Warning ; banyak kata-kata vulgar di part ini. So, prepare yourself:)
bagi yang gak suka ada kata-kata vulgar, kalian bisa skip aja kok:)
happy reading guys!°°°
I can do the same thing you did to me.
°°°
Jimin menggeliat di dalam selimut tebalnya. Memijit keningnya disaat kepalanya terasa berdenyut. Kedua mata kecilnya mulai terbuka disaat rungunya mulai mendengar samar suara gemericik air dari arah kamar mandi.
Sejurus kemudian ia menoleh ke pintu kamar mandi dan mendapati presensi Seulgi dengan tubuhnya yang terbalut sweater hitam, tampak familier bagi Jimin.
Tunggu! Itu sweater milikku!
Dengan cepat Jimin melihat tubuhnya sendiri. Mata Jimin membulat ketika pakaian yang ia pakai terakhir semalam sudah berganti dengan kaus putih polos dengan celana pendek selutut. Jimin pun menatap Seulgi dengan panik.
"Apa yang terjadi semalam? Aku tidak memasuki lubang mu dengan kejantananku, kan?!" Jimin bahkan sampai lompat dari ranjangnya, menghampiri Seulgi lalu mencengkram kuat kedua pundak Seulgi.
Well, meskipun Jimin selalu bersikap senonoh dengan wanita saat di California, dia berani bersangsi tidak akan merusak keperawanan wanita dari kalangan baik. Jimin hanya akan bermain dengan jalang yang tersedia di pub, bar, club, diskotek, dan yang lainnya, yang tentu saja sudah sering dimasuki lubangnya oleh berbagai pria berhidung belang—seperti Jimin misalnya. Jimin itu masih waras untuk tidak merusak seorang wanita yang masih bersegel.
"Apa yang kau bicarakan?" ucap Seulgi dengan raut wajah yang datar. Merasa tidak nyaman dengan ucapan Jimin.
"Semalam! Semalam... aku tidak berbuat yang senonoh padamu, kan?" kini suara Jimin penuh dengan ketakutan. Astaga, Jimin akan sangat marah pada dirinya sendiri jika ia benar-benar merusak Seulgi.
"Iya! Anda berbuat senonoh pada saya, Pak Park. Anda bahkan memeras bokong saya, mengatakan hal mesum, dan yang terakhir! Anda muntah di baju saya, Pak." Seulgi mencoba berbicara setenang mungkin walaupun tetap saja Jimin masih mendengar nada kekesalan didalam ucapannya.
Saat berada di lift, dengan seenaknya pria itu meremas bokong Seulgi lalu berbisik tentang hal mesum tepat ditelinga Seulgi dan jangan lupakan bahwa Jimin sempat menjilat cuping telinga Seulgi. Jika tidak ingat Jimin sedang mabuk, sudah gadis itu pastikan ia akan menendang benda pusaka Jimin dan meninggalkan pria bermarga Park itu sendirian di lift.
Kedua lengan Jimin yang berada di pundak Seulgi kini merosot, merasa lega bahwa ia tidak memasuki Seulgi. Memang yang ia lakukan kepada Seulgi sudah termasuk senonoh, tapi itu tidak terlalu parah jika mengingat perlakuan kekasih Seulgi juga sama dengan dirinya.
Jangan samakan aku dengannya!
"Lalu, kenapa kau berada disini? Kenapa kau memakai bajuku? Kenapa.. kenapa bajuku berganti?" tanya Jimin dengan kepanikan yang kembali melanda.
"Begini, dngarkan saya baik-baik, Pak Park. Kita sampai di apartemen anda tepat jam setengah sepuluh malam, dan anda masih saja meracau tidak jelas, bahkan anda meracau ingin bunuh diri! Maka dari itu aku tetap disini dan merelakan tidak bertemu Adikku,"
"Aku memakai baju anda karena anda muntah, kalau Bapak lupa. Dan hanya sweater ini yang pas untuk saya, meskipun kebesaran sedikit. Terakhir, yang menggantikan baju anda itu bukan saya, asal Bapak tahu." dengan panjang lebar Seulgi menjelaskan membuat Jimin sedikit tenang karena bukan Seulgi yang menggantikan bajunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO, Mr. Park [SeulMin]
Fanfiction[ON HOLD] Kang Seulgi bekerja di Daeyoon Group kurang lebih satu tahun sebagai sekretaris dari CEO perusahaan besar itu. Selama itu, ia bekerja dengan nyaman terlebih lagi dengan CEO nya yang sudah ia anggap sebagai Ayah sendiri karena baiknya bukan...