"Kalau kau sibuk tidak masalah, mungkin lain kali sa..."

"Tidak tidak, aku bisa." Minju benar-benar tidak bisa berlaku jual mahal didepan Euiwoong
Senyum Euiwoong mengembang manis karena ekspresi Minju.

"Minggu ini bagaimana?"

"Ya, terserah." Minju masih belum berani melihat Euiwoong, dia melihat jam di pergelangan tangannya. "Aku pulang dulu."

"Aku antar ya."

"Tidak usah." Minju menggeleng cepat kemudian keluar dari café setelah sempat saling tersenyum pada Euiwoong. Sementara Euiwoong yang masih di café malah melamun sambil melihat meja Minju.

"Ternyata mudah sekali." Gumam Euiwoong.

"Hyung." panggil Justin yang sedang membersihkan meja kemudian menatap Euiwoong. "Aku baru tahu kau kenal dengan Minju nuna."

"Iya, sudah seminggu lalu kami saling bertukar nomor. Kenapa?"

"Aku kira kau menyukai Wonyoung." Perkataan Justin berhasil membuat Euiwoong kaget, ia jadi mengikuti Justin yang mengambil pesanan.

"Maksudmu apa bicara begitu?"

"Memang kenapa?" Justin mulai merasakan hal aneh pada Euiwoong.

"Kalau di tanya itu di jawab, bukan malah balas menanya."

"Ya karena Wonyoung itu suka padaku, tapi aku tidak menyukainya."

Perkataan Justin membuat Euiwoong membeku di tempat, ia hanya memandangi Justin yang bekerja cukup lama. Ternyata intuisinya benar, Wonyoung sering datang ke café nya memang ada maksud khusus. Euiwoong agak merasa tersaingi oleh Justin, dia pikir dia sudah di kalah kan oleh manusia biasa semacam Justin.

"Apa-apaan aku ini, kenapa aku malah mirip Kenta hyung saja." Euiwoong menggeleng, menyingkirkan pikirannya yang sudah mirip Kenta. Pemikiran seperti itu yang membuat dunia semakin rumit hanya karena status yang tidak menjadi pusat segala-galanya itu. Euiwoong kemudian teringat Minju, ia segera mencari mobil dan memacunya dengan cepat ke halte. Ia hampir saja terlambat ketika bus datang dan Minju akan menaikinya.

"KIM MINJU." Euiwoong turun dari mobilnya, ia menarik tangan Minju yang sedikit lagi akan naik bus.

"Ne?" Minjung sangat terkejut karena kehadiran Euiwoong yang tiba-tiba

"Biar aku antar ya."

"Tidak usah, aku naik bus saja."

"Aku sudah membawa mobil sampai sini, tolong." Melihat Euiwoong yang memohon begitu membuat Minju tidak tega. Ia melihat mobil Euiwoong yang terparkir tak jauh dari halte kemudian ia tersenyum.

"Ok." Minju dan Euiwoong akhirnya pulang bersama. Kehidupan Euiwoong memang bergelimpang harta karena ibunya yang pekerja keras, bahkan ia sendiri sudah punya café di usianya yang belum 20 tahun. Menuruni bakat bisnis dari ibunya, tapi juga menuruni bakat berkelahi dari ayahnya. Ia belum merasakan pahitnya kehidupan, makanya dia sangat santai menjalani hidupnya.
.
.
.
.

Tbc or end?
Mungkin sosok Euiwoong itu terlalu perfect disini, dia bergelimangan harta dan dia juga orang yang special, beda banget sam Hyungseob yang biasa aja. #cium Hyungseob

RETURN (Finesse Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang