IX

2.8K 372 33
                                    

°°°

Everything is just my pretense.

°°°

Satu pekan telah terlewati. Suasana di kantor pun kian menegang selepas Jimin dan Taehyung yang bertengkar hebat satu pekan yang lalu.

Beruntunglah saat itu ada Seulgi yang menengahi lalu memberi saran kepada kedua pria yang sudah berumur itu. Seulgi memijit pangkal hidung nya jika mengingat hari itu lagi. Bisa-bisanya seorang yang sudah berusia dua puluh delapan dan dua puluh lima tahun itu bertengkar layaknya lelaki remaja yang baru memasuki masa pubertas.

Tapi beruntungnya Taehyung tidak akan hengkang dari sana karena bujukan Seulgi yang berhasil membuat Jimin bungkam.

Hah! Harusnya Taehyung mentraktir ku dengan daging panggang dan beberapa botol Soju.

Kantor sekarang cukup sibuk karena besok Jimin dan tim nya—Seulgi, Taehyung, Joohyun—akan berangkat ke London dan menetap disana untuk beberapa hari karena pembukaan pusat perbelanjaan khusus produk Daeyoon akan dibuka setelah kunjungan tim CEO.

Suara dering telpon, mesin printer dan suara ketikan memenuhi seluruh ruangan. Taehyung yang menjabat sebagai ketua dari tim keuangan sibuk dengan beberapa data yang sudah dikirimkan oleh Joohyun yang menjabat sebagai ketua tim pemasaran.

Seulgi yang sedang mengetik dokumen untuk besok langsung berhenti melakukan kegiatannya saat dering telpon berbunyi nyaring.

"Selamat siang, ini sekretaris Kang, ada yang bisa saya bantu?" kedua bola matanya tidak lepas dari layar komputer. Meneliti seluruh kata perkata agar tidak ada kesalahan.

"Masuk keruangan saya. Panggil Pak Kim dan Bu Bae juga, cepat." suruh Jimin pada sekretaris nya.

"Baik, Pak." Seulgi memutus sambungan telpon Jimin lalu beralih memanggil Joohyun dari telpon kantor.

"Bu Bae tolong ke ruangan Pak Jimin. Ajak Pak Kim juga." setelah mendengar Joohyun menjawab 'iya' barulah Seulgi menutup panggilan lalu menyimpan dokumen yang belum ia selesaikan dan segera menuju ke ruangan Jimin saat Joohyun dan Taehyung sudah berada didepannya.

"Persiapkan semuanya, jangan sampai ada yang tertinggal satu dokumen pun, mengerti?" tutur Jimin saat tiga bawahan utamanya berdiri tegak dihadapannya.

"Jangan lupa membawa baju yang pantas untuk menghadiri rapat dan pesta disana nanti,"

"Dan untuk besok, kita berangkat bersama jam tujuh, kalian harus sudah berada disini. Tidak ada penolakan. Satu lagi, tidak perlu memakai baju formal besok karena sesampainya disana kita tidak langsung bekerja."

"Baik, Pak." ujar Seulgi, Joohyun dan Taehyung bersamaan.

"Kalau begitu, silahkan kembali bekerja." ucap Jimin membuat ketiga bawahannya membungkuk hormat lalu berjalan kearah pintu ingin melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.

Tungkai mereka sebentar lagi akan menyentuh ujung pintu dan keluar dari ruangan Jimin, kalau saja pria itu tidak memanggil nama salah satu diantaranya. Taehyung, Seulgi, maupun Joohyun sudah dipastikan mereka akan menghilang dari daun pintu kayu tebal itu.

"Sekretaris Kang, tolong berikan notula rapat tadi padaku saat waktu makan malam." ucap Jimin tanpa memindahkan atensinya dari layar komputer.

Sebenarnya, Jimin tidak perlu notula dari Seulgi karena dirinya dengan baik mengingat keseluruhan dari rapat tadi. Bahkan kalau mau pria itu bisa membuat notula sendiri. Jimin meminta notula dari Seulgi hanya untuk sebuah ide yang sudah ia pikirkan sejak pagi tadi.

CEO, Mr. Park [SeulMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang