(10) Terakhir

9 1 0
                                    

Setelah kejadian waktu itu, hari hari Jasmina semakin terselimuti oleh kesedihan.

hatinya hancur berkeping, yang tanpa ia sadari telah hancur sebab seseorang yang dulu sempat menjadi malaikat pelindungnya.

Surya Nandira Junanda.

tanpa Juna, siapa yang akan mengepang rambut Jasmina lagi? siapa yang akan membukakan kulut durian untuknya lagi?

tidak ada apapun yang bisa diungkit dari Juna selain kenangan.

berbeda dengan Juna diluar sana yang bersifat seolah biasa saja.
Juna yang sudah bahagia.
sebab Hanna.

-----

"Hanna ada?" tanya Juna didepan kelas Hanna.

"Han, dicariin tuh sama kak Juna" teriak Dahlia, teman sekelas Hanna.

yang membuat obrolan Risa dan Jasmina terhenti adalah saat mendengar kata Juna.

makhluk itu lagi.
-batin Jasmina.

"kak Juna! masuk aja kedalem" sahut Hanna dari bangku pojok belakang.

Juna pun melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas Hanna dengan langkah khas para senior.

sambil sesekali melirik ke arah Jasmina.

"Min, liat deh daritadi dia ngadep kesini mulu" bisik Risa.
"percuma, Ris. dia ga bakal balik lagi kaya dulu, paling juga bentar lagi mereka jadian" ucap Jasmina secara terang terangan.
"sstt Mina, kenceng amat ngomongnya" Risa menempelkan jari telunjuknya di bibir Jasmina.

Untung saja, baik Juna maupun Hanna tidak ada yang mendengarnya. mereka sama sama terhanyut dalam obrolan mereka, entah apa topiknya.

disela obrolan serius Risa dan Jasmina, Juna terlihat sedang berjalan ke arah mereka.

yang Risa pikirkan adalah, Juna akan menyapa Jasmina, mengajaknya ke perpustakaan untuk mendengarkan Jasmina cerita, padahal di perpustakaan adalah zona khusus membaca.

ternyata tidak, ia hanya melewati Jasmina tanpa rasa iba sedikitpun.

Jasmina jelas terpaku karena aroma parfum Juna yang sangat menyayat hatinya samar samar.

Jasmina mengambil tissue dan menutup hidungnya kuat kuat.

"wuihh, wangi amat tuh berondong" ucap Risa sambil menikmati aroma parfum Juna yang tak kunjung menghilang.

"kipas, Ris. kipas" ucap Jasmina sambil mengibas ibaskan telapak tangannya di udara.

Sekarang sudah jelas pasalnya. Jasmina sudah bukan lagi apa apa untuk Juna.

namun justru sebaliknya, Jasmina belum bisa menemukan seorang pengganti Juna dalam hidupnya.

-----

"tumben Ray malem malem mampir?" ucap Jasmina kepada Rayhan yang sudah berada didepannya.

"mau ajak kamu keluar, mau kan?"

Jasmina mengiyakan, terlebih ia bosan untuk terus menerus menangisi Juna yang sudah tak ada belas kasih untuk menyapa Jasmina.

"sebentar, mau kepang rambut dulu" ucap Jasmina.

dengan sabar, Rayhan menunggu Jasmina.

7 menit kemudian, Jasmina keluar dengan penampilan yang berbeda. anggun, dan bisa dikatakan, cantik.

"kita mau kemana, Ray?" tanya Jasmina.
"kafe" jawab Rayhan.
"bukan kafe yang kemarin kan?" Jasmina memastikan.
"bukan, yang ini beda"

Juni untuk JunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang