Zami syok bukan main ketika mendengar bahwa Rena kecelakaan dan di bawa kerumah sakit. Zami mengenderakan mobil dengan sangat cepat tidak peduli dengan bunyi klakson dari mobil dimana-mana.
Zami segera memasuki rumah sakit ketika sampai dengan waktu yang sangat cepat. Zami di beritahu bahwa Rena di bawa kerumah ICU.
"Zami." Sindi mendekati Zami yang berdiri memandang dirinya. Sindi menangis terisak-isak ketika sahabatnya terkena musibah. "Renaaa."
Zami terduduk lemas di kursi dekat pintu ICU. Ia menjambak rambutnya kasar dan berteriak, ia merasa gagal jadi suami yang mendidik istrinya. Buktinya, karna ia tidak mengikuti Rena, Rena kecelakaan. Ini ulahnya, itu yang ada di pikiran Zami.
Dokter keluar dari ruangan dan melihat ke sekeliling depan ICU. "Ada yang keluarganya korban?"
Zami berdiri dan mendekati dokter. "Saya dok, suaminya."
"Istri anda kritis karna terkena benturan di kepalanya yang sangat keras, dan nafasnya yang tidak normal. Namun sekarang Alhamdulillah, nafasnya udah membaik tapi istri anda koma."
Zami segera mendekat ke jendela, ia melihat istrinya terbaring lemah di sana. Dengan infus yang berada di mana-mana, dan sebuah oksigen di hidungnya. Zami melihat Elektrokardiogram (rekaman aktivitas elektrik jantung sebagai grafis jejak pada kertas grafik) . Dan ia melihat garis gelombang (wave) yang sangat pelan, ia rasa kritis Rena begitu parah sehingga wave-nya saja begitu pelan.
Dokter berpamit untuk pergi memeriksa pasien lagi. Sindi pun begitu, ia berpamit untuk pulang karna tidak enak dengan calon suaminya.
Zami hanya bisa memandang istrinya lewat kaca jendela. Karna ia tidak boleh menjenguk istrinya kedalam untuk sementara. Zami kembali duduk di kursi dekat ICU.
Tak lama ayah Rena datang dengan mukanya yang cemas. Bram langsung melihat lewat kaca jendela kondisi putrinya yang parah. Bram menangis pelan melihat kondisinya. Anak yang ia urus dari kecil dan sekarang terbaring lemah di sana. Bram menoleh ke Zami yang sedang menunduk lemas, Bram berdiri di hadapan Zami dan Zami mendongakkan kepalanya.
"Kenapa Rena bisa kaya gitu?" Tanya Bram dengan nadanya yang sedikit marah.
"Aku gak tau yah, aku juga denger dari temannya kalo dia kecelakaan."
"Suami macam apa kamu? Gak bisa ngejaga anak saya baik-baik!"
Bram pergi setelah mengucapkan kata-kata pedas itu. Zami meratapi kepergian mertuanya dengan tatapan sendu, ia pun tau ini semua karna dirinya. Jika saja dirinya tidak membiarkan istrinya pergi tanpa di dampinginya, semuanya tidak akan terjadi!
Zami melihat istrinya kembali, lalu pergi untuk pulang ke rumahnya.
••••••
Zami mengendarai mobilnya dengan pikiran yang masih kemana-mana. Ia tidak tenang karna istrinya menderita begitu parah, walaupun pikirannya kemana-mana, sebisa mungkin ia tidak membuat repot jalanan.
Kalian tau tentang orang koma, namun jiwanya tetap hidup? Dan sekarang terjadi kepada Renata Clarissa Putri. Rena mengikuti Zami hingga memasuki mobil, Rena terus berceloteh di dalam mobil namun Zami tidak bisa mendengarnya, apalagi melihatnya. Sehingga mereka sampai di rumah mereka.
Zami membuka pintu rumahnya dan duduk di sofa untuk menenangkan pikirannya sejenak. Seketika perutnya berbunyi karna ia belum makan dari sore, ia beranjak menuju dapur untuk memasak sedikit makanan untuknya.
"Mas, kamu laper yah? Kok kamu gak bilang aku?"
Zami menaruh piring yang sudah penuh dengan nasi goreng buatannya. Dengan baca doa terlebih dahulu, setelah itu Zami mulai memakan makanannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/173400323-288-k464783.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Suamiku [SEQUEL]
Spiritual[ sequel Assalamualikum Ukhty] Note; buat kalian yang mau baca cerita ini, aku saranain baca dulu cerita pertamanya (Assalamualikum Ukhty) ____ Ketika kita di satukan di ijab qobul. Aku tidak pernah menyangka bahw...