Hujan di akhir minggu

835 34 0
                                    

Hujan di akhir minggu, mungkin membawa kesan tersendiri untuk sebagian orang. Entah itu kenangan manis atau kenangan pahit.

Hujan turun cukup deras ketika seorang pria baru saja melangkahkan kakinya keluar dari sebuah toko roti.

Sebelah tangannya, membawa sekantong penuh kue coklat yang baru saja ia beli. Sementara tangan yang lain disibukkan dengan payung yang ia gunakan untuk melindungi tubuh dan kue yang ia bawa.

Langkah yang begitu lambat, membuatnya beberapa kali didahului oleh sebagian orang yang tengah terburu-buru.

Sudut bibir yang sedikit terangkat keatas ditambah lesung yang terbentuk di pipinya, menimbulkan kesan manis di wajahnya. Namun sayang tak ada yang menyadari senyuman tulus itu. Karena payung biru bergaris putih yang ia bawa, sukses menutup sebagian besar wajahnya.

Kim Nam Joon adalah nama pria itu, tubuh yang tinggi membuatnya begitu mencolok diantara puluhan orang yang berada di trotoar. Namun, dengan turunya hujan tidak ada lagi perhatian yang tertuju kepadanya. Itulah yang ia sukai dari hujan, bukan karena tetesan air tetapi karena tak akan ada yang memperhatikannya.

Nam Joon POV

Mentari yang semestinya mengawali pagi dengan sinar kehangatanya, harus mengalami kegagalan kerena awan tebal yang menutupinya.
Hari ini merupakan akhir pekan seperti kebiasaanku, aku akan pergi ke ujung jalan guna membeli sekotak kue coklat.

Kuraih payung biru bergaris putih yang senantiasa menemaniku, ketika air hujan mulai berjatuhan menimpa bumi. Payung ini memiliki keistimewaannya sendiri, jika kalian ingin tau akan ku beri tau nanti. Karena, aku sekarang aku harus segera bergegas sebelum hujan mendahuluiku.

Tak butuh waktu lama, kini sekotak kue coklat telah berada digenggamanku. Sesaat sebelum kulangkahkan kaki keluar dari toko kue, hujan turun dengan begitu derasnya. Kutarik sudut bibirku ke atas, ketika aroma khas hujan mulai memanjakan indra penciumanku.

"Ia begitu menyukai aroma ini, apakah hari ini ia akan datang. Ah.......entahlah?"

Kini aku berada di antara tetesan air hujan, sengaja kuperlambat langkahku. Berharap orang yang kunanti akan memanggilku. Kurasa bukan hanya itu alasanya, dengan turunya hujan maka akan turun juga air mataku. Aneh memang, tapi ini kenyataanya setiap kali hujan mulai turun berbagai kenangan yang begitu ingin kulupakan akan terputar dengan jelas bagaikan film layar lebar.

Ku biarkan air mata ini keluar, lagi pula tak akan ada yang memperhatikan. Inilah yang kusukai dari hujan, setidaknya tidak akan ada yang tau betapa lemahnya diriku.

"Nam Joon-ah"  indraku menangkap suara yang begitu familiar. Kuhentikan langkahku secara tiba-tiba, kudengar umpatan dari beberapa orang yang merasa terganggu dengan gerak reflekku.

"Nam Joon-ah" Kembali kudengar suara itu namun kali ini diiringi dengan tepukah di bahu kananku.

"Oh, Eun Byul, kupikir kau tidak akan datang hari ini" segera kuhapus sisa air mataku. Kuberikan senyuman ke arah gadis yang baru saja menepuk pundakku. Sejenak ia menatap kantong yang tengah ku genggam.

"Kau akan ke tempat itu lagi?"

Kuanggukkan kepala sebagai jawaban, pandanganku teralihkan ke tubuh gadis yang berada dihadapanku. Tubuhnya basah kuyup dari ujung kepala sampai ujung kaki, apakah gadis ini gila? Di saat hujan turun dengan derasnya ia tidak mengenakan jas hujan ataupun payung untuk melindungi tubuhnya.

"Kemari!" Kutarik pergelangan tangannya untuk mengikis jarak diantara kami.

"Hya....!!" Aku tersenyum simpul ketika wajah gadis itu nampak terkejut.

"Mendekatlah, aku tak ingin terlihat kejam membiarkan gadis kehujanan. Apa yang kau pikirkan, di hujan deras seperti ini keluar tanpa membawa payung ataupun jas hujan?" Ia memberikan senyuman konyol, ingin sekali aku mengutuknya karena sikap bodohnya itu.

"Sebaiknya kita bergegas, aku tak ingin mereka menunggu lama!" Kembali kutarik pergelangan tanganya guna menyamakan langkah kaki kami.

"Aish.....tidak bisakah berjalan lebih pelan?"
"Tidak."

NAM JOON POV AND

Bersambung...........

Maaf jika banyak typo....hehehehe........!!!

Forever RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang