Pria bertubuh kekar itu hampir menonjok wajah Marji. Untung saja ada temannya datang menghampirinya, "Bro, jangan dipukul, dia anak bos kita."
Bodyguard sangar itu, yang tadinya hendak menonjok wajah Matji, tiba-tiba bersikap manis dan berbicara, "Maaf bos, cuma akting, hehe ...."
***
Satu minggu telah berlalu, terdengar suara orang mengetuk pintu.
Tok, tok, tok ....
"Spada ... Yuhuuuu assalamualaikum."
"Waalaikumussalam," ucap Nayma dan langsung membuka pintu.
"Maaf, mas cari siapa?"
"Aiiihhh, sadis! Dah cucok meong gini kok masih dipanggil mas, sih."
"Emm ma--maaf, Mbak, cari siapa?"
"Marni ada, Mpok?"
"Marni? Maaf Mbak salah rumah, disini tidak ada yang namanya Marni."
Tak lama kemudian Marji keluar.
"Aihhhh Betty lapermie! Kapan yey kesindang? Eyke kangen yey deh ah."
Marji dan Betty kemudian cipika cipiki dan lamgsung berpelukan dan asykk mengobrol melepas rindu. Sedangkan Nayma terlihat mematung diam tanpa bicara.
"Mas Marji, Nay ingin bicara sebentar."
"Ngomongnya nanti-nanti aja ya, Nay. Eyke lagi kangen-kangenan sama sohib eyke."
Sampai sore hari, Betty dan Marji terus saja bersenda gurau tanpa menghiraukan Nayma.
Karena merasa kesal dan merasa tak dihargai, Nayma memasukkan semua baju-bajunya kedalam koper. Kemudian keluar dengan menenteng koper.
"Nay, yey mau kemenong?"
"Terserah Nay mau kemana, toh mas Marji selama ini nggak bisa ngertiin perasaan Nay, dan nyatanya Mas nggak bisa berubah. Nay pamit dulu, wassalamu'alaikum."
"Nayma tunggu ..." ucap Beti saat Nayma hendak keluar. Beti segera mendekatinya.
"Maafin yey, ya, Mpok! gara-gara eyke kesindang, yey sama Marni jadi berantem," lirih Beti.
"Nggak apa-apa, Mbak. Bukan salah Mbak kok, saya seperti ini, hanya merasa kecewa saja dengan sikap suami saya."
"Eyke ngerti perasaan yey kayak gimenong! tapi yey harus tahu, Marni, ups ... maksud eyke si Marji entu hatinya baik, Mpok. Dia sebenarnya pengen berubah demi yey, tapi dia kagak tahu gimenong caranya. Dari itu, eyke minta, Mpok lebih sabar lagi ya, buat ngadepin sikap temen eyke ini."
"Tapi sampai kapan? saya sudah berusaha sabar dan menerima Mas Marji apa adanya, tapi ... ya sudahlah percuma juga saya jelasin, toh dianya nggak bisa berubah."
"Eyke mohon yey jangan pergi, Nay. Si Marni, eh ... maksud eyke si Marji pasti bakal sedih. Eyke janji bakal pulang sekarang dan nggak bakal kesindang lagi, asal Mpok dan Marni baikan, ye," ratap Beti.
"Maaf tidak bisa. Saya permisi dulu, Mbak. Assalamualaikum ...."
Nayma segera keluar.
"Nayma ... tunggu" pekik Marji, "Eyke janji bakal berubah, asal yey masih tetap di sini."
"Sudah lah, Mas! buktikan dulu kalau Mas bisa berubah."
Nayma berlalu pergi, sementara Marji menangis tersedu-sedu, menyesali dan memukuli dirinya sendiri.
"Sudah, yey jangan sedih terus, Mar! yey mesti buktiin kalau yey bisa berubah."
"Caranya gimenong, Bet?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Panggil Aku Banci
Teen FictionMarji seorang laki-laki yang memiliki naluri seorang perempuan. Ia terlahir dari keluarga miskin yang serba kekurangan. Tapi rupanya setelah dewasa nasibnya beruntung, karena masih mempunyai seorang ayah kaya raya, yang menjadikan hidupnya berubah.