PART 33

1.8K 50 21
                                    

“Eri, apa benar kau yang membunuh kedua orang tuaku?” Yusha dan Fumi menatap Eri yang tengah menikmati makan malamnya dengan khidmat.

“Ha? Kenapa kalian menuduhku melakukannya?” Eri terlihat kesal mendengar penuturan dan tatapan keduanya. Yusha mengeluarkan sebuah foto dari tas yang belum dia taruh ke dalam kamar. Di dalam foto itu terlihat seseorang dengan perawakan mirip Eri berada di depan rumah kedua orang tua Fumi yang sudah terbakar.

“Apa karena aku pernah membunuh jadi kalian menuduhku yang tidak-tidak?” Eri menatap tidak suka pada foto yang disodorkan Yusha padanya.

“Itu memang benar aku, tapi bukan aku pelakunya. Aku mendengar kakek akan membunuh keluargamu sayang, tapi sungguh aku tidak melakukannya. Aku berniat mencegah hal itu terjadi atau setidaknya aku bisa menyelamatkan mereka, tapi sayang aku terlambat mereka lebih cepat dari yang aku kira. Aku tidak bisa menyelamatkan mereka dan aku tidak tau siapa yang mengambil foto itu. seingatku aku hanya sendirian disana tidak ada siapapun dan aku tidak merasa ada seseorang yang mengikutiku.” Eri menjelaskan dengan cepat seolah mengatur emosinya agar tidak meledak saat mengingat hal itu.

“Kalau kalian tidak percaya, besok pagi kita akan ke rumah kakek tua itu. untuk membuktikan dan juga menghancurkannya berkeping-keping.” Eri tersenyum sinis, membuat Fumi bergidik ngeri, tapi dia harus membuktikan sesuatu.

***

Keesokan harinya mereka semua pergi ke kediaman Kakek Eri, tapi sayang mereka tidak bisa menemuinya karena beliau tengah menghadiri rapat. Beberapa orang berusaha menahan mereka, tapi mereka bukanlah tandingan Yusha maupun Eri membuat kedunya berhasil menemui Kakek Eri yang tengah mengadakan rapat penting.

“Dimana sopan santun kalian? Saya disini tengah melakukan rapat penting, kalian harus membuat janji terlebih dahulu sebelum menemuiku.” Kakek Eri meninggikan nada bicaranya.

“Apa ada larangan seorang anak untuk menemui ayahnya?” Yusha menatap sinis ayahnya yang duduk dengan angkuh di meja kebesarannya itu.

“Yusha, mama tidak mengajari kamu bersikap kurang sopan seperti itu kepada yang lebih tua.” Kali ini Nenek Eri yang bersuara.

“Sopan? Apa aku tidak salah mendengar? Bukan kah kalian tidak pernah mengajarkanku sedikitpun bagaimana bersikap sopan kepada orang lain. Kalian kan selalu mengajarkanku bagaimana cara mendapatkan uang bagaimana pun caranya, dengan cara kotor maupun dengan cara yang baik.”

“Jaga ucapanmu, kami orang tuamu.”

“Cukup! Cepat jelaskan apa maksud tujuan kalian kemari? Kalau cuman hanya untuk adu mulut aku tidak bisa melayani kalian. Aku harus pergi ke rapat yang lain. Cepat katakan tujuan kalian.”

“Kami hanya ingin tau, bagaimana kalian membunuh keluarga Fumi.”
Kakek Eri nampak berpikir sejenak dan tidak lama tertawa keras hingga meneteskan air mata. Tawanya cukup membuat bingung ketiga orang itu.

“Orang tua miskin itu yang kalian maksud? Aku ingat sekarang, dia orang yang sangat gila harta, bahkan rela menjual anaknya sendiri untukku, tapi aku tidak tertarik dengan bocah ingusan sepertimu. Asal kalian tau, aku yang menyuruh mereka memisahkan kalian, tapi sayang karena ketamakan mereka membuatku muak dan memutuskan untuk membunuh mereka saja.” Kakek Eri terlihat santai saat menjelaskan semua itu.

