14

62 24 3
                                    

Vote sebelum baca 😊

Setahun setelah pensi Aldi masih tetap menganggur dirumah. Lelaki itu masih menimang-nimang apa yang dikatakan orang tuanya.Sedangkan Icha berada disini.Disekolah yang ia cintai menimba ilmu selama hampir 3 tahun.

"Nanti kalau misalnya udah lulus.Kalian mau lanjut kemana?" Tanya Nana.

"Bingung emm." Ika.

"Naik pelaminan." Icha menjawab seadanya membuat sahabat-sahabat nya memolototkan mata.

"Gilak" Kesal Zuwa.

"Gue nanti yang mulung deh." Kekey

"Gue nyumbang tusuk gigi." Lia ikut-ikuttan.

"Au ah mending bahas liburan." Antusias Icha.

Caca yang sedari tadi nyimak ikut antusias juga.

"Nah bener tuh entar lagi bakal libur panjang tuh kan gimana kalo kita pergi." Saran nya.

"Emm kemana?." Pikir Kekey.

"Di puncak daerah bogor enak." saran Zuwa.

"Bisa sih pemandangan nya juga bagus." Jelas Icha.

"Yauda kuy lah ya kali gak kuy." Kekeh Kekey.

"Bawak doi masing-masing dong." Antusias Ika.

"Gak punya doi." Singkat Icha.

"Sakit hati adek gak dianggap hahaha." Tawa Caca

"Lihat nanti bae." Singkat Icha.

************

"Lo gak mau ikut ruqqiyah besok.?" Tanya Aldi pada wanita di depannya.

"Lo aja kali gue kagak." Sinis wanita itu.

"Lo kan banyak setan nya Ci." Tawa Aldi.

"Lo yang setan." Kesal Ici.

"Bangsul lo." Umpat lelaki itu.

Ici menatap layar handphone nya terus. Ia mengabaikan Aldi yang kesal dengannya.

"Sakit hati gue." Lirih wanita itu.

"Kenapa lo?" Tanya Aldi.

"Di sakittin lagi gue." Geram nya sendiri.

"Mampus lo udah berapa kali gue nasehattin lo gak dengerrin gue juga." Repet lelaki itu.

"Ya dehh yah."  Pasrah Ici.

************

"Eh ngelamun mullu loo." Kaget Nana. Icha hanya membalas dengan dehemman.

"Kenapa Cha?"  Tanya Zuwa.

"Semoga kita bisa ngeraih cita-cita kita yah." Ucapnya tulus tanpa menatap sahabat-sahabatnya.

"Gue berharap kalian gak lupa gue." Ia menarik nafasnya sebentar.

"Walaupun gue kadang cuek mood gue berubah-ubah tapi kalian berharga buat gue. Buat gue kalian segala nya tempat semua nya gue nyurahhin segala isi hati gue. Gue uda gak punya orang berharga lagi. Keluarga gue kayak uda anggap gue perusuh."

"Gue gak tau maksudnya apaa?Gue sakit hati dibilang gitu sama adik gue. Gue ga ngerti apa yang terjadi. Dan gue berharap kalian gak pernah lupa gue. Sampe kapan pun itu." Wanita itu tersenyum hambar.

"Bukannya gue gak mau cerita hal-hal yang sedih hanya saja gue gak bisa ungkapkan rasa sedih,kecewa,sakit bahkan mencerikatan beban gue . Gue gak sanggup karena gue gak mau nambah beban orang-orang yang ada didekat gue." Wanita itu sedari tadi sudah menahan air mata nyaa. Ia melihat sahabat-sahabatnya yang ngelilingin diaaa satu persatu ia tersenyum.

"Gue cuma mau ninggallin jejak yang baik disini sebelum gue benar-benar pergi. Gue mau mastiin kalian baik-baik ajaa gue mau impian kita terwujud." Lanjutnya sambil meneteskan air mata membuat sahabat-sahabat nya juga meneteskan air mata.

Suasana haru itu semakin terasa hangat semua sahabat-sahabatnya memeluk Icha sambil nangis bersama .

"Lo mau pergi kemana Cha?" Tanya Zuwa dengan suara serak.

"Gue gak bakal kemana- mana tapi gue harap kalian ngelanjuttin kuliah kalian demi impian kita."  Senyum Icha mengembang mengatakan itu seakan-akan dia baik-baik saja.

Icha Pov

Gue gak tau mau gimana perasaan gue bener-bener gak enak belakangan ini. Gue jadi sosok yang lebih dingin. Bukan mau gue hanya saja gue beneran gak bisa berpikir apa-apa gue jadi cuek dalam segala hal. Tak terkecuali menyangkut keluarga sampai dengan Aldi. Gue jadi pribadi yang cuek.

Entahlah entah apa yang gue rasakan. Hampir setiap belakangan ini gue dibalkon kamar nangis gaktau apa yang gue tangissin. Intinya gue ngerasa lelah dengan semuanya. Tanpa gue sadari gue ngomong ke sahabat-sahabat gue kalo gue itu seakan baik-baik ajaa.

Gue ngerasa sendiri tapi gue ga sendiri.

Apakah kalian pernah ada di posisi gue saat ini??

Banyak yang sayang sama gue. Tapi gue gak asyik.

Kepercayaan gue serasa hancur karena hal sepele.

Bagaimana rasanya??

Gue ngelamun sampai  salah satu suara sahabat gue membuyarkan lamunan itu.

"Eh Cha darah goblok." Ucap Nana panik.

Tentang Icha [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang