(12) Surat

9 1 0
                                    

Hari ini adalah Hari pertama Juna menginjakkan kakinya sebagai siswa kelas 12.

Sudah tidak ada lagi pemikiran berkecambuk tentang Hanna. karena ia dipindahkan sekolahnya ke sebuah sekolah di kota ternama karena kepindahan Ayahnya.

Juna bebas.

namun satu lagi masalah yang masih bersembunyi dibalik dinding pertahanannya.
siapa lagi jika bukan Jasmina.

Juna dan Jasmina hanya saling diam ketika mereka berpapasan dalam lorong yang sama. Karena kelas Jasmina tepat berjarak beberapa kelas dari kelas Juna.

jadi, bisa dipastikan dalam sehari Jasmina akan bertemu Juna sebanyak 3X, ataupun lebih.

tidak ada sapaan, tidak ada tatapan, hanya perasaan kosong diantara mereka berdua.

sampai akhirnya Juna memutuskan untuk menengok kebelakang.

"good morning! nih aku bawain roti" Jasmina menyerahkan sebuah kotak bekal berisi roti.

tidak, bukan untuk Juna.
namun untuk seseorang yang saat ini tengah merangkul Jasmina.

Fero Aliandra. Murid baru itu mengacaukan segalanya.

kepergian Rayhan untuk kuliah ke luar negeri cukup membuat Juna yakin bahwa itulah kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Jasmina.

namun naas, masalah datang kembali meski sudah hampir saja berada di penghujung cerita.

Fero. Untuk apa dia datang? merusak saja.

langkah Jasmina dan Fero mulai tidak terdengar lagi. Entah mereka kemana, yang pasti untuk saat ini Juna sedang tidak mau tahu.

-----

Jasmina

"Fer, balikin makanan aku! aku laper!" aku merebut kotak bekalku yang ada di tangan Fero.

"lah tadi katanya dibawain, special gitu"

"lah kan tadi mumpung ada Juna, jadi sekalian panas panasin dia. udah buruan bagi deh!" aku mendorong bahu Fero.

"iya nih iya!"

Aku dan Fero lebih cocok disebut sebagai sahabat.

dan aku memperbolehkan Fero mengetahui segalanya tentang aku dan Juna. karena aku percaya pada Fero, terlebih lagi dia bisa diajak berkompromi.

tiga bulan aku gak ngobrol sama Juna. rasanya tiga tahun.
tanpa Juna, dunia hampa.
seolah pena ku udah ga sanggup nulis lagi di buku agenda kalo bukan tentang Juna.

jujur, aku kangen kamu, Juna.
andai kamu bisa baca pikiran aku.
pasti kita gak akan sejauh ini sampai sekarang.

beruntung cewek genit nan laknat itu udah pindah dari sekolah, sekarang Juna milikku disekolah ini.

"heh, ngalamun wae" ucap Fero.

karena aku memang sedang melamun.

"sok tau!" cewek memang ga mau salah. iya kan?

Fero menirukan gaya bicaraku dengan nada mengejek. dan dia berlari.

aku mengejarnya sampai ke taman, dan disana, Fero membiarkan aku menabrak seseorang, karena aku berjalan mundur.

yang tak lain adalah Juna.

namun reaksi Juna mengejutkan,
sakit. namun entah dimana.
aku tak tau.

"maaf mas, ceweknya tolong dijaga."

jadi bener?
selama ini Juna bener bener udah lupa sama semuanya?
aku kira setelah kejadian kejadian sebelumnya, kita udah biasa aja.
ternyata gitu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Juni untuk JunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang