°°°
Having two personalities is not bad.
°°°
Suara alarm berhasil membangunkan Jimin yang tertidur pulas dibawah selimut abu itu. Tangan pria yang mata nya masih tertutup ini perlahan mematikan alarm yang berada di nakas nya. Perlahan namun pasti, Jimin beringsut bangun menuju kamar mandi.
Air dingin yang berasal dari shower membasahi tubuh Jimin yang berbentuk. Sekarang di Seoul itu sedang musim dingin namun, Jimin dengan gilanya mandi dengan air dingin.
Setelah selesai mandi, Jimin kembali kedalam kamarnya dan membuka lemari yang tingginya bisa mencapai dua meter itu dengan tenang. Ia memilih kemeja putih polos dan celana jeans hitam dan dipadukan dengan coat berwarna tortilla.
Jimin beralih kedepan kaca dan melihat pantulan dirinya disana. Ia bersmirk melihat tubuhnya, merasa bangga dengan kerja keras membentuk semua itu. Namun ketika lengan kanan nya terpampang, smirk itu berganti dengan senyum sendu. Disana, ada luka goresan yang cukup panjang. Sudah berbekas, hanya saja ingatan penyebab terjadinya luka itu masih teringat jelas di otak Jimin. Dan tidak akan hilang satu bagian pun dari ingatannya.
"Kau gagal menyelamatkan mereka, kawan." ucapnya pada pantulan dirinya dikaca besar itu.
"Park Jimin yang sekarang terjadi karena kau gagal menyelamatkan mereka, bodoh."
Bunyi bel apartemen membuat atensi Jimin teralihkan. Dengan segera pria itu memakai kemeja dan jeansnya, melampirkan coat nya di lengan lalu bergegas menuju pintu utama. Pria yang usianya tak jauh dari Jimin berdiri dengan tegap saat pintu terbuka. Pria dengan setelan jas lengkap itu membungkuk hormat pada atasannya ini.
"Mobilnya sudah siap, Pak." dengan sopan pria itu memberi Jimin kunci mobil.
Jimin mengambilnya lalu berjalan melewati suruhannya tanpa mengucapkan satu kata pun.
Pria itu menekan tombol yang ada di kunci mobil saat pantopel nya menyentuh lantai basement. Suara alarm mobilnya pun menggema disana, memberitahu Jimin bahwa mobil BMW hitamnya berada di sudut basement.
Dengan segera Jimin menyalakan mobil mewahnya itu lalu menatap dirinya dipantulan kaca kecil yang ada didalamnya, "Park Jimin yang dulu aku pinjam dulu, untuk Kang Seulgi," Jimin menjentikkan jarinya, "Ah, bukan. Tapi untuk menggali masa lalu Seulgi."
——————————
CEO, MR. PARK
——————————°°°
The treatment made me mess
°°°
Seulgi dengan baju overall jeans putih celana pendeknya keluar untuk membuang sampah yang sudah menumpuk didalam flatnya. Semalam setelah pulang ternyata ada orang lain didalam flatnya. Ia bahagia melihat Jungkook membawa seorang gadis yang terlihat manis, terlebih lagi Jungkook selalu salah tingkah jika gadis itu melihatnya.
Tangannya yang terlihat lemas mulai memasukkan sampah sesuai dengan jenisnya. Pikirannya masih kacau dengan kejadian semalam. Bibirnya yang terbuka sedikit pun mengatup tanpa sengaja, membuat suara lenguhan keluar otomatis dari mulutnya.
Kedua belah bibirnya masih membengkak dan luka. Itu semua karena ulah Lee Jooheon, kekasihnya. Semalam tidak ada badai maupun hujan lebat, tiba-tiba kekasihnya itu memunculkan batang hidungnya didepan kantor. Cukup membuat Seulgi terkejut sekaligus takut saat melihat senyum Jooheon yang lebih sering Seulgi anggap sebagai seringaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO, Mr. Park [SeulMin]
Fanfiction[ON HOLD] Kang Seulgi bekerja di Daeyoon Group kurang lebih satu tahun sebagai sekretaris dari CEO perusahaan besar itu. Selama itu, ia bekerja dengan nyaman terlebih lagi dengan CEO nya yang sudah ia anggap sebagai Ayah sendiri karena baiknya bukan...