Komplek pemakaman kesultanan samudera pasai periode lll di Gampong Meunasah Meucat, Blang Me, Samudera, Aceh Utara.
BERANJAK dari Kuta Krueng, menyebrang ke tepi kanan sungai Pasai (Pase), kita akan memasuki Gampong Lama kemudian ke Meunasah Meucat. Di Gampong Lama ditemukan pencahan gerabah yang padat menandakan bahwa bekas lokasi tersebut pernah menjadi tempat hunian zaman Samudra Pasai.
Nisan makam Sultan Mahmud bin Zainal Abidin (w. 872H/1468M), di Pemakaman kesultanan samudera pasai periode lll, Meunasah Meucat, Samudera, Aceh Utara.
Ke selatannya, di Gampong Meunasah Meucat, terdapat kompleks pemakaman kesultanan periode ke-3. Komplek ini sering disebut dengan Jrat Teungku Batee Bale. Di sini telah dimakamkan sultan-sultan Samudra Pasai:
1. Sultan Shalahuddin (w. 866 H/1462 M),
2. Sultan Abu Zaid Ahmad (W. 870 H/1466M),
3. Sultan Mu'izzudduny waddin Ahmad (W. 870 H/1466 M),
4. Sultan Mahmud (w. 872 H/1468 M),
5. Sultan Muhammad Syah (w. 900 H/1495M),
6. Sultan Al-Kamil bin Manshur (W. 900 H/1495 M),
7. Sultan 'Adlullah bin Manshur (W. 911/1506 H),
8. Sultan Muhammad Syah IlI (W. 912 H/1507 M),
9. Sultan 'Abdullah bin Mahmud (W. 914 H/1509 M),
10. Khoja Sultan Ahmad (W. 919 H/1514 M),
11. Sultan Zainal 'Abidin IV (923 H/1517 M).
Sultan-sultan tersebut mencetak mata uang (dirham) atas nama mereka masing-masing, dan sebagian besarnya telah pernah ditemukan di kawasan tinggalan sejarah Samudra Pasai.
KALIGRAFI Arab yang telah mencapai perkembangan puncak di Samudra Pasai pada penghujung abad ke-15 dan awal ke-16M.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinggalan Sejarah Samudra Pasai (Terbit) ✓
Non-FictionPERTENGAHAN abad ke-14 M, Ibnu Baththuthah, penjelajah terkenal asal Maghrib (Maroko), mengunjungi kota kesultanan Samudra Pasai yang disebutnya dengan Sumuthrah kemudian ia mencatat dalam laporannya: "Sumuthrah adalah sebuah kota besar dan indah, d...