"Bicara sekarang atau aku pergi." Ucap Mayleen dingin. Dia sudah mati-matian menahan kakinya agar tidak melangkah meninggalkan laki-laki yang ada di depannya sejak setengah jam lalu. Mayleen sedikit kagum dengan laki-laki ini, dia begitu sabar menunggu Mayleen di lobi kantor sampai wanita itu pulang kerja. Mayleen pada akhirnya menyerah, dia langsung menyeret pemuda itu menuju salah satu café di dekat kantornya.
"Sebelumnya ... boleh aku tahu bagaimana kejadian itu terjadi melalui sudut pandangmu?" Jeon Jung Kook terus-terusan menunduk sedari tadi, laki-laki ber-hoodie hitam ini tidak berani menatap Mayleen barang sedetik. "Boleh, asalkan Kau dongakan kepalamu. Aku tidak ingin menjelaskannya kepada kepala dan rambutmu," Spontan Jung Kook menatap Mayleen.
Akhir musim semi. Daun di pohon sudah mulai menguning, walaupun belum sampai berjatuhan memenuhi jalan. Malam hari sudah mulai terasa dingin. Mayleen, gadis yang baru saja menyelesaikan makan malamnya masih merasa lapar dan sialnya tidak ada makanan ringan yang tersisa. Dengan sangat terpaksa dia mengambil sweater dari dalam lemari pakaian dan berjalan menuju mini market dekat rumah.
BRAK.
Mayleen mendengar suara sesuatu dari gang sempit hasil himpitan dua gedung. Mayleen, gadis yang punya rasa keinginan tahu yang tinggi, melangkahkan kakinya menuju gang itu tanpa ragu, walaupun merasa takut
Mayleen bersumpah, itu adalah keputusan terburuk yang pernah diambilnya dalam hidup.
Kim Tae Hyung, Jeon Jung Kook, darah, seorang pria dengan luka tusuk. Hal-hal itulah yang ditangkap oleh matanya. Dan dia menyesal.
Dengan jelas ia melihat Tae Hyung dan Jung Kook berdiri di depan laki-laki yang terbujur kaku itu. Baju mereka di penuhi darah. Tapi Jung Kook, pemuda itu, tangannya berlumuran darah, lengkap dengan sebuah pisau penuh darah. "Mayleen?" Tae Hyung langsung menyadari kehadiran gadis itu, tampak sangat terkejut sedangkan Jung Kook disampingnya masih tenang. "Pergi, cepat!" Tae Hyung berteriak. Tanpa berpikir lagi, Mayleen langsung berlari.
"KAU HARUS MELAKUKANNYA, HYUNG!" teriakan Jung Kook terdengar di telinga Mayleen, gadis itu memang belum berlari terlalu jauh. Mayleen seketika berhenti. Hening. "AKU TIDAK BISA, KOOK!" Kali ini teriakan Tae Hyung. Mayleen kembali berlari, pulang ke rumah.
"Setelah kejadian itu, kalian menghilang. Benar-benar menghilang. Aku hancur, benar-benar hancur." Mayleen menghela napas setelah menyelesaikan ceritanya. "Apa yang Kau pikirkan, Leen? Kau pikir Aku yang membunuh pria itu?" Akhirnya Jung Kook buka suara, Mayleen mengangguk. "Jelas saja, memang benar Kau yang membunuh pria itu. Aku yakin. Lalu Kau menyuruh Tae Hyung menggantikan posisimu. Kalian menghilang karena si bodoh Kim itu ada di penjara dan Kau kabur lalu memulai hidup yang baru, benar kan?" Mayleen memberikan tatapan sinis pada Jung Kook. Laki-laki itu hanya tertawa lalu menyesap minuman yang tadi dipesannya.
"Bagaimana jika Kau dengar ceritanya dari awal, agar Kau tahu kebenarannya?" Jung Kook memberikan senyum hambar pada Mayleen.
Note,
Hi!
Luv u,
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE
Fanfiction"Aku ingin bahagia," Ini tentang Mayleen dan orang-orang yang pernah mampir di hidupnya. Terlebih Kim Tae Hyung. Ya, laki-laki itu. 📍[COMPLETED]