Roommates 14 : Sekarat

3.7K 428 24
                                    

"JIMIN..!!!"

Jimin yang tak sadarkan diri lalu dibawah oleh ketiga pria tinggi tadi ke dalam gang yang lebih sempit dan gelap. Lyn, wanita itu tak tinggal diam. Dalam keadaan yang tergesa-gesa ia lalu mengambil ponselnya dan menelpon Jungkook. Walau dalam hati ia ragu untuk menghubunginya, mengingat kejadian kemarin.

Selang tujuh detik, panggilan itu tidak kunjung dijawab. Lyn semakin tidak tenang. Mustahil jika ia menyusul Jimin kedalam sana, atau mangsa pria tadi malah bertambah yaitu dirinya.

"Jungkook tolong angkat!"

"SIALAN!!!"

Tidak ada pilihan lain lagi. Ia harus menyusul kedalam atau nyawa Jimin tidak akan terselamatkan. Biarlah ia yang tertangkap, pria itu bahkan mengorbankan dirinya sendiri karena kesalahan serta kecerobohannya sendiri.

Dengan langkah takut Lyn berjalan pelan memasuki gang lebih dalam lagi. Pemandangan kantong sampah yang sudah berlumut, aspal basah, dan bau tak sedap menghantui gadis itu. Tapi begitu ia melihat setitik cahaya kecil di ujung, ia lalu melanjutkan langkahnya. Berharap itu adalah Jimin--yang masih bertahan.

Tapi setelah mendekat, ternyata cahaya yang entah dari mana itu terlihat cukup jauh. Ayolah, ini sudah terlalu dalam ia masuk. Tapi demi nyawa seseorang Lyn kembali melangkah perlahan.

Memasang kuda-kuda jikalau pria-pria bajingan tadi menjebak lalu menangkapnya. Ia takut. Sangat takut, jika Jimin disakiti dan yang terburuk ... Oh tidak! Ia tidak boleh berpikiran seperti itu. Jimin pasti selamat.

"Tuhan tolong dia..."

Dan tak terasa ia sudah sampai tepat dimana cahaya kecil itu berada. Ternyata disana terdapat sebuah pintu kecil yang tembus dengan sebuah ruangan serta pentilasi AC. Agak ragu tapi Lyn tetap masuk.

Keadaan dialam sangatlah gelap dan pengap. Bau aneh sampah juga ... Darah segar? Dibantu flash dari ponsel yang dinyalakan, betapa terkejutnya Lyn setelah melihat penampakan dihadapannya.

"JIMIN!!!"

Jimin. Pria itu tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan seluruh tubuh tak berbalut pakaian serta darah yang mengalir dari anus dan hidungnya.

•°•°•

Jungkook daritadi hanya berjalan bolak-balik kesana dan kemari sembari mencoba menunggu sang kekasih datang. Pria itu pergi dan tak kembali lagi, mengingat jangka waktu yang diberikan hanya lima menit. Kini ia malah menghilang hampir dua jam.

Satu kesalahan juga dimana Jimin meninggalkan ponsel miliknya diatas tempat tidur, membuat ia tak dapat dihubungi.

Pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan di benak Jungkook. Ia takut terjadi apa-apa dengan Jimin diluar sana. Sebenarnya ia akan keluar untuk mencarinya, tapi karena hujan tiba-tuba saja mengguyur Seoul, Ia lalu mengurungkan niatnya itu.

"Jimin... Jimin... Dimana kau!"

Ia lalu mencoba beristirahat diatas tempat tidur hingga ponselnya tiba-tiba berdering. Nomor tak dikenal muncul disana. Tapi karena terlalu frustasi memikirkan Jimin Jungkook tidak mengangkatnya. Mungkin saja hanya salah sambung.

Dua sampai tiga kali ponselnya kembali berdering. Kesal, ia lalu me-nonaktifkan benda berbentuk persegi itu. Ayolah, ada yang lebih penting dipikirkan daripada meladeni orang salah sambung.

Selang waktu hampir menunjukkan pukul sebelas malam, Jungkook membulatkan tekadnya untuk mencari Jimin. Kendati hujan lebat yang disertai petir, ini demi kekasihnya.

Satu persatu orang-orang yang berlalu-lalang disamping supermarket ditanyainya, tapi tak satupun yang mengenali wajah Jimin. Kekhawatiran pria itu terlihat jelas di wajahnya yang perlahan memucat bak mayat.

Roommates » Kookmin [SEASON 1 - 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang