1 - Gempa

19 3 0
                                    

"Because falling in love doesn't need a logical reason. Just feeling comfortable near him can make you fall in love"

-HN-


Bel sekolah berbunyi. Siswa-siswi SMP Negeri 25 Bandung kelas 7 sampai 9 segera memasuki kelas mereka. Tetapi berbeda dengan kelas 8I yang masih berlalu lalang di koridor kelas.

Berwali kelas Bu Teni tak menjadikan mereka jera setelah berkali-kali mendapat omelan karena aksi mereka.
Pertama, dilempar sampah oleh Mang Jaja karena mengejek. Ya kenyataannya bukan aksi siswa-siswi 8I yang selalu mengejek Mang Jaja, tetapi dikarenakan siswa yang mengejek diam di depan kelas 8I alhasil yang terkena amukan masa ialah 8I.

Kedua, tertangkap ketika sedang asik-asiknya diam di luar kelas. Letak kelas yang lurusan dengan meja piket dan ruang guru berhasil membuat siswa-siswi kelas 8I selalu mendapat omelan karena takmau diam di kelas.
Di coret oleh Bu Amah menggunakan spidol di bagian kening mereka pun tak menjadikan mereka diam di kelas.

Walau banyak yang menjadi bahan pembicaraan anak-anak 8I tapi mereka tetap paham akan sopan santun dan kompak.

"Woy masuk ih ntar dicoret Bu Amah lagi!" teriak Sipta kepada perusuh kelas yang masih berada di depan kelas. Munawar, Naufal.

"Muhun neng geulis" ucap Munawar setengah hati.

"Mana si Younglex?" tanya Sipta menanyakan Farhan yang menjadi Younglex 8I.

"Di kamar mandi" jawab Naufal santai.

"Ngapain?" tanyanya lagi.

"Nyuci baju se-25" jawab Munawar ngasal.

"Ih masa nyuci di sekolah. Dia nyuci baju anak-anak 25?" tanya Sipta antara terkejut dan panik.

"Ya ga lah. Ya kali ajet, lo kata dia buka laundry hah?" protes Munawar.

"Lah tadi lo bilang" ucap Sipta.

"Ya ke kamar mandi ngapain. Ya kali aja nyuci baju di sekolah" ujar Munawar.

"Dangdutan" celetuk Naufal makin ngasal.

Belum selesai mereka berdebat Bu Nurwastrisari sang Guru IPA sudah masuk. Dan mau tidak mau siswa-siswi kelas 8I harus duduk dan mengikuti pelajarannya.

Pelajaran berakhir dan dilanjut dengan mata pelajaran yang lain sampai bel istirahat pertama berbunyi.

"Kuy istirahat" ajak Sipta.

"Duluan aja. Gue ntar nyusul ama Hasna" ucap Tiara.

"Ya udah gue sama Yuli duluan ke kantin ya" ucap Sipta yang dibalas anggukan kepala dari Tiara dan Hasna.

"Tumben ga ke kantin kenapa lo Has?" tanya Tiara.

"Ga lagi males aja. Lo kenapa ga ikutan ke kantin ama mereka?" Hasna balas bertanya.

"Lah kan gue ikut lo" jawab Tiara.

"Fans gue emang lo" ucap Hasna sembari memberi kiss ke Tiara.

"Ih jijik lo ngapain nyium-nyium!" sergah Tiara menjauhkan wajah Hasna dengan tangannya.

Hasna hanya tertawa dan hendak berdiri sebelum Tiara menariknya kembali untuk duduk.

"Eh Has!" teriak Tiara sembari menarik tangan Hasna.

"Lo ih, ngagetin!" protes Hasna.

"Ya maap lah mana gue tau kalo lo kaget" ucap Tiara nyengir.

"Apaan?" tanya Hasna.

Seven Thousand Three Hundred EighteenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang