6 - Suka

6 0 0
                                    

"Elu kok disini" tunjuk Hasna pada Zali yang kini sedang nyengir dengan kepala yang masuk ke dalam jendela.

"Lu kangen ama gue ya?" tanya Zali percaya diri.

Bukannya menjawab Hasna malah memalingkan wajahnya pada laptop dan membiarkan Zali berada disana.

Kriiiiieeeeetttttt

"Heheh assssssssssssssssamlekum" Hasna memandang Zali dengan tatapan sinisnya.

"Yeu kalo ada yang salam tuh jawab. Bukannya liat sambil kayak ne..."

"Wa'alaikumussalam" sergah Hasna singkat. Zali memandang Hasna cengo.

"Kalian lagi ngapain?" Zali berjalan mendekati laptop Geyta yang berada di meja pertama dan barisan pertama. Setelah puas melihat-lihat dia duduk di kursi yang berada di belakang Hasna.

Hasna melirik ke arah Zali. Saat Hasna tepat melihat wajah Zali. Zali nyengir sambil mengangkat alisnya.

Hasna bergidik ngeri dan kembali pada pekerjaannya.

"Has minjem hp" ucapnya singkat.

"Hah?" Hasna berbalik dan menanyakan kembali apa yang barusan dipinjamnya.

"Minjem hp"

"Siapa yang minjem?" Hasna masih menjaga handphone nya di genggamannya.

"Gue" Zali mengangkat kakinya ke atas kursi di sebelahnya.

"Buat apaan" kening Hasna berkerut. Untuk apa Zali meminjam handphone nya? Dan ini pertama kalinya Hasna meminjam handphone nya.

"Numpang ke fb ya" cengir Zali sambil menyatukan tangannya di dada.

"Gue kan kaga punya fb" Hasna mengecek isi handphone nya sebelum memberikannya pada Zali.

"Kan buka lewat chrom bisa kali"

"Jangan buka galeri" ucap Hasna sembari menyodorkan handphone nya.

"Kenapa? Banyak foto gue ya? Ih lu diem-diem nyimpenin foto gue. Duh sayang deh gue sama lu. Fans berat gue emang" bawelan Zali mendapat cubitan di tangannya dari Hasna.

"Sakit ih. Galak. Kek mak lampir" Zali meringis sambil mengelus tangannya yang Hasna cubit.

"Gemes gue sama lu. Mau cubit lagi?" tanya Hasna tersenyum jahat.

"Mau. Tapi kalo lu jadi pacar gue"

Degh.

"Ga ga. Gue minjem ya. Ga akan buka galeri kok. Tenang aja" Zali menampilkan senyuman dengan dua jari tangan yang dia angkat.

'Baru aja gue terbang Zal' gumam Hasna dalam hatinya.

Hasna memandang Zali yang tengah sibuk memainkan handphone Hasna. Jari-jarinya sibuk mengetik sesuatu disana.

Lama dicuekkan dan Zali sibuk dengan kerjaannya, Hasna kembali melanjutkan kegiatannya semula, kerja kelompok.

"Has gue jajan dulu ya" Geyta meninggalkan kelas dan pergi ke kantin.

Hasna merasa ingin bertanya pada Zali, kemudian dia berbalik. "Zal"

Yang dipanggil hanya bergumam dengan tatapan masih fokus pada handphone.

"Lu pacaran sama Salsa? Salsa mana sih? Orangnya tinggal dimana? Yang mana? Kayak gimana?" Hasna menyemprotkan semua kekepoannya selama ini.

"Iya. Ada aja. Orangnya tinggal di Bumi. Ya kayak manusia aja kayak gimana"

"..."

'Plakkkkkkk'

Dengan mulusnya tangan Hasna mendarat di pipi Zali. Zali hanya meringis kesakitan sembari mengelus pipinya yang sudah berwarna semu merah. "Lah di tampol. Gue salah apaan"

"Jawab tuh yang bener. Jangan main jeplak aja" Hasna berusaha bangkit ingin melihat apa yang dilihat Zali di handphone nya. Tapi Zali menutup layar handphone Hasna dengan kedua tangan dan mendekatkan ke dadanya.

