Official

247 48 36
                                    

"Perasaan sayang dan cinta yang timbul tidak datang dengan sendirinya, semua rasa itu tumbuh begitu kamu datang"

Lita pov.

Hancur, mungkin kata itu yang mewakili semua yang gue rasakan.

Jika kalian fikir gue lemah, gue lembek, gue cengeng. Ya begitulah, itu semua benar.

Ketika seseorang mengatakan.

Gue tau lo sakit, dan gue juga ngrasain kesakitan lo, kalo lo sedih gue juga sedih.

Bohong,!!, semua itu bohong besar, karena ketika mereka bilang begitu, itu bukan rasa sakit yang sama seperti yang lo rasain, itu semua karna mereka kasian sama lo, mereka iba sama lo, mereka prihatin akan kehancuran lo.

Mereka tidak akan bisa ngerasain yang lo rasain ketika mereka tidak mengalamin nasib yang sama seperti lo.


^ ^ ^

Ketika gue bangun dari tidur, yang sama sekali tidak nyaman, karna hidung gue tersumbat, dan mata gue sembab, kepala gue pusing dan gue inget ketika bokap gue menampar pipi gue.

Oke gue salah, gue emang selalu salah di mata bokap gue, sedari kecil gue selalu di perlakukan nggak adil sama bokap gue.

Jika kalian fikir, hidup gue di kelilingi harta yang melimpah, keinginan gue dituruti.

Kalian salah, iya emang keinginan gue dituriti, gue anak orang kaya, tapi itu semua menyiksa gue, percuma gue di kelilingi harta, tapi kehidupan ini lah yang paling gue benci.

Karna apa, karna gue tidak pernah ngrasain kasih sayang dari bokap dan nyokap gue...

Mereka selalu mementingkan pekerjaannya, dengan alasan buat masa depan gue nanti, gue nggak butuh itu, yang gue butuhkan hanya kasih sayang dari kalian.

Di rumah yang besar ini cuma satu orang yang peduli sama gue, yang sayang sama gue, dia Abang gue Doni.

Dia yang selalu ada di dekat gue, selalu mendukung gue, selalu menyemangati gue, yahhhh...walaupun kadang sikapnya buat gue jengkel.

Seperti sekarang, kayaknya tadi malam dia manjain gue deh, tapi sekarang kelakuannya bikin pengen menghujatnya,

"Dek kalo gue suka sama lo gimana"

Pertanyaan macam apa itu.

"Gue tusuk lo pakek ini"

Gue menyodorkan garpu ke perutnya,

"Sans Ta"

Gue ngrasain ada tangan yang melingkar di perut gue, siapa lagi kalo bukan Doni,

"Bang nanti ikannya gosong, lepasin nggak"

"Biarin, ijinin gue begini sebentar"

Gue kagak tau apa yang di lakukan Doni ke gue, tapi gue juga tidak bisa menolak karna gue juga nyaman diginiin sama abang gue.

Gue matiin kompor dan berbalik menghadap Doni.

Doni melepaskan pelukannya, ia menatap mata gue, dan gue nggak tau kenapa juga bales menatapnya.

Love PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang