Tujuh

3.6K 255 6
                                    

Rena bersiap-siap dan mengecek barang bawaannya karna sebentar lagi ayahnya akan menjemputnya. Zami sudah pergi 10 menit yang lalu, Rena sengaja tidak memberitahu suaminya bahwa ia hendak pergi ke rumah ayahnya. Sebenarnya, Rena hendak meminta izin namun Zami sejak dia bangun, dia tidak berkata sepatah pun, jadi Rena urungkan.

Rena memakai kembali cadarnya dan mendorong kopernya menuju teras. Ketika Rena menutup pintu, ayahnya datang membunyikan Klakson mobil antiknya. Wajah Rena yang awalnya kusut sekarang menjadi sumringah. Ia berlari dengan menenteng kopernya.

"Ayah, I Miss you so much." Rena langsung memeluk ayahnya dari jendela.

"Udah ah cepetan masuk."

Rena mengangguk lalu memutari mobil ayahnya dan masuk ke mobil.

••••••

Di perjalanan menuju rumah ayahnya. Rena dan ayahnya terus berbincang-bincang melampiaskan kerinduan. Seketika percakapan mereka terhenti karna lampu merah.

"Rena."

Rena menoleh. "Iyah, ayah?"

"Apa kamu udah minta izin sama suamimu?"

Rena menggelengkan kepala, lalu menundukkan kepalanya. "Belum ayah."

Lampu hijau menyala, ayahnya melajukan kembali. Ayah Rena menggenggam erat tangan putrinya dengan hangat, Rena merindukan genggaman tangan itu.

"Kamu tau kalo dosa besar bagi istri berpergian tanpa izin suami?"

Rena menggeleng.

Ayah Rena meminggirkan mobilnya ketika mereka sudah sampai di rumahnya yang dulu. Rena menatap rumah itu yang tidak ada bedanya sejak dulu. Mereka masuk ke rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Ada cerita tentang seorang istri yang tidak keluar rumah ketika ibunya meninggal karna menunggu izin dari suaminya yang sedang kerja."

Rena menghadap ke depan ayahnya karna ia tertarik dengan cerita itu.

"Jadi dia dapet kabar dari seseorang kalo ibunya meninggal, terus Kan suaminya lagi kerja. Karna dia wanita yang sangat menaati agama, ia menunggu suaminya pulang untuk mendapat izin."

Rena menyela. "Tapi kan ayah ibunya meninggal, apa harus kita nunggu izin dari suaminya dulu?"

Ayah Rena tersenyum. "Izin dari suami itu berharga, kalo kamu keluar tanpa izin suami , nerhaka bagimu."

Rena bergidik ngeri, lalu ayahnya melanjutkan ceritanya lagi.

"Ketika suaminya pulang, dia langsung minta izin kepada suaminya dan suaminya begitu syok mendengarnya. Tau apa yang wanita itu dapatkan setelah itu?"

Rena menggeleng, ayahnya melanjutkan ceritanya lagi. "Wanita itu mendapatkan syurga."

Rena menundukkan kepalanya. Ia ingin sekali menjadi istri yang sholehah dan mentaati agama. Rena izin untuk ke kamar dan mencoba menelpon suaminya. Tapi bagaimana ia memberitahu suaminya bahwa ia ke rumah ayah karna ingin menenangkan diri? Ia tidak ingin memperkeruh masalah. Namun, jika ia berbohong, ia akan mendapatkan dosa.

Rena langsung menelpon suaminya. Tak lama, suaminya mengangkat.

"Assalamualikum mas."

Assalamu'alaikum Suamiku [SEQUEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang