II

37 7 0
                                    

Setelah apa yang terjadi, Hyungseob dan Yireon memutuskan untuk tinggal bersama. Mereka tinggal disebuah apartemen. Setiap hari Hyungseob sibuk membersihkan rumah sementara Yireon sering pergi untuk menebar cinta.

“Oppa.” Yireon yang masuk ke apartemen dengen tampilan cupid membuat Hyungseob agak terkejut. Biasanya Yireon tidak suka memperlihatkan tampilan cupid-nya pada Hyungseob. Hyungseob yang sedang menata buku hanya menatap Yireon dengan tatapan dingin.

“Aku mau menemui Lungguo senior.”
Kali ini Hyungseob tidak bisa mempertahankan poker face-nya, ia menghempaskan buku yang akan dia susun dengan keras.

“Buat apa?” nada bicara Hyungseob benar-benar dingin menahan kekesalannya

“Dia kan senior-ku, ada sedikit masalah. Dan dia cupid paling jenius saat ini.”

“Terserah.” Hyungseob mengambil buku itu kemudian menatanya ke rak buku berukuran sedang sementara Yireon sudah menari kesenangan karena diijinkan Hyungseob. Yireon tahu Hyungseob bukan tipe posesif, tapi dia hanya ingin memastikan tidak ada rahasia diantara dia dan Hyungseob yang pada akhirnya membuat hubungan mereka semakin rumit.

“Kalo masalahnya sedikit kau tidak sampai menemui Lungguo kan?”

“Ne?” Yireon berhenti menari dan menatap Hyungseob, ia terlihat berpikir keras.

“Hehe, memang bukan sedikit sih. Tapi aku akan menceritakannya kalo aku sedikit menemui titik terang.”

Hyungseob mengendikkan bahu kemudian duduk di sofa, Yireon jadi ikut duduk di samping Hyungseob. Sebenarnya Hyungseob tidak suka, bukan, dia malah membenci Lungguo setelah senior Yireon itu membuat Yireon jadi membencinya. Tapi dia tahu urusan Yireon memang rumit, bahkan hubungan mereka sekarang ini juga sangat rumit.

“Kenta menemuiku tadi.” Hyungseob berusaha mengalihkan pikirannya dari Lungguo

“Untuk apa?” Yireon mengalihkan pandangannya dari Hyungseob, dia memang sengaja menjauhi Kenta tapi Hyungseob malah terlihat semakin dekat dengan saudara laki-laki nya itu. Yireon sudah pernah melarangnya, sering kali tapi Hyungseob selalu memeberi berbagai alasan yang tidak bisa Yireon sangkal.

“Hubungan manusia dengan dewa di larang kan? Dia bilang dia sudah tidak sanggup menutupi hubungan kita.”

Yireon malah teringat Euiwoong, Euiwoong kan hasil dari hubungan antara dewa dan manusia. Tapi terkadang Yireon juga merasa kasihan pada demigod, mereka tidak diterima di dunia manusia karena aneh, apalagi dunia dewa. Para demigod dianggap memalukan dan lemah.

“Oppa.” Tiba-tiba Yireon duduk di pangkuan Hyungseob, ia melingkarkan tangannya pada leher Hyungseob. “Kalo kita menikah dan punya anak, dia kan jadi demigod. Tapi demigod tidak diterima di dunia manapun dan sering disakiti makhluk jahat.”

“Cara berpikirmu kejauhan, seharusnya yang kau pikirkan itu cara masuk universitas, bukannya anak.”

“Kalo tidak di pikir dari sekarang, nanti akan keteteran.”

“Memangnya kau mau punya anak sekarang huh? Kau mau buat anak sekarang?”

“Yak.” Yireon memukul bahu Hyungseob yang malah tertawa. “Aku serius.”

“Fokusmu itu terlalu jauh. Turun, kau berat sekali.”tujuan  Hyungseob menggoda Yireon tadi karena berpikir cupid ini akan turun dari pangkuannya, Hyungseob harus menyelesaikan menata buku barunya yang tertunda karena kedatangan Yireon.

“Aku tidak berat, aku kan rindu oppa.”

“Manja, setiap hari juga bertemu. Rindu darimana? Turun, aku mau merapikan buku baru-ku”
“Aku akan turun kalo nanti di gendong.”

“Aish, aku mau merapikan buku, kenapa sekarang minta di gendong?”

“Aku kan bisa membantu menaruh bukunya di rak atas. Kalo aku tidak digendong, aku tidak mau turun.”

“Terserah.” Hyungseob akhirnya mengalah, ia menggendong Yireon di punggungnya sambil menata buku ke rak. Kadang Yireon akan tertawa ketika Hyungseob hampir jatuh karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya ketika menaruh buku. Hyungseob akan memarahi Yireon ketika dia hampir jatuh atau sudah merasa punggungnya sakit. Tetap saja, Yireon tidak mau turun.

“Oppa, cepat merapikan bukunya. Aku lapar.”

“Bagaimana bisa cepat jika kau malah membuat lambat?”

Hyungseob hampir terbiasa dengan sifat manja Yireon pada dirinya, dia malah akan merasa galau kalo Yireon tiba-tiba tidak manja begini. Meskipun permintaannya merepotkan, Hyungseob akan menuruti semua keinginan Yireon. Walau dia harus marah-marah pada Yireon dahulu karena rengekan cupid itu.

.
Pagi itu Euiwoong berangkat ke sekolah lebih awal dibanding hari-hari biasanya, ia segera duduk di bangku Yireon bukan dibangkunya.

“Minggir.” Sentak Yireon yang baru datang dan agak emosi karena kelakuan Euiwoong, setelah kejadian tempo hari Euiwoong memang menjadi lebih menyebalkan.

“Ini sudah seminggu, kau membiarkan masalah ini berlarut-larut.” Euiwoong melipat tangannya di depan dada sambil menatap tajam Yireon.

“Tidak usah membahasnya di sekolah, tidak tepat.”
“Apanya yang tidak tepat? Sasaranmu huh? Aku tidak mau tahu Yireon, aku sudah bosan menunggu.”

“Kau pikir aku tidak berusaha? Aku sampai harus menemui Lungguo senior, dan kau tahu itu tidak mudah.”

“Kalau besok kau belum menemukan solusinya, aku akan mengadukan hubunganmu dengan manusia-mu itu.”

“Yak.” Sang ketua kelas menarik Yireon agar menjauh dari Euiwoong.

“Kalian ini tidak biasanya bertengkar, topiknya juga aneh sekali.”

“Kau dengar ya?” Yireon menatap ketua kelas bernama Bae Jinyeong itu dengan kaget dan mendapat respon anggukan kepala.

“Aku tidak mau ikut campur, masalahnya kalian bertengkar keras sekali. Kembali ke tempat kalian masing-masing.”kata Jinyeong.
Euiwoong bukan tipe yang suka diperintah tapi demi menghindari pertanyaan teman-temannya ia bangkit dari kursi Yireon. Keduanya saling menatap sengit satu sama lain ketika Euiwoong berjalan meleawi Yireon yang sedang ditahan Jinyeong.
.
.
.
.
.
.
Tbc or end?
Nah lho yah, ini permulaan. Gimana ini awalannya ngena ngga? Atau masih bingung? Ini ceritnya mungkin agak hurt tapi banyak romantisnya juga, kayanya lho ya. Komen ya. #cium Hyungseob

RETURN (Finesse Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang