Sesampainya dirumah Natasya pun turun dari motor kak Juna dan menyuruhnya untuk mampir, tapi kak Juna menolaknya ia harus buru-buru pulang karena langit sudah mulai mendung ia takut nanti keburu turun hujan deras.
Lalu Natasya memasuki kamarnya, dan mengingat kata-kata Ravi di RS tadi. Ia merasa ada yang mengganjal di pikiran Ravi ketika ia mengatakan 'dia rela aku dengannya asalkan aku bahagia', ia yakin pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan darinya. Tapi itu juga tidak penting baginya, yang penting sekarang adalah gimana cara agar ia tetap terus dekat dengan kakel ter-famous di sekolah ini, siapa lagi kalau bukan kak Juna.
Ravi POV
"Kenapa tadi gue harus ngomong gitu? Kenapa tadi gak gue ungkapin langsung perasaan gue yang sebenernya ke Natasya? Ah bodoh! Gue bener-bener bodoh!"
Gue terus-terus menggeram kesal di kamar inap, gue bingung harus gimana lagi. Apa gue harus terus memperjuangkan cinta pertama gue atau merelakannya dengan sahabat gue sendiri?
Gue bingung apa yang harus gue pilih, Sahabat atau Cinta? Kalau gue memilih cinta pasti gue akan kehilangan sahabat kecil gue, dan sebaliknya kalau gue memilih sahabat gue akan kehilangan orang yang gue sayang sejak pandangan pertama.
"Aghhh..." lagi-lagi gue menggeram kesal
"Apa yang harus gue lakuinnn?! Gue gak bisa ngerelain dia sama orang lain meskipun sama sahabat gue sendiri, itu gak mungkin bisa!" Ucapku
"Hmm tapi gue gak bakal nyerah, gue akan liat seberapa jauh hubungan dia sama Juna.. gue akan terus cari informasi dari Natasya, karena sekarang gue udah mulai berteman dan kemungkinan akan menjadi lebih dekat- dekat-- dan dekat dan akhirnya dia lebih nyaman sama gue dan bakal jadi milik gue HAHAHA" ucap gue dengan senyuman lebar yang belum pernah gue tunjukkan
*
Seminggu kemudian Ravi pun pulang dari RS dan masuk sekolah seperti biasa. Bukannya ia merasa tambah baik tapi perasaanya malah bertambah buruk ketika melihat Natasya dan Juna yang kian hari semakin nempel seperti lem.Natasya bertemu Ravi di taman sekolah ia sedang duduk di kursi taman sambil membaca buku yang Natasya tak tau judulnya, lalu ia pun menghampirinya dan menyapanya dengan senang karna dia sudah bisa kembali bersekolah, namun tatapan Ravi sangat dingin. Tapi Natasya tidak memperdulikannya karena ia sudah terbiasa oleh sikap dingin Ravi yang dulu sempat ia sebut cowok es misterius.
"Hai Rav, udah sehat?" Sapaku sambil tersenyum
Ravi pun menoleh kepada Natasya lalu membaca kembali bukunya.
"Udah" jawabnya singkat dan datar
"Ravi..." panggil Natasya
"Hm?" Jawabnya
"Waktu itu kan lo bilang mau dengerin semua curhat gue, sekarang gue boleh curhat sama lo gak?" Kata Natasya dengan sedikit tersenyum malu
"Silahkan, nanti gue dengerin" jawabnya datar tanpa menoleh sedikitpun
"Lo tau kan gue dan kak Juna lagi deket, tapi gue bingung..." kata Natasya
"Pegangan" jawabnya meledek
"Gue serius Ravi.." kata Natasya dengan melas
Barulah Ravi menolehnya ia melihat ekspresi melas Natasya ini dengan senyum yang tertahan.
'Lo kalau lagi kayak gitu gemesin tau gak, bikin gue tambah sayang sama lo dan gak mau relain lo sama yang lain' ucap Ravi dalam hati
"Kok lo diem sih, gue lagi ngomong ish yaudah deh kalo gamau dengerin gue cerita" ucap Natasya sambil memasang wajah cemberut yang mungkin membuat Ravi semakin gemas padanya
Ravi menghela nafasnya lalu memulai bicara.
"Bingung kenapa? Lo suka sama dia dan dia juga suka sama lo, jadi kalian udah sama-sama suka, trus apa yang harus di bingungin?" Jawab Ravi santai meskipun di dalam dadanya merasa sesak
"Bukan itu..." jawab Natasya
"Teruss?" Jawab Ravi sambil mengerutkan dahinya
"Hmm gu... gue bingung Rav gimana cara biar terus bisa deket sama kak Juna, dia kan kakel yang famous banget disini, semua cewek disini pada ngantri pengen jadi pacarnya... gue takut nanti gue jadi sasaran para kakel, gue takut di hujat nanti kalo gue udah pacaran sama dia, gue baru deket gini aja udah ditatap sinis sama kakel, gimana kalo udah jadi nanti" kata Nayasya dengan memasang muka raut sedih
Lalu Ravi menatap muka Natasya.
"Lo gak perlu takut. Selama ada gue disisi lo, lo akan aman. Gak akan ada yang berani nyakitin lo selama ada gue disini, percaya sama gue" jawab Ravi dengan senyuman kecil
"Tapi....."
"Gak ada tapi-tapian, gue akan terus ngejaga lo" jawab Ravi langsung memotong pembicaraan Natasya
Natasya kaget sekaligus terharu mendengar kata-kata Ravi barusan, baru kali ini ada seseorang yang sangat perhatian padanya walaupun hanya sebatas teman.
Natasya pun mengangguk dan tersenyum.
"Thanks Rav" katanya dengan senyuman lebar
Ravi hanya mengangguk dan membalas senyumannya lalu berubah menjadi dingin lagi.
"Udah kan curhatnya? Kalo udah gue mau ke perpustakaan dulu mau baca buku lain, kalo ada apa-apa bilang aja, cerita aja sama gue gausah ragu-ragu" ucap Ravi lalu ia berjalan meninggalkan Natasya
Natasya pun hanya mengangguk dan memilih untuk tetap duduk sendiri di bangku taman sambil memainkan games di handphonenya, karena kak Juna sedang sibuk osis jadi ia hanya menghabiskan waktuku untuk bermain hpnya sendiri.
Sebenarnya Ravi tidak ingin ke perpustakaan, ia hanya membohongi Natasya. Sebenarnya ia sudah tak sanggup melihat Natasya yang kelihatannya benar-benar ingin memperjuangkan Juna, sedangkan ia harus memperjuangkan orang yang ia sayang yang bahagia dengan orang lain.
Ravi pun pergi ke kantin sambil memesan makanan dan untuk menenangkan dirinya disana.
*
Natasyapun masih heran, kenapa segitunya Ravi mau melindunginya? Padahal kita hanya sekedar teman. Apa mungkin karena ia yang sedang dekat dengan sahabatnya sendiri jadi dia juga tidak mau orang yang disayang sahabatnya di sakiti orang lain. Apakah begitu?
Namun... ketika Natasya melihat Ravi yang tersenyum tadi ia merasa jantungnya berdegup kencang seperti tidak biasanya, dia seperti berubah menjadi hangat dan ia belum pernah melihat senyuman manisnya tadi, seorang cowok es yang super cuek dan tidak pedulian tiba-tiba menjadi hangat + care itu adalah suatu keajaiban dan moment yang sangat langka. Akan tetapi ia tidak boleh baper karena ia tidak menyukainya, aku hanya menyukai sahabatnya.
Lalu Natasya pun langsung memasuki kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi.
Next chap guyss, keep enjoy & dont forget Vote & follow. Tq☺❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal dari rasa 'Nyaman'
RandomAwalnya temen curhat, tapi lama-lama bisa jadian? . Berawal dari seorang laki-laki asing misterius yang mengajak kenalan, lalu saling curhat dan lama-kelamaan timbulah perasaan nyaman antara keduanya. . Apa kita masih bisa tetap menjadi teman? Atau...