Fumi meneteskan air matanya, dia tidak tau ternyata orang tuanya tega menjualnya bahkan menjauhkannya dari Eri segala. Tapi kini mereka sudah mati karena ketamakan mereka.

“Semua orang miskin di dunia ini sama saja, mereka semua penjilat dan tamak. Tidak selevel dengan kita.” Eri tidak suka dengan apa yang diucapkan oleh kakeknya.

“Oh. Jadi semua orang miskin adalah penjilat ya? Apa kakek tidak sadar kalau kakek juga seperti itu? kakek itu seorang penjilat bahkan kakek lebih parah dari itu, kakek bahkan rela menghabisi lawan kakek demi uang itu artinya kakek juga seorang pembunuh, tamak dan sangat menjijikan.” Eri menatap kakeknya dengan sorot mata yang sinis.

“Jaga ucapanmu Eri. Kami menyekolahkanmu agar menjadi  cucu yang berguna dan mampu memimpin perusahaan ini.”

“Oh, nenek mau aku memimpin perusahaan ini? apa aku tidak salah dengar, aku tidak mau mengurus perusahaan ini. aku sudah mengatakannya sejak lama, tapi apa kalian pernah mendengarkanku?”

“Bagaimana pun caranya akau akan membuatmu memimpin perusahaan ini, aku tidak akan membiarkanmu lepas.”

“Coba saja.” Eri mengajak Fumi dan Yusha untuk segera keluar dari rumah itu, tapi bukan pintu keluar yang mereka tuju melainkan ruang bawah tanah dimana adiknya disekap selama ini. disekap oleh iblis yang berkedok sebagai kakek dan neneknya itu. mereka tega menyekap adik laki-lakinya karena adiknya sedikit berbeda dari manusia pada umumnya.

Setelah mereka melepaskan Jack adik Eri mereka memutuskan untuk pergi keluar rumah, tapi kembali beberapa bodyguard menghalangi mereka, hanya ada 5 orang berbadan kekar yang menghadang mereka, tapi Eri dan Yusha juga tidak datang dengan tangan kosong. Eri dan Yusha mengambil pistol mereka dari saku masing-masing dan menembakkan kearah para pria berbadan besar itu membuat kelima orang itu tidak mampu berjalan.

Kakek dan nenek Eri yang mendengar kegaduhan itu berlari ke pintu depan, tapi yang mereka liat adalah para pria berbadan kekar yang bersimbah darah dan kobaran api yang membakar disalah satu titik rumahnya, tapi sayang sensor kebakaran tidak menyala saat api semakin membesar sebagian besar pegawa sudah keluar menyelamatkan diri sedangkan kakek dan nenek Eri masih sibuk menyelamatkan aset mereka.

Hingga api hampir menghabiskan sebagian bangunan kakek dan nenek Eri tidak juga keluar dari rumah itu. hingga pemadam kebakaran datang memadamkan api. Keduanya ditemukan tewas karena terlalu banyak menghirup carbondioksida dan uap panas sehingga menimbulkan luka bakar ditenggorokan keduanya.

Pagi harinya berita rumah milyader terkenal terbakar menjadi perbincangan dimana, para karyawan berdemo demi upah mereka yang belum dibayar bulan ini. eri menonton berita itu dan tertawa puas. Usahanya tidak sia-sia untuk menyewa salah satu bodyguard dirumah itu untuk bekerja sama dengannya demi menghancurkan rumah dan juga kakeknya.
Kini tidak ada lagi yang akan mengganggu hidupnya, tidak dengan kakek dan neneknya.

END

Inilah akhir cerita Stay With Me, gue ga bisa bantu lebih dari ini.
Kalo mau minta sequel atau semacamnya minta ama mereka aja ya. Author asli di akun ini.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang