💮 pertama: Makam di bawah ini terbuat dari marmer untuk mengenang Shadrul Akabir (pemuka para pembesar) Samudera Pasai, Abdullah bin Muhammad bin Abdul Qodir bin Yusuf bin Abdul Aziz bin Al Mansur Abi Ja'far Al Abbasy Al Muntasir Billah yang wafat pada 816H/1414M. Kehadirannya di Samudera Pasai menunjukkan kedudukan dan peran penting kerajaan ini dalam sejarah dunia Islam.
Dalam batu nisan tersebut ada tulisan yang sudah di terjemahkan:
💮 Kedua: Nisan marmer pada makam 'Abdurrahman yang digelar dengan Maulana Tajuddunya wad din ibn Abi Al-Ma'aliy Al-Qaliy, abad ke-15 M. Diyakini, ia hidup pada masa Sultan Zainal 'Abidin bin Ahmad memerintah di Samudra Pasai, dan ikut serta dalam gelombang penyiaran dan penyebaran Islam di Asia Tenggara pada masa itu.
💮 Ketiga: Nisan makam Zainal Abidin yang terkenal dengan Syaikh Ra Zikra di Kuta Krueng, Samudera. Pada nisannya juga disebutkan bahwa ia telah wafat di negeri yang aman sejahtera pada tahun 864H/1460M.
💮 Ketiga: Nisan terbuat dari marmer untuk mengenang seorang ulama, sufi dan ahlul bait Rasulullah saw. bernama Sayyid 'Imaduddin 'Ali bin Sayyid 'Izzuddin bin Ishaq Al-Husainiy Al-Hasaniy (W. 827 H/ 1424 M) di komplek makam Syarif, Meunasah Mancang, Samudera.
Sedangkan terjemahan dari nisan tersebut di atas seperti berikut:*Bersambung ke halaman berikutnya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinggalan Sejarah Samudra Pasai (Terbit) ✓
Non-FictionPERTENGAHAN abad ke-14 M, Ibnu Baththuthah, penjelajah terkenal asal Maghrib (Maroko), mengunjungi kota kesultanan Samudra Pasai yang disebutnya dengan Sumuthrah kemudian ia mencatat dalam laporannya: "Sumuthrah adalah sebuah kota besar dan indah, d...