IA bernama Muhammad dan digelar dengan Al-Malik Azh-Zhahir (raja yang menang).
Pada nisan makam Al-Malik Azh-Zhahir sebelah kepala (utara) terdapat ukiran kaligrafi ayat Al-Qur'an, surah At-Taubah: 21-22. Ayat ini menerangkan tentang rahmat, keridhaan, syurga serta kesenangan yang kekal bagi orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta.
Terukirnya ayat tersebut pada nisan Sultan Al-Malik Azh-Zhahir Muhammad bin Al-Malik Ash-Shalih (W 726 H/1326 M) merupakan suatu pengungkapan bahwa sultan yang juga bergelar dengan "Syamsuddunya waddin" (matahari dunia dan agama) ini adalah seorang yang telah berperan besar dalam menyebarkan Islam sebagaimana ayahnya, Sultan Al-Malik Ash-Shalih.
la dan ayahnya adalah peletak fondasi yang kukuh bagi Kerajaan Islam Samudra Pasai (Syammuthrah/Sumatera). Masa pemerintahan keduanya merupakan periode terpenting dalam sejarah Islam di Asia Tenggara.
*****
Penjelasan dari batu nisan di atas:
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinggalan Sejarah Samudra Pasai (Terbit) ✓
Non-FictionPERTENGAHAN abad ke-14 M, Ibnu Baththuthah, penjelajah terkenal asal Maghrib (Maroko), mengunjungi kota kesultanan Samudra Pasai yang disebutnya dengan Sumuthrah kemudian ia mencatat dalam laporannya: "Sumuthrah adalah sebuah kota besar dan indah, d...