"Ga boleh" Zali masih fokus dengan handphone Hasna yang semakin didekatkan pada dadanya sehingga kepalanya harus menunduk untuk memainkannya.

"Itu juga kan hp gue. Ya gapapa dong wey" Hasna berusaha menarik handphone nya.

"Tapi kan yang lagi pake gue. Lu tuh ga boleh sok tau atau mau tau urusan orang" Zali menarik tubuhnya semakin menjauh dari Hasna.

"Ish dasar. Ya udah lah terserah" ucap Hasna.

"Has" panggil Zali tapi sang empu tak berbalik.

"Woy Has"

"Hem?"

"Gue mau nanya" Zali menggoyangkan bahu Hasna dari belakang.

"Apaan" Hasna masih tak mau berbalik.

"Ih ngadep sini dulu napa" Zali berusaha membalikkan bahu Hasna hingga Hasna pun dengan terpaksa harus membalikkan badannya.

"Hem? Apa?"

"Emm... Yuli dah punya pacar belum?"

Hasna mengangkat sebelah alisnya, dagu nya juga berkerut. "Ngapain nanyain gituan? Lu suka sama dia?"

"Ah engga. I-itu. Te-temen gue yang suka" Zali gugup begitu ditanya tentang perasaannya pada Yuli.

"Boong lu. Keliatan lu suka"

"Ya... Gue emang suka sih. Hehe" cengiran Zali hanya mendatangkan senyuman pahit bagi Hasna.

Ada perasaan tak suka dihati Hasna. Rasanya dia tak suka mendengar Zali berkata bahwa dia menyukai Yuli.
Akalnya berkata dia tak menyukai Zali dan dia tak ada rasa apapun pada Zali. Tapi hatinya berkata dia sakit mendengar perkataan orang yang membuatnya nyaman menyukai gadis lain.

"Oh... Emm... Ga kok. Yuli ga punya pacar" Hasna berusaha bersikap sewajarnya.

"Bagus deh heheheheh" Zali memberikan handphone Hasna. "Makasih ya"

Hasna hanya mengangguk dan tersenyum. Perasaannya dan mood nya saat ini hanya satu kata "buruk". Kegiatan kerja kelompok hanya selesai sampai jam 5, dan itu pun belum bisa disebut tuntas. Masih banyak yang harus diubah.

"Gue pulang duluan ya Has" Geyta melambaikan tangannya pada Hasna dan Hasna membalasnya.

"Lu mau pulang Has?" Zali bertanya sambil menyenggol lengan Hasna.

"Ya" Hasna memasukan buku kedalam tas nya. Dia berusaha sesibuk mungkin.

"Bareng ama gue ya?" Zali menawarkan Hasna agar mau pulang bersamanya tetapi Hasna hanya diam. Mood nya sangat buruk hari ini, atau mungkin sore ini.

"Gue pulang duluan Zal. Tiati lu pulangnya" Hasna pergi meninggalkan Zali yang masih berdiri sambil menggendong tas ranselnya.

Zali masih diam sambil memperhatikan gadis yang semakin menjauh dan meninggalkan jejak di lapangan 25 yang sedikit basah.

"Gue tau lu kenapa Has. Keliatan dari raut muka lu" Zali hanya tersenyum memandangi gadis yang sudah pergi dan tak terlihat lagi bayangannya. Dia pun menutup pintu kelas 9E dan segera pergi meninggalkan sekolah.

🍭🍭🍭

Hai hai hai.
Gue kambek.
Kangen ga kangen ga.

Duh maaf baru update setelah 5 hari.
T3T
Gue ada up lagi nih satu.

See you next part readers.
Maaf kalo lama up nya yaa.
👋

Seven Thousand Three Hundred EighteenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang