"ingat! bukan stefa namanya jika menyerah begitu saja."
~stefanny
---
Pada hari ini di SMA Pelita akan mengadakan lomba basket antara dua tim yaitu tim Bastian melawan tim Reza. permainan akan segera dimulai kedua tim sudah berada di lapangan.murid-murid SMA pelita berteriak menyemangati kedua tim tersebut.
dari tingkat atas stefa melihat ke arah Bastian dengan senyum yang berkembang. sedangkan cella dan shiren sudah berada di lapangan sekolah sejak tadi agar dapat melihat lebih dekat. Stefa yang akhirnya menyusul kedua sahabatnya yang ada pada bagian paling depan. dengan tubuhnya yang kecil stefa berhasil menyelinap dan sampai di depan.
"stef sejak kapan Lo disini?" tanya cella sedikit berteriak.
"baru aja cel."
"SEMANGAT ABANG ARGA!!" teriak shiren sangat bersemangat.
"woy kuping gue!" vidia yang berada di sebelah shiren langsung menutup kupingnya yang tampak berdenyut akibat teriakan shiren barusan.
"ren biasa aja Lo teriak nya. tuh liat arga sampe ngeliatin lo kayak gitu." tegur cella karena sejak shiren meneriaki namanya Arga langsung menatap shiren ilfeel.
"Apaansih tu cewek gak tau malu banget. Manggil gue Abang lagi emang gue Abangnya!" geram Arga dalam hati dan kembali fokus bermain.
"biarin namanya juga cinta." shiren tidak memperdulikan sekitarnya dia tetap teguh dalam pendiriannya. jika dia mencintai Arga apa salahnya dia berjuang buat dapetin cintanya?
di sisi lain stefa lebih memfokuskan dirinya menatap ke arah Bastian. dengan sangat handal Bastian memasukkan bola basket ke ring lawan. sekarang perbandingan skor dari tim Bastian dengan Reza adalah 03 : 01. Pelatih pun meniup peluit tanda pertandingan berakhir.tim Bastian menatap ke tim Reza dengan tatapan kemenangan. seluruh siswa maupun siswi bersorak gembira terlebih Irene yang saat itu juga menghampiri Bastian dan langsung memeluknya.
glek. stefa langsung tertegun melihat pemandangan yang tepat di hadapannya saat ini. cella dan shiren pun ikut terkejut lalu setelah itu mereka mengajak stefa untuk pergi dari kerumunan orang-orang. stefa hanya bisa membayangkan kejadian yang sudah kedua kalinya ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
stefa pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi menemui irene. tapi sebelum itu, cella yang menahan pergelangan stefa untuk bertanya namun, stefa yang sudah paham langsung menjawabnya.
"gue cuma mau ke toilet cel." cella pun melepaskan tangannya.
"kirain mau balik lagi kesana."
stefa pun melanjutkan langkahnya dan pergi ke toilet sebentar. Sesampainya di toilet stefa tidak sengaja menabrak seseorang yang ada di hadapannya itu.
"sorr-" stefa langsung menghentikan perkataannya.
"Kenapa gak dilanjutin? Lo udah nabrak gue dan Lo harus minta maaf!" bentak irene kepada stefa.
"pas banget ya kita ketemu sekarang. jadi gue gak susah-susah nyari lo!" stefa tersenyum Miring ke arah irene yang tertegun melihatnya.
"eeh lo mau apa?!" Irene yang mulai panik karena stefa menyadarkan nya ke dinding toilet.di sana hanya ada mereka berdua.
"kok panik sih ren?" tanya stefa tanpa menghilangkan senyuman nya.
Irene tidak menjawab perkataan stefa karena sekarang dia benar-benar sangat takut kerena baru kali ini dia melihat stefa berubah seperti iblis.
"Lo tau kan gue suka sama Bastian? Pastilah! Lo tau seberapa hancur perasaan gue pas tau kalo lo jadian sama Bastian?!"
"Iya gue tau. tapi kalo lo minta buat gue putusin Bastian gak akan gue lakuin."
"tenang gue gak sejahat itu kok. tapi jangan ngelarang gue kalo gue perjuangin Bastian lebih dari sebelumnya."
"ingat!bukan stefa namanya jika menyerah begitu saja."
stefa langsung meninggalkan Irene sendirian yang masih sibuk dengan pikirannya.kini dia berpikir bahwa ini adalah awal dari rencana stefa. jika dia kalah maka dia harus merelakan Bastian.
"sialan!" umpat Irene lalu kembali ke kelasnya.
---
jangan lupa vote!