Nisan Makam Pendiri Dinasti Ash-Shalihiyyah, Sultan Al-Malik Ash-Shalih (w. 696 H/1297 M) di Gampong Beuringen, Samudera, Aceh Utara.
*****
LEGENDA menyebutkan tentang Meurah Silu yang setelah memeluk Islam berubah nama menjadi Malikussaleh, Meski legenda tersebut popular kalangan masyarakat namun sesungguhnya tidak memperkenal kan sosok Sultan Al Malik Ash Shalih dengan baik.
Lewat inskripsi pada nisan makam Sultan Al Malik Ash-Shalih, ahli sejarah dari zaman Samudra Pasai mencatat bahwa Sultan adalah seorang yang bertaqwa lagi pemberi nasehat, berasal dari keturunan terhormat serta terkenal. la juga seorang yang pemurah, ahli ibadah dan penakluk (pembebas).
Catatan autentik yang singkat padat itu mengungkapkan dengan jelas bahwa Sultan memiliki kepribadian yang berimbang seorang yang baik sekaligus menginginkan kebaikan untuk orang lain.
Begitulah seorang penguasa yang agung dan berpengaruh, dan adalah berkat jasa-jasa para penguasa semisalnya, Islam dapat menyebar dan menerangi kawasan yang luas di Asia Tenggara.
Selain itu, Al-Malik Ash-Shalih adalah juga pendiri dinasti yang meletakkan da'wah dan penyiaran Islam sebagai tugas utama di atas pundaknya.
Kekuasaan dinasti Islam ini berlanjut sampai dengan dua abad lebih, dan berakhir pada dekade kedua abad ke-16 M dengan wafatnya Sultan Zainal 'Abidin bin Mahmud pada 923 H/1518 M.
*****
Terjemahan dari tulisan batu nisan di atas:
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinggalan Sejarah Samudra Pasai (Terbit) ✓
Non-FictionPERTENGAHAN abad ke-14 M, Ibnu Baththuthah, penjelajah terkenal asal Maghrib (Maroko), mengunjungi kota kesultanan Samudra Pasai yang disebutnya dengan Sumuthrah kemudian ia mencatat dalam laporannya: "Sumuthrah adalah sebuah kota besar dan indah, d...