VII

33 8 3
                                    

Hyungseob hanya terdiam ketika Yiren menatapnya, ia tidak ingin Yiren jadi khawatir padahal Yiren sudah banyak urusan.

"Oppa." Yiren menarik tangan Hyungseob "Kenapa kau menyembunyikannya? Ksatria kegelapan itu bukan hal yang main-main."

"Aku hanya memanggilnya sekali, selama aku tidak lupa diri dia tidak akan keluar."

"Tetap saja kita harus menghilangkan jiwanya dari dirimu."

"Iya, tenang saja." Padahal Hyungseob dan Kenta sudah pernah merundingkan hal ini, tidak ada yang bisa melepas jiwanya kecuali yang memasangnya sendiri. Hyungseob memeluk Yireon, ia mau kekasihnya itu tetap tenang.

"Kita tidur ya." Ajak Hyungseob tapi Yireon menggeleng kemudian Hyungseob bisa merasakan jika Yireon sedang menangis sambil memeluk Hyungseob semakin erat.

"Aku bisa merasakan biru metalik di tubuhmu, birunya menakutkan."

"Kita tidur saja, sayang." Ini pertama kalinya Hyungseob memanggil Yireon mesra begitu, akibatnya membuat Yireon luluh dan mengikuti kemauan Hyungseob untuk tidur daripada meributkan hal tadi. Tidak hanya Yireon, Hyungseob juga terganggu dengan perubahan tubuhnya

 Euiwoong melirik jam dinding di café nya, sebentar lagi café nya kan di tutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
Euiwoong melirik jam dinding di café nya, sebentar lagi café nya kan di tutup.

"Kenapa kau masih disini?" tanya seorang gadis yang juga bekerja di café Euiwoong, namanya Sihyeon.

"Hanya sedang memikirkan sesuatu. Apa nuna mau pulang?"Tanya Euiwoong

"Ya, apa kau memikirkan kekasihmu itu? Memangnya kalian bertengkar?"
Euiwoong hanya menggeleng kemudian membiarkan yang lebih tua pulang dulu, ia sedang tidak ingin pulang apalagi bertemu ibunya. Akhir-akhir ini ibunya bersikap menyebalkan dengan meminta Euiwoong menemui ayahnya, untuk apa? Ayahnya saja terlalu angkuh untuk mengakui Euiwoong, dia tidak mau menemui dewa Ares. Selain itu, pikirannya terjerat pada Minju.

"Bukannya aku terlalu membuatnya jatuh terlalu dalam?" gumam Euiwoong. Buru-buru ia mengunci café nya kemudian melajukan mobilnya dengan cepat. Jangan tanya Euiwoong mau kemana, dia hanya mencari cara agar pikirannya tidak kalut. Ia melambatkan mobilnya ketika melihat sosok yang tidak asing sedang berjalan sendirian di trotoar.

"Hyungseob senior." Panggil Euiwoong dari dalam mobil, yang dipanggil hanya melirik saja.
.
.

Hyungseob meneguk gelas soju keduanya ketika Euiwoong sudah mencapai gelas kelimanya, ia tahu Euiwoong belum cukup umur tapi dia rasa Euiwoong sudah terbiasa dengan minuman keras ini. Terbukti kemampuan minumnya melebihi Hyungseob.

"Bagaimana rasanya punya kekasih seorang cupid?" Tanya Euiwoong tiba-tiba, mata Hyungseob hanya mengamati Euiwoong. Dia tahu pemuda didepannya sedang dalam emosi yang buruk, Hyungseob memilih minum soju dan mengabaikan Euiwoong yang terus menatapnya.
"Aku baru sangat menyadarinya senior, kau memang punya wajah yang tampan." Euiwoong terkekeh, Hyungseob memang tidak memakai masker wajahnya karena dia pikir itu tidak perlu selama tidak banyak orang, apalagi ini sudah larut malam.

RETURN (Finesse Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang