IX

29 7 1
                                    

Melihat kelopak sakura yang jatuh berguguran mengingatkan Hyungseob kepada Yiren, Hyungseob penasaran apa yang dilakukan Yiren sekarang. Yiren yang beberapa hari lalu bilang harus pergi untuk menyelesaikan misinya, Hyungseob percaya, dia memang selalu mempercayai Yiren.

“Fufufu.” Seorang gadis tiba-tiba mendekati Hyungseob yang tengah duduk di taman sendirian

“Seorang witch tidak muncul di siang hari.” Gumam Hyungseob menyadari jika gadis itu adalah Xiyeon, ia memang agak takut tapi mencoba bersikap seperti menghadapi manusia biasa.

“Diluar dugaanku sayang, aku kira kau sedang bersedih hati. Kau baik-baik saja tanpa Yiren.”

“Apa maksudmu?”

“Coba cari tahu sendiri.” Xiyeon tersenyum “Aku dan saudariku selalu menunggumu, jika butuh kami maka kami akan datang secepatnya.”

“Aku tidak butuh kalian.”

“Tidak sekarang, ini belum dimulai.” Xiyeon melangkahkan kakinya ke kerumunan banyak orang kemudian menghilang. Sedikit demi sedikit air hujan turun dengan teratur, cuaca sedang berubah ekstrem rupanya. Hari yang dikira akan selalu cerah seperti hari ini saja tiba-tiba didatangi hujan.




Tidak peduli pada hujan lebat dan petir yang menyambar, Hyungseob tetap berlari ditengah hujan. Ia berdiri ditengah lapangan, meski dia tahu akan tersambar.

“DIMANA YIREN-KU?” teriak Hyungseob pada langit. “SIALAN KALIAN, DIMANA YIREN!!” Hyungseob kalap, ia menatap langit tajam, tatapan mengintimidasinya cukup menggetarkan.

“Ahn Hyungseob.” Entah dari mana datangnya, Takada Kenta muncul tepat didepan Hyungseob. Hyungseob menatap Kenta tajam, dan hal itu berhasil menciutkan nyali Kenta yang tidak pernah melihat tatapan segelap ini.

“Berjanjilah kalau akan menerimanya, jika kau kalap, Zeus akan menyambarmu.” Kata Kenta. Hyungseob tidak ingin bersuara, tatapannya sudah memancarkan segala kegelapan yang membuat semua makhluk bahkan dewa pun menunduk takut.

“Wang Yiren… sudah tewas dalam tugasnya.” Intuisi Hyungseob benar, ada yang patut dipersalahkan dalam hal ini. Seorang manusia dengan ketamakannya yang mempunyai sisi dewa yang membuatnya berkuasa. Apa kabar dengan perasaan Hyungseob? Ia hancur lebih dari partikel apapun, ia menangis dalam diam, mengingat cupid ceria yang mencerahkan harinya. Satu-satunya makhluk yang membuat hatinya menghangat dan kini hatinya kembali dingin. Lebih dingin dari dinginnya kematian dan lebih suram dari kegelapan.

~


Warna mata biru metalik pada mata Hyungseob cukup mempertegas niatnya mengundang dua witch kerumahnya. Ia biarkan kedua witch itu menggerayangi badannya.

“Kami butuh tuan kami Hyungseob.” Bisik Xiyeon pada telinga Hyungseob kemudian mencium pipi Hyungseob, Hyungseob hanya melirik Xiyeon kemudian meneguk whiskey didepannya.

“Tidakkah kalian sadar jika sekarang aku tuan kalian?” mata Hyungseob menatap tajam Xiyeon.

“Tidak mungkin.” Kyla yang sedari tadi memperhatikan mulai mendekati Hyungseob. “Kau mendapatkan kekuatan tuan kami?”. Seperti mengiyakan pemikiran Kyla, Hyungseob hanya diam dan membiarkan tato dari lehernya menutup seluruh badannya.

“Katakan, apa yang harus aku lakukan?” Tanya Hyungseob

“Ini permulaannya sayang.” Kyla ikut duduk di samping sofa “Jayakan lagi para witches dan ramaikan lagi lautan dengan para sirent dan malapetaka.”

“Akankah itu membuat Euiwoong hancur?” pertanyaan Hyungseob mendapatkan senyuman miring dari Xiyeon dan Kyla.

“Lautan adalah tempat tinggal para Nereid dan Minju itu Nereid. Jika kau menyakiti Minju, kau membuat Euiwoong hancur dua kali lipat.”

Iya, sama seperti Euiwoong yang menghancurkan Hyungseob dua kali lipat dengan mengambil Yiren dari hidup Hyungseob. Hyungseob melirik dua witch yang berada di kanan dan kirinya, ia bahkan tidak bereaksi ketika mereka seenaknya mencium atau menyentuhnya. Dua witch itu terlampau senang karena tuan mereka yang semula berwujud monster menjadi setampan ini.
Lee bajingan Euiwoong, kau tidak akan aku lepaskan.’


~





Alunan musik yang berasal dari ponsel menemani Minju yang duduk sendirian di balkon kamarnya, ia melihat matahari yang akan kembali ke peraduannya. Sebuah memori melintasi kepala Minju, di suasana yang sama ia pernah menghabiskan sore dengan Euiwoong.

“Kau jahat.” Minju tidak bisa lagi menahan rindunya, ia benci sekaligus menginginkan Euiwoong. Ditambah warna matanya yang masih saja berwarna biru, untung ada kotak lensa yang menutup warna indah biru matanya.

“Eonni.” Suara Wonyoung diambang pintu cukup mengagetkan Minju. “Temanmu datang.” Kata Wonyoung kemudian segera menghilang dari hadapan Minju. Mereka masih belum berbaikan, masih ada luka yang membuat Minju menutup mata dan menyalahakan seseorang yang tidak bersalah sama sekali. Minju keluar kamar dan melihat seorang pemuda yang duduk, Minju tidak pernah kenal pemuda tampan yang bertamu ke rumahnya.

“Siapa?” Tanya Minju kemudian pemuda itu tersenyum, tanpa bisa menolak, Minju langsung terpesona oleh senyum pemuda misterius itu.

“Ahn Hyungseob.” Hyungseob mengulurkan tangannya. “Aku datang untuk membantumu.”

“Maaf, apa kau pihak asuransi?”

“Tidak, aku hanya pihak yang akan memberitahumu tentang jati dirimu dan alasan kenapa mata biru yang kau tutupi itu belum juga hilang.”
Perkataan Hyungseob membuat Minju ternganga, ia melihat sekitar dan berharap tidak ada yang mendengar percakapannya dengan Hyungseob.

“Bagaimana kau tahu?” bisik Minju

“Aku selalu tahu Minju. Bukankah kau mampu melakukan hal yang manusia biasa tidak lakukan? Bukankah kau bisa mengendalikan air hanya dengan pikiranmu?”
Minju tercengang, sejak mata birunya muncul memang Minju serasa menjadi makhluk aneh. Ia bisa mengendalikan apapun hanya dengan pemikirannya.

“Jika kau memang mau tahu, kita bisa bertemu lagi di pantai dekat sini. Aku selalu disana, sampai jumpa.”





~


Terbiasa dengan kekuatan yang diwariskan ayahnya dan sekarang tidak memilikinya lagi, Euiwoong hampir selalu merasa tubuhnya lemas. Ia jadi berubah, sifat sombong dan seenaknya mendadak menjadi tenang atau lebih tepatnya ia terlalu sering melamun. Euiwoong duduk di meja kasir cafenya, ia terus saja melihat foto-foto Minju di ponselnya.

“Kau masih sakit ya?” pekerja café bernama Sihyeon itu menyenggol Euiwong yang selalu terlihat lesu.

“Aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong dimana Justin?”

“Bertemu pacarnya di lantai dua.” Kata Sihyeon yang membuat Euiwoong tercengang. Euiwoong dan Justin memang dalam hubungan yang tidak baik setelah kejadian Minju, bahkan Justin memukul Euiwoong meskipun Euiwoong bos-nya. Tapi Euiwoong juga tidak bisa kehilangan Justin, ia sudah menjadi ikon tersendiri di café-nya.

Sementara Justin yang bersama Wonyoung di lantai dua yang renovasinya belum selesai masih berusaha membujuk Wonyoung.

“Tidak bisa lagi oppa, eonni terlanjur membenciku.”

“Bagaimana kalo kali ini aku yang bicara dengan nuna.”

“Tidak usah repot-repot memikirkan aku, aku bisa melaluinya sendiri. Aku datang hanya meminta kau menjaga Minju eonni, aku tidak bisa melihatnya disakiti lagi.”

Wonyoung sudah menyerah untuk mendapatkan Justin, ia beranjak dari kursi  tapi Justin menarik tangannya terlalu kencang sehingga ia terduduk lagi. Mata Wonyoung membulat sempurna karena perlakuan frontal Justin.

“Aku dan Minju nuna tidak pernah ada apa-apa, kami hanya menjaga satu sama lain karena kami sudah seperti saudara.”

“Ne?” Wonyoung berusaha memperhatikan topik Justin tapi posisinya sekarang membuat pikirannya kacau, ia benar-benar tidak fokus.

“Jadi kau harus tetap menunggu sampai aku siap membuka hatiku, aku mohon jangan menyerah padaku.”

Trauma memang sulit diatasi apalagi dihilangkan, setidaknya Justin menemukan satu alasan kenapa dia harus mengatasi traumanya satu persatu. Awalnya Justin berpikir Wonyoung kekanakan tapi dia benar-benar dibuat takjub dengan kebaiakan hatinya. Justin hanya tidak mau kehilangan orang sebaik Wonyoung meskipun ia juga harus berjuang melawan traumanya juga.

“Tunggu sebentar lagi, mengerti?” Justin berdiri, otomatis Wonyoung juga ikut berdiri. Wonyoung segera pergi setelah mengucapkan salam perpisahan kepada Justin.
.
.
.

TBC

Jadi ini Justin dan Wonyoung hanya sebagai pemanis saja, mereka hanya lewat. Hmm.. Gimana ceritanya?  Makin bosen apa makin up? Pasti typo bertebaran wkwk. Kalo ada typo bilang,  biar langsung aku perbaiki. Makasih

RETURN (Finesse Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang