Rayhan Arrisyad.
kelas 12, murid di salah satu SMA yang ada di dunia ini.dan sudah tak menjadi rahasia lagi, jika setiap sekolah usai, selalu terpampang jelas seorang Rayhan yang sedia menjemput Jasmina walaupun mereka beda sekolah.
Rayhan baik pada Jasmina.
namun di sisi lain, Juna semakin tertekan. antara rasa bersalah kepada Jasmina, dan rasa keingintahuannya kepada Rayhan yang sast itu belum ia kenal.
Juna tidak memiliki siapapun.
kecuali Hanna.Hanna yang selalu ada untuk Juna. selalu memberi semangat kala Juna dunia sedang berpaling dari Juna.
hanya Hanna saja, tidak dengan yang lain.
-----
waktu itu hujan deras. Juna memarkir motornya di depan toko roti yang setengah tutup.
samar samar ia mendegar suara tertawa yang memecah hening.
siapa lagi jika bukan Jasmina.awalnya Juna hanya mengira bahwa itu adalah suara suara pikirannya, ternyata tidak.
Jasmina disana, bersama seseorang yang saat ini Juna sedang tidak ingin melihat wajahnya, sampai kapanpun.
Juna meninggalkan tempat itu. Mempercepat laju motornya dalam hujan, dan tiba di rumah dengan keadaan basah kuyup.
alhasil, Juna sakit.
*****
dua hari berselang,
tepat setelah bel istirahat berbunyi, Jasmina yang berniat mengembalikan buku buku Juna yang tertinggal dirumahnya, segera menuju kelas Juna dengan ditemani Risa.
"Juna ada?" tanya Jasmina kepada Ali, teman Juna.
"lah kamu ga tau? Juna kan sakit. gimana sih masa pacarnya ga tau?" ucap Ali, yang malah sewot didepan Jasmina.
"oh, gitu ya" Jasmina segera berbalik dan menuju kelasnya.
ia paling tahu keadaan Juna. Juna tidak mudah sakit.
kecuali jika pikirannya penuh dengan hal hal yang membuatnya terjebak disana.
dan kondisi psikis yang kurang baik.Jasmina mengumpulkan niat sekuat tenaga untuk menjenguk Juna.
tapi bagaimana dengan Rayhan yang akan mengajaknya untuk membeli bunga kesayangan Jasmina di toko pusat kota?
Rayhan, atau Juna.
Jasmina masih terpaku dalam sudut pandangnya yang kosong.
Juna. ga mau tau pokoknya Juna.
-batin Jasmina.Sepulang sekolah, Jasmina pergi melewati gerbang belakang supaya tidak bertemu dengan Rayhan.
jujur, tidak ada istimewanya untuk sekedar pergi bersama Rayhan. karena dia sosok yang kaku dan tidak cair seperti Juna.
tidak seheboh Juna, tidak sehumoris Juna, dan tidak ada yang akan menyerupai Juna, sampai kapanpun.
Tok.. Tok.. Tok..
pintu rumah Juna diketuk."masuk" ucap seorang perempuan yang tak lain adalah Ibu Juna.
"assalamualaikum, Ibu" Jasmina sudah akrab dengan Ibu Juna. begitupula Abahnya dan adiknya.
"waalaikumussalam. masuk, Mina" Ibu tetap saja ramah.
"Juna dimana, Bu?" Jasmina langsung menanyakan alasan ia datang.
"ada tuh, di kamarnya. belum mandi tapi" ucap Ibu.
Jasmina hanya tersenyum simpul.
lalu Ibu mengetuk pintu kamar Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni untuk Juna
Fiksi Remajasetumben tumbennya turun hujan di bulan Juni, pasti ada maksud tersendiri dari itu semua. seperti sebuah teka-teki kiriman Tuhan yang harus diselesaikan sebelum juni meredakan hujannya? atau malah sebaliknya. dengan bersantai menatap tenggelamnya...