Masalah

158 24 0
                                    

Hari mulai beranjak sore, hujan juga telah reda beberapa saat lalu. Nam Joon baru saja selesai berkemas dan bersiap ke tempat kerjanya yang lain. Tak perlu bingung, Nam Joon memang memiliki banyak macam pekerjaan.

Sebelum meninggalkan mini market Nam Joon terlebih dulu menghampiri Ji Min yang tengah mengotak atik ponsel pintarnya.

"Ji Min-ah!" Panggilan Nam Joon membuat pria tersebut menoleh.

"Oh hyung, kau sudah selesai?"

"Ne, Jim sebaiknya kau pulang hari sudah mulai sore. Aku akan melanjutkan pekerjaanku di toko kue." Nam Joon nampak memperhatikan Ji Min yang tengah memikirkan usulannya.

"Aku akan ikut bersamamu ke toko kue hyung." Jawaban yang tak disangka Nam Joon.

"Ba....baiklah jika itu maumu." Nam Joon merasa tidak enak jika Ji Min terus mengikutinya. Tetapi, ia juga senang setidaknya ia memiliki teman bicara.

Hari mulai gelap ketika Nam Joo dan Ji Min tiba di toko kue. Selama perjalanan Nam Joon nampak lebih pendiam dari pada pagi tadi. Ji Min menyadari perubahan sikap Nam Joon yang cukup drastis.

Tak ingin membuat banyak hipotesa, Ji Min berniat untuk menanyakan secara langsung kepada Nam Joon.

"Hyung!" Ji Min memanggil Nam Joon yang tengah mengelap meja di dekatnya.

"Ada apa Ji Min-ah?"

"Bisakah aku pesan dua potong kue coklat dan dua cangkir latte." Nam Joon mengangguk sebagai jawaban, tak butuh waktu lama Nam Joon telah menata pesanan Ji Min di atas meja. Nam Joon baru saja ingin beranjak ketika Ji Min menarik tangannya.

"Ini untukmu hyung." Ji Min menyodorkan secangkir latte dan sepotong kue kepada Nam Joon.

"Apa maksudmu Jim?" Nam Joon mendorong pelan tangan Ji Min.

"Kau belum makan dari tadi siang. Aku yakin kau akan menolak jika aku memintaku untuk makan bersama. Namun, setidaknya terima saja pemberianku." Nam Joon memandang Ji Min cukup lama, sampai akhirnya ia terima kue dan latte tersebut.

"Gomawo."

***

Waktu menujukkan pukul 10.00 malam, kini Ji Min dan Nam Joon tengah menyusuri jalan untuk segera pulang kerumah mereka.

Ji Min tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Ia jarus menggali informasi dari Nam Joon sebanyak-banyaknya.

"Hyung."

"Ne?"

"Apakah terjadi sesuatu hyung? Kau terlihat lebih pendiam setelah kembali dari mini market."

"Ah, tidak ada apa-apa." Nam Joon berusaha mengelak dan memberikan senyuman kepada Ji Min.

"Hyung aku ingin bertanya sesuatu padamu. Em....apakah Eun Byul masih sering menemuimu?" Pertanyaan Ji Min membuat Nam Joon menatap namja itu.

Nam Joon nampak berfikir sejenak.
"Sebenarnya aku bertemu Eun Byul siang tadi, lebih tepatnya di mini market ketika hujan turun. Tadinya ia melambaikan tangan dan tersenyum kearahku. Namun, ketika ia melihatmu senyum diwajahnya menghilang. Setelah itu ia berlari menembus hujan, aku khawatir apakah ia tidak akan sakit dan guru tidak akan memarahinya kerena seragamnya basah kuyup. Sebentar lagi Eun Byul akan mengikuti ujian, aku khawatir jika ia terkena masalah." Dari raut wajah Nam Joon, Ji Min yakin ia tidak sedang baik-baik saja. Banyak tekanan dan rahasia dibaliknya.

Setelah percakapan yang dapat dibilang singkat. Ji Min maupun Nam Joon tak ada yang berniat untuk membuka suara.

Sampai ketika Ji Min menghentikan langkahnya.

"Hyung, aku akan menunggu bus disini. Mian, aku tak bisa menemanimu sampai rumah." Ji Min nampak memasukkan ponsel kesaku jaketnya.

Nam Joon yakin Ji Min pasti mendapat tugas. Dari raut wajahnya Ji Min nampak tergesa.

"Em, gweanchana lagi pula aku sudah sangat senang atas hari ini." Ji Min tersenyum kala mendengar ucapan Nam Joon.

Suara desis terdengar kala sebuah bus berhenti sempurna di halte tempat Ji Min dan Nam Joon berdiri.

"Kalau begitu aku pergi dulu hyung, hati-hati dijalan. Anyeong." Ji Min memberikan senyum dan melambai kearah Nam Joon. Melihat perilaku Ji Min, Nam Joon juga membalasnya dengan senyuman.

Bus nampak mulai meninggalkan halte, kini hanya tinggal Nam Joon seorang diri. Nam Joon memutuskan untuk segera pulang karena ia merasa udara semakin dingin.











"Kau senang?"


Bersambung..............

Forever RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang