(11) Promnight

5 1 0
                                    

dua bulan telah berlalu. kedekatan Jasmina dengan Rayhan semakin tidak bisa diartikan.
Rayhan yang begitu baik pada Jasmina, begitupula sebaliknya.

Rayhan membantu Jasmina sedikit lupa dengan Juna yang selama dua bulan terakhir ini menghantui pikirannya.

Sore itu, Jasmina memilih untuk menyendiri di sebuah kafe yang jauh dari peradaban Juna maupun Rayhan.
Jasmina merasa lelah dengan keadaan yang seolah menyudutkannya, menghujat, dan menempatkan semua kesalahan padanya.

alunan musik klasik terdengar memenuhi ruangan yang disusun ala Victoria.

Jasmina melanjutkan menulisnya, ia mengikuti salah satu lomba puisi online yang direkomendasikan oleh Rayhan, sebagai pengisi waktu luang, katanya.

agar Jasmina tidak berlarut larut dalam kesedihan.

karena seminggu lagi adalah saat saat yang sebenarnya tidak ia nantikan.

hari yang menampar Jasmina, menyatakan bahwa ia akan kehilangan seseorang, lagi.

kemarin malam Rayhan bertamu dirumah Jasmina, menjelaskan bahwa nantinya ia akan melanjutkan kuliahnya di Columbia University.

dan yang lebih parahnya lagi, Jasmina yang selama ini sedikit menaruh hati pada Rayhan, tak ada jawaban pasti dari itu semua.

kamu adek terbaik yang pernah aku kenal, Mina.

Jasmina terlihat bergumam pelan mengulangi kalimat yang diucapkan oleh Rayhan malam itu.

Jasmina diam, lagi. meratapi nasibnya yang buruk. amat sangat buruk.

friendzone.
dua kali.
ini kutukan atau apaan sih?!
-hardik Jasmina kepada dirinya sendiri.

sedangkan sekarang, apa kabar dengan Juna dan Hanna?
yang Jasmina tau adalah, mereka memang sedang menjalin hubungan yang serius.

Jasmina sudah tidak memperdulikannya lagi, walau sakit.

-----

Juna

rasanya, udah lama ga denger suara Jasmina.
biasanya masih terekam jelas suara ketawanya, tapi kok kali ini ilang ya?
jangan-jangan Jasmina hapus ingatan aku kali, ya?

ah, Juna.. Juna..
sampe kapan kamu bakal jalin hubungan pura pura sama cewek ganjen itu?

sampai kapan aku bakal nyakitin hati Mina?

ah, apa mungkin dia sakit? ga akan. udah ada senior laknat itu yang kemana mana bawaannya pengen dapet jitakan dari seorang Juna.

drrt.. drrtt..
telpon berbunyi.

ah, sampe kapan Hanna nelpon terus?! ga ada kerjaan lain apa.

dan sampe kapan aku bakal reject terus telponnya?! kalo itu sih bodo amat.

tapi kenapa dia nelpon terus?! duh, Hanna. peka dong Han, aku ga sayang sama kamu, aku maunya Jasmina.
plis kamu duluan aja yang ninggalin aku, plis..

jangan jangan dia mau bilang kalo pas promnight nanti dia mau bareng aku? ah, jangan sampe ya Allah...

AHHHHH!!!!!!

-----

"didepan ga ada kursi kosong, aku boleh duduk disini?" ucap suara seseorang yang membuyarkan lamunan Jasmina. "oh, boleh"

mereka saling tatap.

"Jasmina?" ucap laki-laki itu.
"Fero?" ucap Jasmina.

"astaga! awet muda banget ya kamu!" Jasmina menatap wajah Fero pekat pekat.

Juni untuk JunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang