Natasya pun masuk kedalam kelasnya dan bertemu dengan kedua temannya yang sedang asik mengobrol lalu ia pun ikut mengobrol.
"Sya, katanya kamu lagi deket sama Kak Juna ya?" Tanya kei tiba-tiba
"Hehe iya kei" jawab Natasya malu-malu
"Wah... keren kamu sya bisa deket sama waketos alias wakil ketos yang lebih famous dari ketos nya itu, gila gila gila" kata maisya sambil menepuk-nepuk bahu Natasya
"Biasa aja kali ah.." ucap Natasya menahan tawa
"Ohiya btw dia kan ganteng banget trus famous lagi di sekolah ini pasti banyak tuh kakel-kakel hitz yang ngantri kan? Kamu sanggup ngelangkahin para kakel hitz itu?" Ucap kei
"Iya sya bener kata kei, kamu gak takut nanti dilabrak sama para fans dan kakel hitz itu?" Kata isya menakutinya
Natasya pun hanya diam lalu menunduk. Lalu ia menggelengkan kepalanya, ia bingung harus bagaimana. Disisi lain Natasya sudah sangat menyayangi kak Juna namun disisi lainnya ia takut akan dibully oleh para fans nya kak Juna.
"Tapi kamu gak usah takut sya, kan ada kita yang bakal slalu di samping kamu kok.. kan ada kak Juna juga yang akan slalu jagain kamu, ya kan?" Kata kei menenangkan Natasya dengan tersenyum
'Iya termasuk Ravi yang dia bilang akan selalu menjaga dan melindungi aku' ucapnya dalam hati
Natasya pun mengangguk dan tersenyum melihat kedua sahabatnya yang terus mendukungnya, dan mereka membalas senyuman Natasya lalu kami pun berpelukan.
Senangnya memiliki sahabat seperti mereka.
*
Bel istirahat pun berbunyi, kedua sahabat Natasya mengajaknya ke kantin namun ia masih ada tugas yang belum terselesaikan jadi ia menyuruh mereka duluan nanti ia akan menyusulnya.Setelah tugasnya selesai Natasya pergi ke toilet, lalu tiba-tiba ada yang menarik tangannya dan menyeretbya ke pojokan laboratorium sekolah. Natasya kaget saat melihat 3 perempuan kakel yang terkenal sangat hitz ini sekarang ada di depan matanya dengan memperlihatkan wajah yang menyeramkan.
"Kenapa? Kaget?" Tanya salah satu perempuan yang tadi menarikku dengan senyuman miring
"Ma...mau apa kak?" Tanya Natasya polos dengan nada ketakutan
"Kenalin gue Devi cewek terpopuler di sekolah ini, sekaligus mantannya Juna" ucapnya dengan membanggakan diri
Natasya tersentak kaget, sekarang ia sedang berhadapan dengan mantan kak Juna.
Kak Juna tolong aku...
"Oh i..iya kak namaku..."
"Gue udah tau nama lo, Natasya kan?" Ucapnya memotong pembicaraanya
Natasya pun hanya mengangguk sambil ketakutan.
"Ada hubungan apa lo sama Juna?" Tanyanya sambil menatap Natasya tajam
"Eng... enggak ada apa-apa kok kak" jawabnya gemeteran
"Gausah sok polos lo! Dikira gue bego bisa lo diboongin?" Jawabnya melotot
"Be...bener kak aku ga ada hubungan apa-apa sama kak Juna" jawab Natasya sangat ketakutan
Plakkk!
Tangannya tiba2 menampar pipi kiri Natasya yang membuat kulit putihnya menjadi merah.
"Awww..." Natasya meringis kesakitan
.
Di sepanjang jalan koridor sekolah Ravi pun berjalan dengan santai, niatnya ia ingin pergi ke kantin namun ia malas lalu ia pun pergi menuju perpustakaan. Lalu ia mendengar suara berisik di ujung laboratorium.
Ravi pun berjalan mendekat ruang itu, ingin memastikan apa yang terjadi disitu. Lalu ia pun mengintip dari celah-celah pintu yang sedikit terbuka.
Plakkk!
Ia melihat Natasya ditampar oleh seorang perempuan.
"Gue peringatin sama lo, jangan deket-deket sama Juna atau lo bakal ngalamin yang lebih parah dari ini!" Kata perempuan itu membentak natasya
Ravi yang mendengar itu tiba-tiba langsung mendobrak pintu lab, dan ia menemukan Natasya yang sedang menangis sambil memegang pipinya yang merah karena bekas tamparan tadi.
Para kakel itupun terlihat sangat kaget atas kedatangan Ravi.
"Ngapain lo pada disini?" Tanya Ravi dengan tajam
Nyali mereka pun langsung ciut. Aku tidak menyangka yang tadinya muka mereka sangat sangar tiba-tiba menjadi ciut seperti itu. Mereka pun hanya melirik ke temannya satu sama lain.
Pengecut
"Gausah macem-macem disini, karna ini sekolah bukan punya lo! Dan kalo lo macem-macem gue gak akan biarin lo buat tetap bisa sekolah disini" katanya dengan nada mengancam
Mereka pun mengangguk, lalu seorang perempuan yang mengaku mantannya Juna kini menatap Natasya.
"Urusan kita belum selesai!" Ucapnya sambil melotot
Lalu mereka langsung pergi dengan setengah berlari keluar lab.
Natasya pun heran, kenapa mereka sepertinya takut dengan Ravi? Padahal mereka kakel nya Ravi tapi kenapa kelihatannya mereka ketakutan saat Ravi datang. Lalu apa maksud ancamannya itu? Sungguh kini Natasya tidak mengerti.
"Lo gak papa?" Tanyanya membuyarkan lamunan Natasya
Natasya menggeleng sambil menunduk, tangan dan kakinya masih gemeteran.
Lalu Ravi berjalan mendekatinya, ia mengelap pipinya yang masih basah oleh air matanya.
"Gak usah takut ada gue disini" katanya menenangkan Natasya
"Thanks Rav udah nyelametin gue..." kata Natasya dengan nada yang masih terisak tangis
Ravi pun mengangguk dan kembali mengelap pipi Natasya yang masih basah karna air mata yang belum bisa berhenti.
"Udah gausah nangis gue ga suka cewe yang cengeng, lo kalo nangis tambah jelek" ucapnya dengan senyuman kecut
Lalu Natasya pun memberhentikan tangisannya dan menatap Ravi dengan muka polos.
"Gue anter lo ke kelas tapi lo harus senyum dulu, jangan sampe keliatan abis nangis nanti dikiranya gue ngapa-ngapain lo" ucapnya dingin
Natasya pun hanya mengangguk dan mengelap air matanya lalu tersenyum dan menatapnya.
"Nah gitu kan enak diliat?" Kata Ravi pelan
"Hah?"
"Enggak, udah ayok ke kelas" katanya sambil menarik lengan tangan Natasya
Natasya pun menurut lalu berjalan bersebelahan dengannya.
Lanjut chapter berikutnya ya! Jgn lupa vote.
Tq❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal dari rasa 'Nyaman'
RandomAwalnya temen curhat, tapi lama-lama bisa jadian? . Berawal dari seorang laki-laki asing misterius yang mengajak kenalan, lalu saling curhat dan lama-kelamaan timbulah perasaan nyaman antara keduanya. . Apa kita masih bisa tetap menjadi teman? Atau...