5

56 35 0
                                    

Vote sebelum bacaa :)

"Icha apa uneg-uneg Icha tentang rekan dipramukanya? " Tanya kakak senior pramuka.

Icha diam ia menatap rekan pramukanya. Ada rasa kecewa dalam benak hatinya. Kini giliran ia yang mengungkapkan uneg-uneg dalam hatinya. Sabtu hari dimana Icha melaksanakan eskul pramuka.

Ia menatap kakak senior nya yang menjabat sebagai ketua ambalan di pangkalan mereka. Kakak seniornya tersenyum dan mengangguk sebagai intruksi untuk mengeluarkan semua uneg-uneg Icha. Seakan-akan kakak itu tau kalau ia mempunyai banyak kalimat yang ingin ia tumpahkan agar membuat rekannya yang lain sadar.

Kekey. Icha menatap Kekey yang duduk didepannya biasanya Kekey duduk disampingnya sekarang ia hanya duduk dibelakang Kekey. Semilir angin seakan mengerti suasana hati Icha saat ini. Rumput hijau dibawah tubuhnya. Tubuh Icha merinding karena takut mengatakan uneg-unegnya takut menyakiti hati rekannya yang lain.

"Icha." Suara itu membuyarkan lamunan Icha. Kembali lagi kakak senior itu memanggil namanya menunggunya. Icha menatap seniornya itu lalu tersenyum dan menarik nafas nya panjang.

"Icha kecewa sama rekan-rekan Icha." Gadis itu berhenti sebentar .

"Icha kira janji kalian waktu pelantikan ituu memang benar-benar ditepati Icha sangat kecewa." Lanjutnya dengan getar dan menahan air mata yang sudah berkumpul di kelopak matanya ia tahan sekuat mungkin.

Keadaaan hening. "Mana janji kalian semua yang akan datang. Yang akan rame stiap latihan? Manaaa? Icha itu sebenarnya udah nahan semuanya lama Icha pengen marah tapi Icha gak ada hak. Mau rekan-rekan itu apa?"  Lanjut wanita itu yg membuat tangis semua orang disekelilingnya pecah tak terkecuali dengan seniornya.

"Icha gak minta kalian buat kompak bareng angkatan kita cuma kesadaran masing-masing apa gak bisa kita kompak? Seenggaknya kalo kita gak bisa kompak kita bisa nunjukkin sama kakak senior kalau kita bisa mewujudkan impian mereka dalam membimbing kita." Wanita itu sudah menangis menundukkan kepala rasanya sudah lega mengatakan semuanya.

"Icha." Panggil kak Zahra salah satu senior.

Wanita itu tak kunjung menaikkan kepalanya ia masih tetap tertunduk ia masih takut.

"Cha." panggil Zahra kembali.

Icha memandang seniornya itu dan melihat seniornya juga menangis sambil tersenyum seakan memberikan nya semangat Icha mengangguk dan tersenyum mengelap pipinya yang sudah basah karna air mata yang jatuh sedari tadi ia berbicara.

Allahuakbar Allahuakbar.

Adzan ashar berkumandang. "Ayo kita sholat dulu." Ajak kak Jaka senior cowok.

"Cha." suara itu suara yang Icha rindukan suara yang tidak asing untuknya rasanya ia ingin menangis kembali.

"Sholat Cha?" Tanya wanita itu kembali.Icha memandang wanita yang memanggilnya .

Kekey tersenyum padanya dan mengangguk menyuruhnya untuk ikut sholat.Icha pun ikut berdiri dari tempat duduknya untuk melaksanakan sholat. Bukan hanya mereka,satu lagi teman mereka bernama Uci pun ikut mereka 3 terkenal akan kekompakkannya dipramuka Kekey,Icha,dan Uci pergi menuju kemasjid.

"Cha gue minta maaf ya mungkin gue tadi malam butuh ketenangan."ucap Kekey memeluk Icha.

Icha terdiam dan membalas pelukan sahabat nya itu tangisannya pecah kembali ia sudah merasa takut saat ini mau bagaimanapun ia tidak mau kehilangan sahabatnya yang satu itu. Kekey dan Icha terhanyut dalam pelukan Uci yang melihat itu mengerucutkan bibirnya.

"Gue gak dipeluk." kata Uci polos.

Kekey dan Icha menatap Uci mereka berdua saling bertatapan dan terkekeh lalu memeluk Uci bersamaan  jadilah mereka bertiga berpelukan. Tangisan Kekey dan Icha tangisan bahagia sama-sama saling takut kehilangan persahabatan itu.

Tentang Icha [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang