“Oh, astaga!” geram Joohyun sambil mengacak surainya yang sudah nampak kusut. Menendang kasar selimut yang menutupi tubuhnya lalu kembali merebahkan dirinya dengan helaan napas.
Jangan tanyakan kenapa Joohyun seperti itu, ini semua karena kejadian semalam. Joohyun jadi tidak bisa tidur semalaman ini hanya karena Kim Taehyung sialan. Rasa-rasanya Joohyun ingin sekali menguliti Taehyung yang sudah beraninya menjamah bibir seksi gadis itu. Pokonya ini salah Taehyung. Siapa suruh pria itu berdiri disana, kan kalau Taehyung tidak berdiri disana Joohyun akan jatuh ke tanah. Lebih baik bibirnya mencium tanah daripada harus mencium bibir Taehyung.
Joohyun melangkahkan kakinya perlahan keluar kamar disaat rasa haus kian terasa. Mengendap-endap menuju dapur dengan kepalanya yang senantiasa berjaga-jaga menoleh ke kanan pun kiri, takut-takut ada pria yang sedang ia hindari sekarang. Siapa lagi kalau bukan Taehyung.
Padahal disana jam masih menunjukkan jam enam pagi. Tapi rasa bersiaga tetap saja Joohyun rasakan. Gadis itu hanya bingung nanti harus bersikap bagaimana jika berpapasan dengan Taehyung. Terlebih lagi ia harus mengontrol detak jantungnya yang sudah seperti sehabis berlari lima putaran.
Dan sejauh ini, Joohyun berhasil mencapai gagang lemari es dan mengambil satu botol berisi air mineral yang dingin. Akan tetapi, saat gadis dengan pakaian pimaya berbahan satin itu menutup pintu lemari es, ada Taehyung disana dengan sebelah alis yang terangkat tinggi dan itu berhasil membuat Joohyun terkejut bukan main sampai dia menjatuhkan botol minum tidak sengaja dan berakibat air yang ada didalamnya tumpah semua.
“Ya, kenapa kau menjatuhkannya?”
“Kau mengejutkan ku, bodoh!” ujar Joohyun dengan kesal membuat dahi Taehyung berkerut bingung. Kenapa Joohyun harus kesal padahal Taehyung bicara dengan gadis itu biasa saja? Taehyung heran jadinya.
Taehyung mengendikkan bahunya, “bersihkan, nona Bae.” Setelah berujar demikian, Taehyung menjauh dan mendaratkan bokongnya pada bangku pantry. Memandangi Joohyun dari sana sambil menopang dagunya dengan sebelah tangan.
Sementara Joohyun dengan kesal membersihkan lantai. Beberapa kali Taehyung mendengar gerutuan tidak jelas dari pemilik bibir yang semalam tidak sengaja menabrak bibirnya. Taehyung meloloskan kekehan pelan mengingat kejadian itu. Entahlah, dia tidak kesal atau pun marah. Hanya saja, Taehyung bingung dengan perasaannya sendiri.
“Kau akan buat sarapan atau tidak?” tanya pria itu dengan suara yang masih terdengar seperti orang baru bangun dari tidurnya.
“Eung, aku akan buat sandwich untuk kita berempat.” Joohyun kembali membuka lemari es, lalu mengeluarkan selada, tomat, roti, dan bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan untuk membuat roti isi itu. Gadis itu menaruh semuanya ke meja pantry, tepat dihadapan Taehyung.
Taehyung mengambil salah satu roti lalu memasukkan semuanya kedalam mulutnya, “Aku akan membantu mu.” Ucap Taehyung membuat Joohyun yang sedang memotong beberapa tomat mendongakkan kepalanya untuk melihat sosok Taehyung yang baru saja menawarkan bantuan cuma-cuma. Selama mengenal Taehyung, tidak pernah sekali pun pria itu menawarkan bantuan kecuali jika di kantor. Itu pun karena suruhan seseorang baru Taehyung akan membantu Joohyun.
Baru saja Joohyun akan mengucapkan terima kasih, namun langsung saja ia urungkan saat Taehyung melontarkan beberapa rentetan kalimat yang membuat gadis itu ingin melempari wajah pari purna milik pria yang berada dihadapannya dengan pantat wajan yang ada disana.
“Tapi bohong, hehe. Aku akan bantu makan saja.” Dengan wajah tanpa dosanya Taehyung bicara seperti itu lalu memasukkan sehelai bacon yang masih mentah ke dalam mulutnya. Hal itu membuat Joohyun mengendikkan bahunya ngeri—Taehyung memang sudah gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO, Mr. Park [SeulMin]
Fanfiction[ON HOLD] Kang Seulgi bekerja di Daeyoon Group kurang lebih satu tahun sebagai sekretaris dari CEO perusahaan besar itu. Selama itu, ia bekerja dengan nyaman terlebih lagi dengan CEO nya yang sudah ia anggap sebagai Ayah sendiri karena baiknya bukan...