Dua belas

3.7K 254 11
                                    

Zami berjalan dengan terburu-buru melewati koridor rumah sakit menuju ICU. Perasaannya saat ini tidak menentu, ia takut terjadi yang tidak ia inginkan.

Zami langsung masuk ke dalam ruangan ICU dan betapa terkejutnya ketika ia melihat Rena tersenyum menatapnya, Rena siuman.

"Mas."

Zami berlari dan memeluk Rena dengan erat. "Kamu sadar?"

Rena mengangguk dan tersenyum dengan lebar. Zami merasa seperti mimpi melihat Rena tersenyum lagi, melihat gadis yang ia cintai sudah siuman.

"Zami, Rena."

Zami maupun Rena menoleh ke arah Sindi yang ikut tersenyum menyaksikan bahagia. Sindi pamit untuk pulang, dan Zami berterima kasih kepada Sindi sudah mau bergantian menjaga Rena.

Zami segera menelpon Bram untuk memberitahu bahwa Rena sudah sadar. Bram tampak terkejut sekaligus senang mendengarnya. Dengan cepat Bram bergegas menuju rumah sakit.

••••••

Zami mengambil beberapa pakaian untuk di rumah sakit, walaupun kondisi Rena belum sepenuhnya stabil Zami tetap akan menemani Rena sampai sembuh di sana, ia sudah meminta izin libur beberapa hari kepada pemilik pesantren.

Zami kembali ke rumah sakit dengan bawa beberapa buahan dan pakaian untuk dirinya dan untuk kebutuhan istrinya juga. Zami memasuki ruangan dan melihat Bram sedang berbincang-bincang di sana dengan Rena.

"Assalamualikum."

"Waalaikumsalam."

Zami menyalami tangan Bram, Bram masih menatap Zami dengan tatapan tidak suka, Zami menghela nafas berusaha untuk menerima sikap mertuanya. Ia juga sadar, Rena seperti ini juga karna ia lalai.

Zami meletakkan buahan di atas nakas. "Aku bawa buahan buat kamu."

Rena tersenyum menggenggam lengan Zami. "Makasih, suamiku."

Bram memanggil Zami untuk ikut keluar ruangan. Zami mengangguk dan menyusul Bram yang sudah berada di depan ruangan ICU.

••••••

Bram menatap Zami lekat dengan kedua tangan yang ia lipat di dadanya. Entah mengapa Zami canggung sendiri, dan ia takut Bram akan memarahinya.

"Zami."

Zami mendongakkan kepalanya. "Iyah yah?"

"Makasih udah jaga dan rawat Rena sampe sadar."

Zami tersentak sekaligus senang. Ia menghela nafas lega, ia kira Bram akan memarahinya ternyata tidak. Bram menghampirinya dan menepuk bahu Zami pelan dengan sebuah senyuman. Bram berpamit untuk pulang dan menitip Rena kepada Zami.

Setelah Bram pergi dari hadapannya, Zami masuk kembali ke dalam ruangan.

•••••••

Zami melihat Rena yang sudah tidur, Zami pun merasa ngantuk dan ia memilih untuk tidur di bawah dengan karpet yang ia bawa.

Tak terasa waktu subuh telah tiba. Rena bangun dan melihat tidak ada suaminya di sana. "Mas."

Zami tersadar dan segera bangkit melihat Rena yang sudah bangun. "Iyah ada apa sayang?"

Rena menggeleng dan tersenyum. Zami melihat jam menunjukkan pukul 05 pagi, ia bergegas menuju kamar mandi untuk mandi sekaligus mengambil air wudhu.

Assalamu'alaikum Suamiku [SEQUEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang