III

29 8 0
                                    

“Oppa.” Yireon masuk dengan wajah bingung, ia tersenyum pada Hyungseob sekilas. Hyungseob mengabaikan pembersih otomatis yang sedari tadi ia ikuti, ia menatap Yireon yang sangat terlihat mondar-mandir seperti mencari sesuatu.

“Ada apa?”tanya Hyungseob

“Aku bertemu pelanggan, dan ada kecelakaan.” Kata Yireon masih mencari sesuatu dan tidak menggubris Hyungseob sama sekali dan membuat Hyungseob agak kecewa.

“Kalau bertemu Lungguo, biar aku temani.”

“Ne?” Yireon berhenti memasukkan beberapa buku ke tasnya, ia pun tersenyum lemah. “Tidak boleh, kau sudah masuk cukup dalam di kehidupan kami. Kau juga tidak boleh tahu tentang pekerjaan kami lebih dalam lagi.”

Hyungseob mengangguk mengerti kemudian kembali mengikuti pembersih otomatis yang berjalan sendiri. Yireon hanya menatap punggung Hyungseob sebentar kemudian pergi, jujur ia merasa khawatir juga tapi dia harus pergi. Ketika Yireon sudah pergi, Hyungseob tiba-tiba memukul tembok didekatnya.

“Kenapa aku selemah ini Yireon? Kenapa aku tidak bisa membantumu.”

~
Sebuah gedung bercat abu-abu memang terlihat seperti gedung pada umumnya, gedung yang biasanya didatangi karena disana banyak benda-benda artistik. Namanya ‘galeri soul’, banyak benda-benda artistik dari mancanegara yang berada disana. Yireon memasuki galeri itu dan mulai berkeliling di sekitarnya.

“Maaf.” Yireon berhenti di meja resepsionis. “Apa di sini ada patung man of sin?”

“Oh.” Sang resepsionis tersenyum, tiba-tiba matanya berubah menjadi merah.  Dia tahu Yireon bukan manusia sepertinya karena menanyakan patung itu. “Ada keperluan apa anda mencari patung itu? Itu adalah patung paling eksklusif, hanya pelanggan khusus yang boleh melihatnya.”

“Ya, dan aku akan menjadi pelanggan khusus itu.”

“Baiklah, silahkan isi formulir pengunjung VIP kami.”

Resepsionis cantik ini memberi Yireon kertas coklat dan ada beberapa perjanjian disana.

“Setiap pengunjung VIP harus memberi donasi berupa barang andalannya? Maksudnya?” Yireon tidak mengerti dengan perjanjian terakhir yang tertulis di kertas.

“Contohnya busur panah kesayanganmu cupid. Kau punya banyak, dan kami hanya minta satu.”
“Baiklah.” Setelah menyelesaikan administrasinya, Yireon langsung diantar diruangan khusus dimana ruangan itu kosong. Namun setelah sang resepsionis menekan saklar lampu, lampu yang semula berwarna putih berubah jadi merah dan baru tampaklah beberapa barang-barang mistis.

“Anda perlu saya panggilkan seseorang untuk berkeliling?”

“Tidak, aku punya urusan sendiri.”

“Baiklah, silahkan menikmatinya.” Resepsionis itu pun pergi dari hadapan Yireon, segera setelah resepsionis itu pergi Yireon mencari patung man of sin. Dia berhenti ketika melihat patung dengan sayap hitam yang terlihat seperti tempelan.

“Ini aku Wang Yireon.” Yireon mengusak pipi patung itu.

“Yireon.” Sebuah suara keluar, sesaat kemudian patung itu membelah dan menampakkan Lungguo didalamnya yang tengah terikat oleh rantai petir. Punggungnya masih saja mengeluarkan darah akibat sayap yang dipotong.

“Senior.” Kehadiran Yireon cukup membuat Lungguo tersenyum. Yireon mendekati Lungguo.
“Kau lihat sayap di patung ini? Awalnya dia berwarna putih cantik, dia berkilauan, tapi kini dia berwarna hitam pekat.”

“Apa hukuman mu ini akan berakhir?”

“Ya, dengan satu syarat paling mustahil. Tapi sudahlah, aku penasaran pada apa yang membawamu kemari.”

RETURN (Finesse Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang