I

6.4K 440 16
                                    

°°°

Don't forgive me. Because of me, you are suffering like this.

°°°

Kang Seulgi terbangun lebih awal karena kakinya diguncang pelan. Seulgi langsung mendudukkan dirinya ketika melihat sang Adik menutup kedua telinganya dengan wajah gelisah.

"Orang. Banyak. Di kepala." ucap Adik lelakinya dengan acak membuat Seulgi mendekapnya erat sembari mengelus punggung yang lebar milik Adiknya itu pelan.

"Shht. Jangan dengarkan. Ada noona disini." dekapan yang Seulgi berikan semakin erat bersamaan dengan cairan liquid yang jatuh dari kedua matanya dan mengenai kaus yang dipakai Adiknya.

Perlahan deru nafas Adiknya kembali teratur yang sebelumnya sangat memburu. Seulgi mulai merenggangkan dekapannya lalu menangkup wajah Adiknya dengan tatapan lembut seorang Kakak.

"Jungkook-ah, mau tidur bersama noona?" tanpa menunggu lama Jungkook———Adik lelaki satu-satunya———mengangguk pasti.

Seulgi mengelus pelan rambut Jungkook yang sudah mulai terlelap nyenyak dalam tidurnya. Gadis itu tersenyum getir lalu tanpa sadar air mata keluar lagi dari sangkarnya. Seulgi selalu tidak kuat jika melihat Jungkook seperti ini.

Jungkook, Adik lelakinya yang berusia tujuh belas tahun ini memiliki gangguan mental. Skizofrenia namanya. Gangguan mental itu sudah Jungkook alami saat menduduki bangku menengah pertama. Jungkook sudah diobati sejak tiga tahun yang lalu, namun belum sembuh sepenuhnya karena terkadang saat malam hari tiba-tiba gejala gangguan itu akan muncul.

Hidup dua kakak beradik itu awalnya sangat bahagia dengan kedua orang tua yang lengkap. Setiap akhir pekan pasti mereka akan ke taman terdekat dan bermain seharian disana. Lalu ketika malam datang, satu keluarga itu akan makan malam diruang tengah sembari menonton televisi bersama.

Tapi semua itu lenyap tatkala kedua orang tua nya yang bertengkar tanpa Seulgi tahu apa penyebabnya. Awalnya keluarga itu masih bertahan. Hanya saja kebiasaan yang sering dilakukan bersama tidak pernah dilakukan lagi.

Semua tambah kacau disaat malam yang dingin karena hujan lebat, bahkan petir terus berbunyi tanpa henti seakan menemani rumah keluarga Seulgi yang sepi. Malam itu, paman nya yang berada di Cheongju datang kerumahnya dengan tangisan yang tak kunjung henti. Paman nya tidak bisa berkata apapun selain membawa Seulgi dan Jungkook kerumah sakit.

Dan kenyataan pahit menampar Seulgi pada saat itu yang berusia tujuh belas tahun. Kedua orang tuanya meninggalkan dirinya dan Adiknya sendiri. Seulgi menangis dengan kencang didepan Jungkook yang masih berusia sebelas tahun.

Kesalahan besar Seulgi adalah tidak memberitahu kebenaran kepada Jungkook dan memberikan kebohongan yang cantik sehingga membuat Jungkook seperti saat ini. Selama ini Seulgi terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri jika gangguan Jungkook kambuh.

——————————
CEO, MR. PARK
——————————

°°°

I can kill you with my words and my charm.

°°°

Park Jimin menyisir rambut hitam legamnya kebelakang. Ia lalu menghembuskan nafas kasar dan melempar begitu saja kacamata hitamnya yang harganya sampai ke langit.

Jimin lelah karena perjalanan dari California ke Korea Selatan itu sangat jauh. Ya, Park Jimin baru saja menyelesaikan pendidikannya disana. Dan sekarang ia kembali ke kampung halaman karena sang Ayah tercinta memintanya untuk melanjutkan posisi beliau.

Mobil yang dinaiki Jimin kini memasuki rumah yang tidak berubah, entah didalamnya. Rumah tingkat dua dengan cat putih, tepat didepan pintu ada kolam beserta air mancur yang menyala jika malam telah tiba, lalu ada bangunan yang lebih kecil dibanding rumah itu untuk para pelayan tidur.

Jimin turun dari mobil dan disambut hormat oleh semua pelayan dan penjaga yang berada disana. Sedangkan pria tua menunggunya didepan pintu utama dengan senyum tipis membuat beberapa keriput disekitarnya. Lain halnya dengan wanita yang sudah melahirkannya. Wanita itu langsung memeluk Jimin dengan wajah terharu.

"Kau baik-baik saja? Astaga, anakku semakin tampan." ucapnya sambil memperhatikan Jimin dari ujung rambut sampai ujung kakinya.

Sementara Jimin hanya tersenyum, lalu berjalan dengan pesonanya menuju tempat dimana Ayahnya sedang berdiri.

"Ku yakinkan semuanya padamu, nak." ucap Ayah ketika Jimin sampai tepat dihadapannya. Lagi-lagi Jimin hanya tersenyum.

"Tidak perlu khawatir, Ayah. Aku ini pintar, tidak bodoh seperti orang-orang ini dan berakhir menjadi pelayan." Jimin mengedarkan tatapannya kepada para pelayan yang mengelilingi mereka. Membuat para pelayan menundukkan kepalanya merasa malu dan juga kesal. Tapi apa boleh buat? Toh, mereka mendapatkan banyak uang juga karena Jimin.

Jimin itu anak tunggal dari Park Joyeon———Ayah———dan Park Yoonji———Ibu. Dari kecil, Jimin terus menerus dimanjakan dengan harta yang dimiliki keluarga Park yang tidak ada habis-habisnya.

Sejak kecil, Jimin dituntut harus disiplin dengan apapun sehingga sifat itu terbawa sampai sekarang Jimin berusia dua puluh delapan tahun. Namun sayangnya, sifat disiplin itu harus bercampur dengan sifatnya yang sombong dan arogan membuat orang melihat Jimin sebagai orang yang buruk perilakunya.

Sebenarnya, dulu Jimin tidak seperti ini. Dulu Jimin anak yang penyayang dan peduli terhadap sesama tidak memandang kasta orang itu. Tapi semua berubah ketika Jimin memasuki sekolah menengah atas. Banyak teman-temannya yang seperti dirinya juga, kaya harta. Namun kebanyakan teman-temannya itu menindas kasta bawah dan menyombongkan harta yang mereka punya. Sifat Jimin pun perlahan berubah karena lingkungan sekolahnya.

Park Joyeon tidak menyukai sifat anak lelaki satu-satunya itu berubah, berbeda dengan Park Yoonji, wanita yang sudah melahirkan Jimin itu senang dengan perubahan sifat Jimin. Karena Jimin lebih menyayangi sang Ibu, jadilah ia tidak mendengarkan nasihat Ayah. Joyeon yang lelah memberitahu Jimin bahwa itu tidak baik, akhirnya mengangkat tangan dan membiarkan Jimin menemukan kembali jati dirinya jika sudah dewasa.

Namun harapan itu pupus. Karena sampai Jimin hampir memasuki kepala tiga juga sifat itu masih melekat pada dirinya. Ya, mungkin saja seseorang akan bisa merubahnya kembali pada Jimin yang baik hati dan penyayang seperti dulu. Itu yang diharapkan Joyeon.

——————————
To Be Continue
——————————

Haaai kalian seulmin lovers~ >.< apa kabar nih? Balik lagi sama aku disini dengan cerita seulmin hehe.

Cerita ini untuk menggantikan cerita Diary. Kenapa aku ganti? Karena yah aku benar-benar gak bisa melanjutkan cerita yang bertema idol. Karena aku ini orangnya benar-benar kepengen kaya dunia nyatanya seorang idol dan aku gak tahu menahu dunia entertainment. Dan sebagai gantinya aku membuat cerita seulmin bertema kantor, yeaay!!! Dari dulu aku pingin banget bikin cerita tema kantor begini, jadi tolong berikan support kalian untukku ya ehe (^v^)

Dan ini adalah BAB I. BAB yang menceritakan latar belakang dan sifat utama tokoh. Semua yang ada diatas itu belum seberapa dan mungkin aja bakalan banyak lagi tokoh-tokoh yang akan muncul. So, enjoy ya!! <3

Love u💛
Araaaa

CEO, Mr. Park [SeulMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang