"Gue rela lo sama dia, asal lo bahagia"
*Deg...
*Hening...*
Natasya langsung berdiri lalu mengerutkan dahinya keheranan, ia tidak mengerti apa maksud kata-katanya barusan.
"Maksud lo?" Tanyanya heran
"Will you be my friend?" Tanya Ravi
Natasya kebingungan dia menawarkannya untuk menjadi temannya, Bukankah memang kita hanya teman?
Lalu apa maksud kata yang dibilang tadi? Dia rela Natasya dengannya asal ia bahagia, apa maksudnya? Ia benar-benar tidak mengerti semua ini.
Sebelum Natasya menjawab tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu.
"Permisi" ucap seseorang sambil membuka pintu
Yeahh.. orang itu JUNA!
"Dasar pengganggu" gumam Ravi pelan
"Hey vi, gimana kabar lo? Eh ada Natasya ngapain kesini?" Tanyanya sambil menatap Natasya dengan senyum
"Hmm.. i... ini kak aku cuma jenguk si Ravi aja.." jawab Natasya ragu
"Oh gitu.. sendirian aja? Nanti pulang bareng ya gue anter" ucapnya
Natasya pun hanya mengangguk.
'Yaelah bukannya bikin gue cepet sembuh malah bikin cepet sekarat ini mah' gumam Ravi kesal
"Gimana vi keadaan lo? Udh mendingan blom?" Tanya Juna
"Lo liat sekarang gue gimana?" Tanya Ravi datar
"Hmm masih pucet, makanya lu punya cewek dong biar ada yang nemenin lu disini biar lu nya bisa cepet sembuh" ejek Juna sambil tertawa
Natasya pun hanya tersenyum.
"Gue punya cewek juga udah lu rebut bg*t" Gumamnya dalam hati, sungguh kali ini ia benar-benar kesal dengan sahabatnya itu
Kami pun asik mengobrol, tapi tidak dengan Ravi. Ia merasa sedang jadi nyamuk disini, walaupun ia sudah berkali-kali diajak ngobrol dan bercanda. Tapi Ravi lebih memilih diam.
Beberapa saat kemudian hari pun sudah menjelang sore, kak Juna mengajak Natasya untuk pulang.
"Udah sore, pulang yuk..." ajak kak Juna
Natasya pun mengangguk. Lalu ia dan kak Juna berpamitan dengan Ravi.
"Vi gua ama Natasya pulang dulu yak, cepet sembuh lo biar bisa gila bareng gua lagi" ucap Juna sambil tertawa
"Iye dah sono bosen gue liat lu terus" ejek Ravi
"Yuk..." ajak kak Juna sambil menggandeng tangan Natasya, lalu kami pun keluar dari ruangan.
Ravi yang melihat itu sangat geram, ingin sekali ia mengamuk tapi ia sadar ini di Rumah sakit. Mungkin kalau ia sedang tidak di RS dia sudah mengamuk-ngamuk di kamarnya.
Natasya berjalan di koridor RS sambil bergandengan tangan dengan kak Juna. Sebenarnya ia masih ingin bersama Ravi, ia masih penasaran dengan kata-katanya tadi. Lalu Natasya pun menyuruh kak Juna untuk pergi duluan ke parkiran dengan alasan ia ingin ke toilet sebentar, padahal ia mau menemui Ravi lagi.
"Kak duluan aja, aku mau ke toilet dulu sebentar" katanya berbohong
"Oh oke.. jangan lama-lama ya cantik" kata Juna sambil tersenyum lalu pergi duluan ke parkiran
Natasya pun bergegas menemui Ravi lagi. Ia ingin menanyakan maksud kata-katanya tadi sebelum terpotong oleh kedatangan kak Juna tadi.
Natasya membuka pintunya, dan oh ternyata ia sedang tidur.Natasya berjalan mendekatinya lalu ia berbisik..
"Hey, bangun... gue masih belum ngerti sama kata-kata lo yang tadi" bisik Natasya
Ravi pun membuka matanya lalu tersenyum.
"Hmm gue kira lo gak akan balik kagi kesini, jadi maksud gue lo mau gak berteman sama gue?" Ucapnya to the point
"Hmm.. jadi selama ini lo natap gue tajam, trus merhatiin gue, cuma mau berteman sama gue doang?" Kata Natasya heran
"Ya te.. terus kenapa?" Jawab Ravi terbata-bata
"Ya bilang dong hahaha harusnya lo tuh bilang dari awal kalau mau temenan sama gue gak usah jadi sok misterius gitu kirain kan lo mau ngapain eh ternyata cuma gini, bikin penasaran doang tau gak" ucap Natasya tanpa dosa sambil tertawa
'SEBENERNYA BUKAN ITU MAKSUD GUE NATASYA! GUE DARI AWAL MAU NGEDEKETIN LO SUPAYA LO BISA JADI MY GIRLFRIEND BUKAN JUST A FRIEND' Ucapnya dalam hati
"Hm" jawab Ravi singkat
"Lo mau kan berteman sama gue?" Tanyanya
"Ya mau-mau ajasih, gue berteman sama siapa aja kok" ucap Natasya tersenyum
Ravi pun tersenyum, sesaat kemudian berubah menjadi datar lagi.
"Lo beneran suka sama Juna?" Tanya Ravi untuk meyakinkan
"Hmm.. gimana ya" jawab Natasya ragu
"Gue bisa bantuin lu buat deket sama dia ataupun pacaran sama dia" ucapnya dengan berat hati, ia berusaha merelakan orang yang disukainya bersama sahabatnya asalkan Natasya bisa bahagia walaupun tidak bersamanya.
"Eh--se.. seriuss?" Kata Natasya kaget
Ravi menganggukan kepalanya.
"Lo kalau ada apa-apa cerita aja sama gue, gue siap dengerin curhatan lo kok" kata Ravi dengan senyuman terpaksa
"Makasih Rav... yaudah gue pulang dulu ya kak Juna udah lama nunggu gue di parkiran" kata Natasya sambil tersenyum senang
"Iya Natasya, hati-hati..." jawabnya dengan senyum yang tertahan
Natasya pun keluar dari ruangannya dan berlari menuju parkiran, ia takut kak Juna sudah menunggunya terlalu lama.
Natasya melihat kak Juna yang sudah siap di motornya menunggunya daritadi."Kak maaf ya lama, tadi..."
"Gapapa, yuk pulang" jawabnya memotong pembicaraannya
Natasya pun mengangguk dan langsung menaiki motornya, lalu kami pun berjalan pulang.
Lanjut chap 9 guys, jangan lupa vote & follow me.tq❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal dari rasa 'Nyaman'
RandomAwalnya temen curhat, tapi lama-lama bisa jadian? . Berawal dari seorang laki-laki asing misterius yang mengajak kenalan, lalu saling curhat dan lama-kelamaan timbulah perasaan nyaman antara keduanya. . Apa kita masih bisa tetap menjadi teman? Atau...