IV

2.6K 375 26
                                    

°°°

Sometimes, friend feel like a family

°°°

Seulgi menepuk-nepuk kedua pipinya pelan agar tidak tertidur ditempat nya sekarang. Kali ini dia rela datang lebih awal satu jam dari jam masuk kantor biasanya. Gadis dengan kuncir kuda rapi itu bahkan meminta tolong pada Bu Choi untuk mengantar Jungkook kesekolah akibat ia yang harus datang lebih awal, takut-takut si Park Jimin itu datang lebih dulu lalu dirinya akan di caci maki dari bos nya.

Hari ini banyak sekali yang harus dikerjakan oleh Kang Seulgi dan yang lainnya karena Daeyoon Group akan membuka pusat perbelanjaan baru di London.

Fokusnya terpecah saat mendengar ketukan sepatu. Seulgi yakin ketukan itu milik Park Jimin. Dengan tergesa, Seulgi segera berdiri lalu membungkuk hormat saat Jimin melewatinya. Setelah Seulgi rasa Jimin sudah memasuki ruangannya, ia kembali duduk bersamaan dengan helaan napas yang sedari tadi ia tahan saat Jimin lewat.

Sementara Jimin yang sudah terduduk manis ditempatnya memandang lurus dimana Seulgi sedang sibuk membuka beberapa map tipis yang kemarin malam baru saja pria itu beri kepada Seulgi.

Jimin merasa berbeda saat melihat Seulgi hari ini. Entahlah, Park Jimin melihat Seulgi hari ini sangat cantik dengan blouse merah mudanya. Pria yang hari ini memakai setelan jas dan celana berwarna abu itu menepuk kepalanya pelan karena sudah berpikir yang tidak-tidak. Standar wanita yang ia suka itu bukan seperti Seulgi yang memiliki bokong rata. Tidak, tidak seperti itu tipe idealnya.

Sedangkan ditempatnya, Seulgi terkejut bukan main saat mendengar meja kerjanya berbunyi keras karena rekan kerjanya yang menjengkelkan itu memukul mejanya lumayan keras. Hal itu mengundang tangan Seulgi yang cantik memukul kepala rekannya dari samping.

"Kau ini kenapa, huh?" nada jengkel Seulgi membuat rekan kerjanya yang berjenis kelamin lelaki ini menyengir, menambah kejengkelan Kang Seulgi.

"Aku bawakan kopi untukmu. Hei, bukan kah aku rekan kerja yang baik telah membuatkanmu kopi? Aku tahu kau datang lebih awal dan sekarang kau mengantuk, bukan?" ucapnya menaruh gelas yang terbuat dari kertas berisikan kopi itu tepat disamping tangan Seulgi yang sedang mengetik laporan.

"Terimakasih, Kim." ujar Seulgi dengan nada datar membuat pria itu menatap Seulgi tidak percaya.

"Hei, Kang! Namaku Taehyung, tahu! Dan aku itu lebih tua dari mu dua tahun, seharusnya kau memanggilku oppa atau sunbaenim karena aku bekerja disini lebih dulu darimu!" ucapnya tidak suka jika seorang memanggilnya dengan Kim. Ia juga dongkol tiap kali Seulgi memanggilnya dengan nama saja. Dirinya itu lebih tua, harusnya Seulgi tahu cara memanggilnya.

"Oh astaga Kim Taehyung, berhenti membicarakan itu. Kau tahu? Aku tidak akan mau memanggilmu sunbaenim ataupun oppa. Mengapa? Sunbaenim itu tidak cocok untukmu karena buktinya aku lah yang naik pangkat lebih dulu daripada dirimu. Dan oppa? Hentikan omong kosongmu, itu sangat menjijikan."

Dia Kim Taehyung, rekan kerja Seulgi selama ia bekerja di Daeyoon Group. Kim Taehyung dimata Seulgi itu orang paling gila dikantor dan paling aneh. Sikapnya yang kekanak-kanakan tidak sama sekali mencerminkan bahwa pria itu sudah berusia dua puluh lima tahun.

Namun dibalik sikapnya yang seperti itu, Seulgi tahu rahasia terbesar Kim Taehyung yang sangat tidak Seulgi sangka-sangka. Dibalik cengiran khas berbentuk persegi itu ada air mata yang selalu mengalir tatkala malam tiba. Seulgi tahu masalah temannya itu, tapi tidak dengan Taehyung. Kim Taehyung sampai sekarang tidak tahu bahwa Seulgi menyembunyikan rahasia terbesarnya.

CEO, Mr. Park [SeulMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang