Part 14

2.1K 82 30
                                    

"Aku ragu, jika aku pergi apa kau akan mencari atau malah tak perduli."

---

di tengah perjalanan pulang, stefa hanya diam saja. beberapa kali sandy mengajaknya bicara tapi stefa hanya membalas dengan anggukan, atau tidak sama skali. dilihat dari wajahnya, stefa masih terlihat sangat syok. namanya juga perempuan, paling gak suka kalo di bentak. akhirnya, Sandy pun membuka percakapan kembali walaupun ia tau responnya akan tetap sama. di kacangin.

"eh stef gue mau nanya deh?"

"kenapa sih lo masih suka sama bastian? Lo kan tau kelakuan dia ke Lo itu gimana. Lo juga kan cantik, kenapa gak cari yang lain aja. daripada Lo nungguin dia, bisa-bisa lo lumutan karena kelamaan nunggu."

hening.

"benar kan tebakan gue,kacang again."

"lo tau nggak san? kadang kita itu cuma mau nerima hasil nya doang, ketimbang mau usahain. begitu juga cinta. kalo lo gak usaha ya lo gak bakalan dapet apa yang lo mau. sakit hati itu udah resikonya, namanya juga jatuh ya pasti sakit. makanya gue yakin semuanya itu pasti ada hikmahnya,dan gue tinggal jalanin aja, nunggu sampe waktunya tiba."

sandy yang mendengarkannya hanya terdiam tak lagi menjawabnya. ia terpanah dengan perkataan bijak dari stefa. mungkin dia juga bisa belajar dari stefa, bahwa semua yang kita mau itu gak ada yang instan, semuanya itu butuh usaha.

"gue harap Bastian bisa ngebalas persaan gue ke dia."

"fighting! gue yakin Lo pasti bisa cairin hatinya si bastian." kata sandy yang memberi semangat kembali pada stefa. stefa yang meliriknya pun itu hanya tersenyum.

"btw rumah Lo dimana ya,perasaan daritadi kita jalan gak nyampe nyampe." tanya sandy yang mulai kebingungan karena mereka dari tadi hanya jalan tanpa tau arah tujuannya.

"Ohh iya, sampe lupa gue ngasih taunya. pokoknya dari sini tinggal lurus aja, pas udah di depan tinggal belok kanan terus ada gerbang putih."

"Oke mba." balas Sandy sambil mengacungkan jempolnya.

"emangnya gue mba-mba apa." kata stefa lalu memutar bola matanya malas.

---

"Makasih ya san."

"yoi stef."

setelah sampai di rumah, stefa melihat mobil bundanya sudah tak ada di halaman rumah, ia pun mendengus pelan dan kembali berjalan masuk.stefa melangkah menuju dapur untuk mengambil air di dalam kulkas, tenggorokan nya kini terasa sangat kering yang membutuhkan air dingin untuk menyegarkan nya kembali. setelah selesai minum, stefa mendapatkan ponselnya sudah berada di meja makan. dia pun langsung menghampirinya dan mengambil ponselnya tersebut. ketika ia menghidupkan layarnya, ia melihat ada pesan masuk dari ayahnya. stefa pun segera membuka isi pesan tersebut.

ayah💙
kita berangkat ke jerman besok pagi ya. ayah bakal pulang cepat. jangan lupa beresin perlengkapan yang bakal kamu bawa,biar gak ketinggalan lagi.

Stefa membacanya dengan sedikit terkejut.dia lupa jika Minggu ini mereka akan berangkat ke jerman. tetapi seketika ia terpikir akan Bastian, bagaimana bisa ia meninggalkan Bastian dengan keadaan yang masih sakit.ia pun langsung bergegas ke kamarnya,dan langsung mengambil kopernya lalu, mengambil beberapa baju dan kelengkapan lainnya yang akan ia bawa. dia mencocokkan baju yang akan dia kenakan saat berada disana. saat sudah selesai ia pun menutup kembali koper tersebut. baju yang ia bawa tidak terlalu banyak, mengingat ia hanya beberapa hari disana.

my ice boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang