(2) Mathematic Hater

21 4 0
                                    

Juna

seperti biasa, pelajaran matematika sukses membuatku ngantuk parah.

Juna si tukang tidur

memang, aku juga ngaku.

hal yang biasa aku lakuin pas pelajaran matematika ngebosenin adalah,

nulis nulis di buku agenda.

menghujat matematika.

tapi saat aku merogoh kantongku, yang kutemukan hanya uang receh + tanpa buku agenda.

karma.

aku ambil buku agenda orang.
dan buku agenda aku diambil.

Juna..Juna..

akhirnya aku memutuskan untuk menyusun rencana bagaimana menemukan buku agendaku, juga mengembalikan buku agenda milik orang itu.

jujur, sulit buat ngambaliin buku ke anak baru yang jumlahnya lebih banyak dari angkatanku sendiri.

apa aku harus deketin dulu salah satu adek kelas, terus aku titipin ke dia?

ah, sekalian kerjain ahh..

kata kata kamu bagus,
tapi gak sebagus kenyataan kalo kamu bisa ngadepin pentolan sejenis matematika murni.
tulisan tanganku gak sebagus kamu,
jadi aku tenang aja.
karna aku yakin kamu gak bisa baca tulisanku.
karena kebanyakan orang tulisan bagus buta akan tulisan terlalu jelek,

salam, Mathematic Hater.

wkwkwk.
bingung gak ya, dia?
semoga engga.

-----

"eh, eh, bentar" ucap Juna sambil ter-engah engah. "ya, ada apa?" jawab perempuan yang berada didepannya.

"kamu kenal Saras.. Saras.. Saras siapa ya lupa aku" Juna memegangi kepalanya. "Saras kan banyak, Kak" jawab perempuan itu.

Juna membuka tasnya, lalu membaca nama yang tercantum di buku itu keras keras.

"Sarasvati Ninda Jasmina" ucap Juna mantap.

"oh, Jasmina. iya tau, kenapa Kak?"

"tau?" mata Juna terbelalak melihat ekspresi adik kelasnya yang justru merasa ada yang aneh dengan raut wajah Juna.

"kakak suka ya?" ucapnya tiba tiba.

Juna menaikkan satu alisnya, "ya enggak lah, aku mau ngembaliin bukunya dia." Juna memperlihatkan buku agenda bersampul kain berwarna ungu muda didepan adik kelasnya.

"oh, pantesan dari tadi dia heboh cari bukunya, katanya sih ilang" ucap perempuan itu. "nah itu dia, woy, Mina!" adik kelas yang ada didepan Juna berbalik seraya mengucapkan kata Mina seolah sedang memanggil seseorang.

tak lama kemudian, seorang perempuan berkepang satu, dengan rambut hitam dan iris coklat muda, datang menghadap ke adik kelasku, "apa?" ucapnya singkat.

"ini nih, yang nemuin buku kamu"

perempuan bernama Mina itu, mendongak menatap Juna karena memang Juna lebih tinggi darinya.

dia hanya melihat sekilas, lalu menunduk, "silau banget kena cahaya dari atas" ucapnya.

"makannya kak, jangan tinggi tinggi jadi orang" ucap adik kelas Juna yang satunya.

Juni untuk JunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang