Benci

158 22 0
                                    

"Kau senang?"

Suara yang tertangkap oleh indra pendengaran Nam Joon. Suara yang terdengar pelan namun begitu dalam.

"Eun Byul? Apa yang dilakukan seorang gadis SMA di malam yang dingin seperti ini?"

Diam. Tak ada balasan dari pertanyaan Nam Joon. Gadis itu lebih memilih menatap bus yang kian menjauh dan yang mulai hilang di ujung jalan.

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Nam Joon melihat sorot mata yang berbeda dari tatapan Eun Byul. Nam Joon merasa kikuk ia mengusap tengkuknya dan mulai membuka mulut.

"Em.....ten....tentu saja. Ji Min adalah tem...."

"Cukup, aku tak perlu jawaban lain." Eun Byul memberi raut kecewa. Nam Joon merasa telah melakukan kesalahan, namun ia juga tak tau letak kesalahanya.

"Ku....ku rasa ada salah paham disini." Nam Joon beeusaha tersenyum. Namun dugaannya salah karena ia berfikir Eun Byul akan mendengarkannya.

Gadis itu berlari meninggalkan Nam Joon begitu saja. Gadis itu datang secara tiba-tiba, dan pergi begitu saja. Berulangkali Nam Joon memanggil namanya, namun tak sekalipun gadis itu menoleh apalagi menghentikan langkahnya.

***
Sepekan sudah semenjak Nam Joon bertemu dengan Eun Byul, bahkan kehadiran Ji Min pun tak dapat membuat senyum di bibir Nam Joon kembali.

Jujur, Ji Min begitu merindukan lesung pipi milik Nam Joon.

Berbagai cara Ji Min gunakan, sampai ia merasa tak ada cara lain selain membuktikan kepada Nam Joon mengenai sosok Eun Byul yang asli. Ia hanya gadis yang tidak cocok sebagai teman Nam Joon. Ji Min begitu membenci gadis itu. Mengapa?

Akan terjawab seiring berjalannya waktu.

Hari ini, Ji Min datang kerumah Nam Joon dengan membawa buket bunga dan coklat. Sebenarnya bunga dan coklat tersebut tidak ada niat untuk dibawa kerumah Nam Joon.

Sebelum datang kerumah Nam Joon. Ji Min menemui kekasihnya, gadis cantik yang Ji Min kenal saat kuliah di Swiss dan ternyata ia juga merupakan warga kenegaraan Korea.

Beberapa bulan belakangan, Ji Min terlalu sibuk dengan Nam Joon. Sehingga, ia semakin jarang bertemu kekasihnya Kang Seul Gi. Sebagai ucapan maaf Ji Min ingin memberi bunga dan coklat kepada kekasihnya. Namun keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya karena Kang Seul Gi tidak menerima  pemberian  Ji Min.

Gadis itu berkata, 'berikan saja pada yang lebih membutuhkan'. Ji Min berfikir apakah ia sedang memberi sedekah?
Ji Min memang tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya, ia lebih mengajak Seul Gi ke kafe atau mengajaknya menonton film. Tak salah jika Seul Gi merasa aneh akan sikap Ji Min. Dan ketika Ji Min ingin mengajaknya ke kafe, dengan tersenyum Seul Gi mengatakan 'lain kali saja Ji Min-ah, aku harus pergi sekarang' senyuman yang diberikan oleh Seul Gi membuat Ji Min tersenyum kikuk.

Dan dengan tersenyum Ji Min membiarkan gadis itu pergi begiu saja. Bodohnya kau Park!

Jadi seperti itulah kejadian yang membuat Ji Min membawa coklat dan buket bunga kerumah Nam Joon. Terlalu sayang jika bunga itu dibuang.

Suara derit pintu membuat sang pemilik rumah mengalihkan pandangan menuju pintu kayu, pembatas rumahnya dengan dunia luar.

"Ah......hallo hyung, kufikir kau sedang ada di belakang." Seseorang yang baru saja masuk memberikan senyum kikuknya. Ketika sang tuan rumah ternyata sedang ada di ruang depan deangan menatap tajam kearahnya. Memang tidak sopan ketika masuk ke rumah orang tanpa permisi seperti yang namja itu lakukan.

"Ada perlu apa kau kemari Jim? Bukankah seharusnya kau bekerja?" Nam Joon membuka suara, seraya berdiri dari kursi kayu yang ia duduki.

"Aku sedang bekerja." Jawaban yang begitu percaya diri.

"Apa maksudmu?" Kerutan yang tercipta di kening Nam Joon, memperlihatkan kebingungannya.

"Aku sekarang bertugas membuatmu bahagia, dan menemanimu hyung." Senyuman di bibir Ji Min membuat Nam Joon turut tersenyum. Tingkah dan jawaban aneh Ji Min sukses menghibur namja dengan lesung pipi itu.

***

Hari mulai beranjak siang. Nam Joon dan Ji Min menghabiskan waktu dengan berbagi cerita. Namun yang sebenarnya Ji Min hanya berusaha menggali informasi dari Nam Joon mengenai gadis bernama Eun Byul itu.

Seorang gadis yang berani hadir didalam hidup Nam Joon, dan membuatnya sangat menyedihkan.

"Hyung, bagai mana jika kita pergi ke sekolah Eun Byul? Bukankah kau katakan ia sekolah di sekolah yang sama dengan kita dulu." Ucap Ji Min antusias.

Nam Joon nampak berfikir, apakah itu ide yang bagus jika ia menemui Eun Byul. Karena selama ini Eun Byul yang menemui Nam Joon.

"Aku sedikit ragu dengan idemu Ji Min-ah."

"Ayolah hyung, kita beri kejutan padanya. Bukankah kau sangat merindukan gadis itu?" Ji Min berusaha membujuk Nam Joon. Ji Min akui tujuannya mengajak Nam Joon menemui Eun Byul, untuk membuktikan siapa gadis itu sebenarnya. Ia benar-benar tidak layak untuk Nam Joon.

"Baiklah aku setuju" Nam Joon berucap dengan senyuman yang mengembang. Kemenangan didepan mata, Ji Min tersenyum kearah Nam Joon.



"Mari kita lihat siapa yang akan memenangkan pertarungan ini. "




















Bersambung............

Forever RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang