Pagi ini Mayleen sibuk mengelilingi sekolah untuk bertemu dengan Taehyung. Rooftop, Gedung kosong, taman. Nihil, laki-laki itu tidak terlihat di manapun. Sesekali dalam perjalanannya, dia bertemu dengan para senior yang sedang memeluk beberapa buku seakan-akan buku itu adalah kekasih mereka—ya, bulan depan mereka akan menghadapi ujian kelulusan. Jika sudah begitu, Mayleen akan memperlambat langkahnya dan menunjukkan senyum sopan—Ha, senioritas itu nyata kawan.
"Mayleen!" Mayleen segera berbalik ketika mendengar namanya dipanggil. Didapatinya sosok Jung Kook, anak itu dengan santai melambaikan tangannya pada Mayleen. Mayleen menghampirinya. Tunggu dulu, Jungkook adalah anak kelas satu. Beraninya dia memanggil Mayleen tanpa embel-embel seonbae atau Noona. Pikir Mayleen. Tampaknya laki-laki ini tidak mengenal istilah senioritas dalam hidupnya. Peduli gila, Mayleen bukanlah orang yang gila hormat.
"Kau ingin mengembalikan kaos olahraga Tae Hyung, bukan? Sini, berikan padaku saja." Ada yang berbeda dari wajah pria ini. Wajahnya yang kemarin tampak mulus sekarang terdapat lebam kebiruan, ujung bibirnya bahkan sobek. Mayleen menyerahkan kaos olahraga Tae Hyung sebelum ia bertanya, "Ada apa dengan wajahmu, Jung?" Refleks, laki-laki itu menyentuh pipi kanannya dengan jari "Bukan apa-apa," laki-laki itu tak acuh, tampak malas menjawab pertanyaan Mayleen. "Kau dipukuli?" Mayleen kembali bertanya, dan Mayleen sukses membuat Jung Kook kesal. "Bukan urusanmu." Dingin, suaranya benar-benar dingin. Mayleen sedikit takut "Baiklah." ucapnya. Cepat-cepat ia melangkahkan kakinya menjauhi Jung Kook.
"Mayleen!" Belum jauh Mayleen melangkah, sebuah suara kembali menyebutkan namanya. Mayleen kenal betul suara tinggi ini. Park—sialan—Jimin. Benar saja, laki-laki itu tiba-tiba muncul dari belakang dan meraih tangan Mayleen. Menyeret gadis itu entah kemana.
Mayleen berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Jimin "Sialan, lepaskan! Ini sakit!" Mayleen beberapa kali memukul punggung Jimin. Rooftop, mereka tiba di Rooftop. Jimin menghempaskan tangan Mayleen yang sejak tadi digengamnya erat, terlihat meninggalkan bekas kemerahan di sana. Mayleen langsung saja mengumpati Jimin dengan bahasa ibunya yang tentu saja hanya dimengerti oleh gadis itu sendiri, "Verdomme!" teriaknya. Jimin memicingkan matanya, menatap tajam ke arah mata sipit Mayleen.
"Apa yang Kau lakukan, dasar gadis bodoh."
Jimin tidak berteriak ataupun membentak. Tapi ucapannya sukses membuat Mayleen terdiam.
Note,
Jimin Kamu kasar dech, aku syukaaa ....
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE
Fanfiction"Aku ingin bahagia," Ini tentang Mayleen dan orang-orang yang pernah mampir di hidupnya. Terlebih Kim Tae Hyung. Ya, laki-laki itu. 📍[COMPLETED]