Dilema

155 12 19
                                    

"Balikan sama gue atau nyawa Karin akan lenyap di hadapan lo"

Lita terkejut saat Arshan mengatakan jika ia akan menghabisi Karin dasar pesikopat gila.

"Banci lampu merah, beraninya mengacam" kata Lita tersenyum sinis.

Apa Arshan Diam?. Tidak dia benci di katain Banci lampu merah dia bukan banci lampu merah tapi banci jalanan, ia langsung meremas pergelangan Lita.

Auww Anjing ini tangan begok bukan ranting -Batin Lita.

Lita meringis kesakitan, sambil menginjak kaki Arshan.

"Apa lo bilang tadi?"

"Lo budeg?"

Terlihat tangan Arshan mengambil sebuah benda lalu di arahkan ke kepala Karin.

"Apa gue harus mengambil tindakan ini supaya lo luluh ke gue"

"Nggak sudi gue luluh sama lo"

"Oke"

Arshan berbalik menghadap Karin dengan tangan kanan masih mencengkeram tangan Lita.

"Sepertinya lo nggak di butuhkan lagi di dunia ini Karin"

Melihat Arshan lengah Lita langsung menendang kaki Arshan hingga tangan Lita terlepas dari cengkeraman laki-laki itu.
Lita langsung mengambil alih pistol yang sebelumnya di arahkan di kepala Karin, ia langsung membantu Karin berdiri.

"Tangkap dia begok" teriak Arshan ke laki-laki yang bertubuh raksasa itu.

"Diam atau tembakan ini akan terkena ginjal kalin"

Saat Lita berjuang melindungi nyawa Karin dan juga nyawanya sendiri.
Tiba-tiba pintu gudang itu terbuka hungga pintu tersebut hancur.

(Iya hancur kayak hati gue saat tau Doi nggak membalas perasaan gue.)

"LITA" teriakan itu berasal dari arah pintu.

"Erik" gumam Lita

"Lita lo nggak papa kan" Erik berlari mendekati Lita.

"LO GILA, LO UDAH GILA AR" teriak Erik,

Dan itu membuat Lita bingung, Ada hubungan apa Arshan dengan Erik.

"Hay dek ngapain kesini mau ikutan main?"

Dek? Lita tidak percaya jika Erik adalah Adik dari Bajingan di hadapannya itu.

"Lo..."

"Iya gue adiknya Arshan, maaf"

"Sudah?, sudah dramanya?"

DOOOOORRRRR...

Suara tembakan itu terdengar merdu di telinga mereka.

Lita dan Erik pun langsung mengikuti arah peluru itu, ya peluru itu terkena perut Karin.

"KARINNN" teriak Lita dan Erik.

"BANGSAT" Erik menghampiri Arshan dan langsung menendang tubuh Arshan.

Terjadi pertengkaran antara adik kakak tersebut, meskipun Erik memukuli Arshan membabi buta, tetapi Erik masih punya perasaan bagaimanapun juga Arshan adalah kakak kandung nya.

"Gue kasih lo kesempatan untuk lari, jangan sampe gue bunuh lo disini" suara Erik serak menahan amarah.

Arshan menyeringai mengabaikan perkataan Erik,ia berdiri dan langsung melarikan diri.

"Karin lo harus kuat, gue nggak mau lo pergi, lo harus mempertanggung jawabkan yang telah kau perbuat" kata Lita

"Kita bawa Karin ke rumah sakit"

"Jangan, gu...e minta ma...maaf Ta, gu..e u..dah nggak tahan lagi... Sofi...dia adalah orang yang tau semuanya, lo nggak salah lo adalah korban dari semua ini"

"LO NGOMONG APAAN SIH BANGSAT, LO LAGI SEKARAT AJA MASIH BISA NGOMONG KEK GITU"

"Gue ngomong yang sebenarnya Ta.... gue pergi dulu, jaga diri lo baik-baik ta, Doni..." belum Karin menyelesaikan omongannya ia udah tertidur, (mati goblok).

"Rin, Woy bangun Ajing Doni kenapa"

"AAARRRGGGHHH, ARSHAN GUE NGGAK AKAN BIARIN LO HIDUP"

Kata Lita dengan penuh penekanan, ia masih tidak percaya Karin adalah segalanya karin adalah kunci dari semua, tapi sekarang ia udah nggak bisa apa-apa.

"Sofi" Guman Lita.
________
-----

Lain halnya dengan Dava entah kenapa pikiran dan hatinya tidak tenang, mau tidur nggak bisa duduk sila nggak nyaman, duduk selonjor nggak nyaman.
Dari tadi dia menelfon Lita tapi tidak aktif di wa nggak di bales. Resah kek anak perawan lagi mikirin doinya.

Akhirnya dia mengambil benda pipih dari saku celana, dan entah kenapa ia mencari nama Doni di sana.

"Yes baby you miss me?"

"Jijik Anjing, eh cvk adek lo kemana sih kog di telfon nggak aktif"

"Gue kagak tau njing dari tadi juga gue resah tau nggak sih, tiba-tiba dia pergi gitu aja tanpa memberi gue petunjuk untuk membuntuti dia"

"Woy bangsat gue jijik gila dengerin suara lo anjing"

"Haha, gue kagak tau Dav coba lo cari di saku celana lo siapa tau di ngumpet di situ"

Tanpa membalas omongannya Doni yang menurut Dava nggak penting, sumpah nggak penting banget ya kalik Lita ngumpet di saku celana Dava kan nanti Dava yang keenakan.

"Dasar cewek, gue bilang apa, semua cewek tuh sama aja"
_________
------

Setelah kejadian Karin di tembak oleh Arshan, Lita kembali kerumah dengan darah Karin yang masih menempel di tubuhnya.

"Ta udah pul.......ASTAGA LITA LO?, DARAH, TA, DARAH?"

"biasa aja lo Anjing, ini bukan darah gue"

"Darah siapa Anjing ini di tubuh lo"

"Karin"

Setelah mengatakan itu ke Doni Lita langsung menuju kamarnya untuk membersihkan darah yang ada di tububnya.

"Karin" gumam Doni dengan wajah yang susah untuk di artikan.

___________
----------

"Ta buka pintunya woy anjing"

Lah ngegas.

"Kagak di kunci bangsat, aelah drama banget lo anjing"

Doni langsung membuka pintu kamar Lita
"Ta lo..... ASTAGA LITA MATA GUE UDAH NGGAK PERAWAN LAGI"

Lita tidak segan-segan memukul kepala Doni dengan remot tv yang ada di sampingnya.

"Sekali lagi lo teriak gue tendang lo"

"Ya maap lagian lo kenapa pakek kutang doang sih hah kan gue jadi ena"

Oke kali ini Lita bangkit dari duduknya dan langsung memukul kepala Doni dengan tangannya.

"Bilang apa lo hah bilang sekali lagi"

"Iya-iya apun Ta udah kalik ah, gue nanti gagar otak"
Lita berhenti memukuli kepala Doni, ia kembali duduk di sofa nya.

"Sekolah woy sekolah, kog lo belom mandi sih"

"Gue kagak sekolah hari ini, izinin gue dah sana keluar lo"

Doni langsung meninggal kan kamar Lita dengan tangan yang masih hormat.

"Gilla kog bisa gitu gue suka sama abang gue sendiri" gumam Lita.

WOY WHATSAPP  GENGS MAAF YA SEDIKIT, MAAF BANGET, LAGI MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

MAAFKAN AUTHOR YA KARNA BELUM BISA MEMBUAT CERITA YANG BAGUS DAN BISA MEMUASKAN KALIAN MAAF BANGET .😘😘😘😘

VOT DAN KOMEN YA.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Love PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang