XI

20 6 1
                                    

Mendengar tentang kematian Yireon, Lungguo hanya terdiam. Dia tahu Yireon akan dihukum tapi tidak pernah tahu hukumannya sekejam ini.

“Aku mengerti alasan Yireon mengambil hukuman mati, daripada hidup setelah menyakiti hati, akan lebih baik bagi cupid untuk mati. Tugas cupid menebar cinta, bukan sakit hati.” Kata Lungguo pada Kenta yang repot-repot mengunjunginya

“Sekarang yang aku dengar Hyungseob telah mengalahkan ksatria kegelapan dan mengambil semua kekuatannya. Aku rasa dia akan melakukan hal yang mengerikan.”

“Hyungseob?” Lungguo mengerutkan dahinya. “Artinya jiwa Hyungseob lebih kuat dari kegelapan kan?”

“Benar Lungguo, dan kita sama-sama tahu ksatria kegelapan dikalahkan oleh dewa Poseidon karena dia hidup di laut. Tapi alam dewa tidak bisa menghukum Hyungseob.”

“Karena sebenarnya dia adalah manusia biasa yang tidak punya garis keturunan dewa sama sekali, berbeda dengan Lee Euiwoong, apa begitu?” pertanyaan Lungguo ditanggapi anggukan kepala dari Kenta, keduanya pun terdiam memikirkan cara menghentikan Hyungseob.

“Hyungseob sudah ditakdirkan menjadi psikhe, tapi takdir menghadirkan sisi gelap dihidupnya.”

“Apa rencana para petinggi?”Tanya Lungguo

“Kami akan memeranginya secara terang-terangan.”

“Tidak mungkin, Hyungseob adalah manusia yang akan mengahadapi kalian para dewa? Bukankah hal ini dilarang?”

“Memang, karena itulah setelah perang berakhir, waktu akan di susun ulang.” Kenta juga dibuat pusing dengan Hyungseob, para dewa ada untuk melindungi manusia bukan memeranginya. Andai saja Hyungseob seorang demigod seperti Euiwoong atau makhluk jahat seperti ksatria kegelapan pasti mudah memutuskan tindakan.

“Kita tidak pernah menyangkanya kan Kenta?” Lungguo tersenyum pahit mengingat kesombongannya tempo lalu. “Manusia yang kita anggap lemah ternyata mampu membuat kita kehabisan akal begini.”

Kenta setuju, ia baru sadar jika kelemahan adalah kekuatan yang sebenarnya. Kejadian Hyungseob benar-benar membuat hatinya yang congkak menjadi tunduk.”Aku datang untuk meminta saranmu Lungguo.”
“Kita telah membuka kotak Pandora Kenta, kita hanya bisa berharap. Semoga ada keajaiban dari malaikat kecil.”
~


Sengaja Euiwoong meninggalkan mobilnya kemudian mengikuti gadis yang terlihat akan pergi ke halte. Euiwoong menjaga jarak dari gadis itu, paling tidak Euiwoong masih bisa melihat ujung tasnya. Euiwoong agak bingung ketika gadis yang diikutinya menaiki bus yang punya arah berlawanan dari tempat tinggalnya, ia terus mengikuti gadis itu. Euiwoong makin bingung karena Minju-gadis yang dia ikuti- malah berhenti di halte dekat laut dan benar-benar pergi ke pantai. Kalau Euiwoong ingat-ingat lagi, orang tua Minju paling melarang Minju dan Euiwoong berkencan disekitar pantai. Minju berusaha untuk berada di batuan karang yang licin, ia ingin sedekat mungkin dengan laut.

“Akh…”

Karena sepatunya, ia tergelincir tapi seseorang dengan cepat menarik tangannya. Melihat siapa penolongnya, Minju segera menjauhkan diri. Matanya yang semula hitam berubah menjadi biru kembali, ia merasa matanya perih sampai ingin menangis. Sebenarnya ia ingin  menangis melihat pemuda disampingnya.

“Minju.” Euiwoong tahu Minju tidak mengharapkan kehadirannya.“Aku datang untuk…”

“Tidak.” Minju melirik Euiwoong

“Jika kau datang untuk minta maaf lupakan saja, mustahil bagiku memaafkanmu.”

“Lalu aku harus bagaimana Minju?”
Minju tidak mau melihat Euiwoong lagi, ia berjalan menjauhi Euiwoong tapi Euiwoong menahan tangannya.

“Lepas.” Minju tanpa sadar mengibaskan tangan Euiwoong dengan kekuatannya, membuat sang pemuda terpental membentur batu karang. Melihat darah yang mengalir dari pelipis Euiwoong akibat terbentur batu karang, badan Minju gemetar dan tanpa sadar ia menjatuhkan air matanya.

“Jangan menangis Minju.” Euiwoong bangun, ia menatap Minju dengan senyumannya. “Kau memang peri tercantik, kau terlalu cantik. Kau terlalu indah…”

“Diam.” Minju menghempaskan Euiwoong dengan kekuatannya lagi ketika Euiwoong berusaha mendekatinya. Euiwoong melangkah mendekati Minju lagi.

“Menjauh, aku bisa membunuhmu sekarang juga, kau tahukan aku bukan manusia.”

“Aku tidak pernah menyesal jika harus mati ditanganmu.”

“Jangan menantangku.” Minju menghujani Euiwoong dengan air laut yang bergerak sesuai dengan gerakan tangannya sampai Euiwoong tersedak. Euiwoong jatuh tapi dia tetap mendekati Minju.

“JANGAN DEKATI AKU.” Minju frustasi ketika Euiwoong tidak menyerah, dengan brutal melemparkan bebatuan karang pada Euiwoong sampai tubuh Euiwoong terkubur seluruhnya dengan batuan karang yang kasar itu.

“Ung.” Lirih Minju, jauh dilubuk hatinya ia berharap Euiwoong masih hidup. Minju terduduk, ia menangis sejadi-jadinya.

kret, tak tak’

RETURN (Finesse Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang