3. 1 - Three-point-one.

79 12 5
                                    

Mayleen Lee adalah seseorang yang keras kepala. Semakin dilarang, semakin diperingati, maka semakin gencar dia melakukannya. Apalagi jika yang melarang adalah orang jenis Jimin, semakin senanglah ia menentangnya. Kemarin Jimin memeperingatinya untuk tidak dekat-dekat dengan Tae Hyung dan Jung Kook, jadilah sekarang dia beraksi seperti gadis centil dan mengikuti dua laki-laki itu kemanapun mereka melangkah. Beberapa kali ia bertemu dengan Jimin, dan Mayleen dapat menangkap dengan jelas tatapan tajam dari pria itu. Mayleen semakin gencar untuk menempel dengan Tae Hyung dan Jung Kook, terutama Tae Hyung.

***

"Leen, apa yang Kau lakukan?" tanya Jimin saat ia berhasil menangkap Mayleen di depan gerbang sekolah. Gadis itu tidak menjawab, dia hanya memberi tatapan menantang kepada Jimin. Jimin kesal bukan main. "Terserah Kau sajalah. Aku sudah tidak peduli!" Setelah berteriak tepat di depan wajah Mayleen, Jimin segera berlalu pergi. Mayleen hanya tertawa-tawa, merasa bangga karena berhasil membuat Jimin menjauh darinya.

"Siapa dia?" Tae Hyung tiba-tiba muncul di samping Mayleen, gadis itu sedikit terkejut hingga ia mundur beberapa langkah ke belakang. "Dia? Mantan teman, mungkin?" ucap Mayleen singkat, masih diselingi tawa. Sedetik kemudian, gadis itu tersadar, kemana laki-laki sedingin musim dingin yang biasanya ada di sekililing Tae Hyung? Mayleen mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari sinyal keberadaan pria itu. "Kau mencari Jung Kook?" tanya Tae Hyung. Hmm, dia peka. Aku suka laki-laki yang peka. Mayleen mengangguk. "Ei ... untuk apa Kau mencari bocah itu? Jelas-jelas sudah ada aku di depanmu." Tae Hyung tiba-tiba menggengam tangan Mayleen dan menarik gadis itu menuju Halte, Mayleen terkjut dengan perlakuan Tae Hyung itu.

"Di mana rumahmu?" Mereka kini sedang duduk di kursi Halte, menunggu Bus. "Mok-dong," jawab Mayleen singkat, gadis itu malu-malu. Ia teringat bagaimana kelakuannya yang benar-benar menempel pada Tae Hyung saat di sekolah tadi, dia merasa dirinya benar-benar konyol.

Ini semua karena Park sialan itu!

Sekali lagi ia mengumpati Jimin dalam hati.

"Perlu kuantar?" tanya Tae Hyung, laki-laki itu berhasil membuat jantung Mayleen memompa darah lebih cepat dari biasanya. Mayleen yang bodoh baru menyadari bahwa Tae Hyung itu tampan. Mayleen hanya menggeleng seperti orang bodoh. "Baiklah kalau begitu, kutinggal, ya? Aku harus segera pulang." Tae Hyung berdiri yang langsung disambut anggukan oleh Mayleen.

Tae Hyung melangkahkan kakinya meninggalkan Halte itu, selama beberapa saat hanya terdengar suara daun yang salin bergesekan di pohon. "Mayleen!" teriak Tae Hyung tiba-tiba. Mayleen langsung menengok "Sampai jumpa besok!" sekali lagi laki-laki itu berteriak karena jaraknya dan Mayleen sudah cukup jauh. Tae Hyung melambaikan tangannya. Mayleen masih memperhatikan Tae Hyung sampai laki-laki itu menghilang karena dia berbelok di sebuah gang sempit.

Tak sadar, segaris senyum terlukis di bibir Mayleen.

SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang