Jalanan sempit yang terasa begitu sunyi, beberapa genangan air tercipta di sepanjang jalan. Nampak dari kejauhan seorang namja dengan postur tinggi tengah berusaha menghindari genangan air, tujuannya saat ini adalah sebuah rumah di ujung jalan.
Terasa air mulai kembali turun dari angkasa, membuat namja itu berlari kecil agar sagera sampai di tempat yang ia tuju.
Tak butuh waktu lama, ia telah berhasil memijakkan kalinya di rumah yang nampak sudah cukup tua.
Nam Joon POV
Setelah aku berjumpa dengan Ji Min, aku merasa jika akhirnya aku dapat memiliki teman untuk saling berbagi cerita. Rasanya begitu menyenangkan, walaupun di pertemuan kali ini terasa sangat canggung.
Dengan langkah kecil kususuri jalan sempit menuju rumahku, hingga tiba-tiba hujan kembali turun dan itu membuatku harus mengeluarkan tenaga lebih supaya dapat menghindari air yang turun.
Kini aku telah berhasil memijakkan kakiku di teras rumah yang selama ini menjadi saksi bisu kehidupanku yang begitu menyedihkan. Perlahan ku buka pintu, terdengat suara derit yang begitu memekakan telinga. Sofa tua di pojok ruangan adalah tujuan utamaku, hari masih siang namun awan gelap menutupi sebagian besar langit Seoul, yang membuat suasana nampak gelap.
Ku letakkan coklat dan payung yang kubawa sedari tadi di atas meja yang tak jauh dari tempatku. Sebenarnya setelah bertemu dengan Ji Min, tidak hanya coklat yang ku bawa. Namun juga sekotak kue kenari pemberian dari Ji Min.
Pertemuanku dengan Ji Min beberapa waktu lalu masih begitu membawa kesan bahagia dalam diriku. Hal itu membuat sedikit perubahan hari ini. Aku tak mengerti mengapa dari dulu sampai sekarang setiap kali aku bertemu dan bertegur sapa dengan namja pendek itu membuatku meghilangkan beberapa kebiasaanku, walaupun hanya sesaat.
Kubuka perlahan bungkusan yang menutupi kue kenari tersebut, sehingga aroma sedapnya tidak dapat tercium dari luar. Kugigit sebagian kecil kue tersebut, Ji Min masih mengingat betul kesukaanku.
Perhatianku teralihkan ke arah bungkusan coklat di atas meja. Kupindahkan coklat tersebut kedalam lemari es, siapa tau ia akan mengambilnya esok atau mungkin hari berikutnya. Gadis itu memang sangat aneh muncul tiba-tiba lalu kemudian menghilang.
Nam Joon POV And
***
Sudah satu pekan, dihitung dari pertemuan Nam Joon dengan Ji Min. Hari ini merupakan akhir pekan, seperti janjinya Ji Min akan menemui Nam Joon dan menemaninya kepanti.
Ji Min, namja berambut silver tersebut dengan sabar menunggu di kursi taman. Dengan kue coklat yang berada di samping kanan tubuhnya.
"Ji Min-ah!" Seruan seorang namja membuat perhatian namja tersebut teralihkan.
"Ah.....akhirnya kau datang hyung." Ji Min segara bangkit dan menghampiri Nam Joon, pelukan hangat Ji Min hadiahkan di pertemuan kali ini.
Jika kalian berfikir Ji Min adalah penyuka sesama jenis, berarti kalian salah. Pelukan yang Ji Min berikan, merupakan bukti persahabatan dan kepeduliannya.
"Ku rasa sebaiknya kita segera pergi ke panti hyung, pasti anak-anak sudah menunggu mu." Kini kedua namja yang memiliki perbedaan secara fisik maupun kepribadian tersebut berjalan bersama menyusuri jalanan Seoul.
***
Hampir setengah hari, mereka habiskan dipanti bermain dengan anak-anak. Kini Nam Joon dan Ji Min sedang berjalan mencari tempat untuk mengisi perut mereka.
"Em, Jim terimakasih atas hari ini. Sudah sangat lama kita pergi ke panti bersama." Nam Joon membuka suara ketika kesunyian mendominasi keadaan.
"Tak masalah hyung aku juga berterima kasih atas akhir pekan yang menyenangkan." Senyuman yang Ji Min berikan sukses membuat sudut bibir Nam Joon terangkat.
"Bagaimana jika kita makan di tempat itu saja." Pandangan Nam Joon terfokus kearah jari telunjuk Ji Min yang menunjuk sebuah tempat yang cukup ramai di ujung jalan. Sebenarnya Nam Joon merasa kurang nyaman di tempat ramai seperti itu, namun mau bagaimana lagi ia tak ingin mengecewakan Ji Min.
"Tentu saja." Jawaban dari Nam Joon, membuat Ji Min begitu senang. Ia fikir Nam Joon akan menolak ajakannya.
Tanpa menunggu lagi, Ji Min menarik tangan Nam Joon menuju tempat tersebut. Ia tak ingin membuang waktu, dan jangan sampai Nam Joon berubah fikiran.
Nuansa musim semi begitu mendominasi restoran tersebut. Pantas saja banyak pengunjung yang datang, hiasan dan temanya menimbulkan rasa nyaman bagi setiap orang.
"Kurasa akan seru jika kita bercerita dan berbagi pengalaman." Ujar Ji Min ketika mereka telah selesai menyantap makanan, kini dihadapan mereka tinggal tersuguh beberapa camilan dan teh.
"Cerita? Memang kau ingin aku bercerita tentang apa? Kurasa tak ada yang menarik dari kehidupanku selama ini." Jawaban Nam Joon, tidak membuat Ji Min putus asa dengan tujuannya menggali informasi dari Nam Joon.
"Bagaimana dengan gadis yang hyung katakan pekan kemarin?"
"Ah.....itu."
Bersambung.......
Semoga suka, maaf kalau mengecewakan
Typo bertebaran.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Rain
FanfictionPemuda yang memiliki banyak rahasia, akankah ia mau membagi salah satunya? Jika iya, maka tidak lagi disebut rahasia. Jika ada kesamaan mohon dimaafkan. Dalam proses belajar........hehehehe..........